PDIP dan Demokrat Panas Lagi
Merdeka.com - Dinamika hubungan PDIP dan Partai Demokrat selalu menarik perhatian. Terlebih lagi, dua tokoh sentral partai ini, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikenal memiliki hubungan politik yang tak harmonis sejak 2004.
Teranyar, 15 Desember lalu, SBY kaget saat tiba di Riau mendapati baliho, spanduk dan bendera Demokrat dirusak. Anehnya, hanya bendera Demokrat yang dirobek dan dibuang ke parit. Sementara bendera di sebelahnya yakni Golkar dan PDIP, baik-baik saja.
Insiden itu menuai beragam spekulasi. Ditambah lagi, tuduhan Wasekjen Demokrat Andi Arief yang mengatakan bahwa perintah merusak alat peraga kampanye partainya yakni berasal dari PDIP.
-
Dimana bentrokan antara PDIP dan PPP terjadi? bentrokan antara Laskar PDIP dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) PPP pecah di kawasan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (15/10) sore hari tadi.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Bagaimana tanggapan Puan soal pertemuan SBY dan Prabowo dengan Megawati? Tidak ada kata tidak. Semua itu masih ada harapan jadi jangan pernah putus asa semuanya pasti masih ada harapan,“ kata Puan, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6).
-
Siapa yang memimpin konsolidasi PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
Demokrat melaporkan kejadian ini ke polisi. PDIP, melalui calegnya, Kapitra Ampera juga sempat mengancam lapor balik karena video yang dirasa menyudutkan partainya atas insiden perobekan bendera Demokrat. Tapi akhirnya Kapitra batal, karena dilarang DPP PDIP.
"Saya tidak pernah menuduh PDI Perjuangan di balik apa yang dilakukan kemarin," jawab SBY santai menanggapi niat pelaporan ke polisi, Minggu (16/12) kemarin.
Belum selesai polemik perobekan bendera, pernyataan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat juga mengundang reaksi kader Demokrat. Djarot mempertanyakan apa yang sudah dibuat SBY selama 10 tahun di Sumatera Utara (Sumut).
"Sampai saya tuh berpikir begini, 10 tahun kita membangun, zaman Pak SBY, yang dibangun di Sumatera Utara ini opo? Ora ono? Sing nikmati?" tanya Djarot di Hotel Sabty Garden, Asahan, Minggu (16/12).
Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan menyayangkan pernyataan Djarot tersebut. Bahkan dia menyindir, Bandara Kualanamu, Medan yang menjadi transportasi Djarot ke Sumatera Utara dibangun saat era SBY.
"Kebetulan saya satu dapil dengan mas Djarot, rute kita kalau turun ke dapil kemungkinan selalu sama," kata Hinca sat dikonfirmasi merdeka.com, Senin (17/12).
"Turun di Bandara Kualanamu atau Silangit sama saja, keduanya pemerintahan Pak SBY bekerja keras agar fasilitas itu bisa kita nikmati berdua ya mas Djarot," sindir Hinca.
Dia juga membeberkan sederet pembangunan yang dilakukan era SBY yang dapat dinikmati oleh warga Sumut. Termasuk tol medan dan pembangkit listrik tenaga bumi.
Hinca menjelaskan, Bandara Kualanami dibangun era SBY dengan anggaran Rp 5,8 triliun. Serta jalur ganda kereta api Medan-Kualanamu dengan biaya Rp 878 miliar.
"Pembangkit tenaga panas bumi Sarula senilai Rp 17,562 triliun dan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dengan biaya Rp 5,25 triliun," tutup Hinca.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto Kristiyanto mengaku jika komunikasi yang dilakukan dengan Partai Demokrat tidak menemukan jalan buntu (deadlock).
Baca SelengkapnyaHerman pun minta doa agar pertemuan SBY dan Megawati dapat terwujud.
Baca SelengkapnyaMegawati dengan Prabowo memiliki hubungan yang sangat dekat.
Baca SelengkapnyaAdapun soal sinyal arah dukungan Demokrat, kata Hasto, sejauh ini masih terlihat baru penjajakan.
Baca SelengkapnyaPolemik ini merupakan buntut dari kandasnya AHY sebagai Bakal Cawapres mendampingi Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaPDIP telah berkomunikasi sebelum Demokrat merapat ke koalisi Prabowo
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, termasuk Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaSecara politik, partai yang dipimpin keduanya, yakni PDIP dan Gerindra menurut Said juga tidak pernah berbenturan baik secara politis maupun ideologis.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keprihatinan konflik yang terjadi di tubuh partai politik.
Baca SelengkapnyaPDIP tengah berkomunikasi intens dengan Demokrat. Hal itu membuat hubungannya PDIP dan Demokrat sangat baik.
Baca SelengkapnyaHubungan Demokrat dan PDIP sebelum Pemilu 2024 sempat cair.
Baca Selengkapnya