PDIP dan Gerindra sepakat tak akan usung calon perseorangan
Merdeka.com - Partai Gerindra dan PDI Perjuangan makin mesra menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017. Terbukti dengan adanya kesamaan akan tak mungkinnya kedua partai ini mengusung calon Gubernur DKI Jakarta yang tidak mengikuti proses penjaringan.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, partainya bersama dengan Gerindra memutuskan untuk tidak mendukung calon perseorangan. Kesepemahaman ini didapatkan usai melakukan buka bersama di kawasan Jakarta Pusat.
"Di pertemuan ini ada persepsi kesepakatan yang sama PDIP dan Gerindra soal pentingnya penguatan peran parpol. Kedua partai sepakat tidak mendukung calon perseorangan," katanya di Jakarta, Senin (4/7).
-
Kenapa Gerindra tidak akan menjadi mayoritas di kabinet Prabowo-Gibran? 'Ya dari Gerindra sedikit lah (jumlahnya),' kata Dasco di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (16/9).
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Apa yang terjadi dengan Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
Walaupun sudah memiliki kesepemahaman, bukan berarti kedua partai ini memutuskan untuk berkoalisi. Hal ini karena keputusan tetap berada di DPP partai masing-masing.
"Semua kami sudah menjaring siapa bakal calon internal partai masing-masing, tinggal menyerahkan sama ketua umum dan tinggal koordinasi. Tinggal bagaimana Pak Prabowo dan Bu Mega komunikasi," ujar Ketua DPRD DKI Jakarta ini.
Dalam Pilgub DKI sendiri, baru Basuki Tjahaja Purnama yang memastikan diri akan maju lewat jalur perseorangan. Meski demikian Basuki alias Ahok didukung Partai Golkar, Hanura dan NasDem.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP menegaskan menghindari pola transaksional dan pembagian sumber daya ekonomi dalam membangun koalisi politik.
Baca SelengkapnyaDjarot memastikan komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP tetap terjalin
Baca SelengkapnyaPDIP sampai hari ini masih terus membuka pintu bagi partai manapun termasuk Golkar untuk berkoalisi.
Baca SelengkapnyaRapimnas PPP telah mengamanatkan untuk berkoalisi dengan PDIP mengusung Ganjar.
Baca SelengkapnyaDiketahui, Pertemuan antara PSI dengan Partai Golkar berlangsung pada Kamis (11/7)
Baca SelengkapnyaPDIP menilai masyarakat akan menguji gagasan bukan seberapa banyak partai gabung koalisi
Baca SelengkapnyaPDIP menilai tidak ada jaminan kerjasama yang terjalin saat ini akan terus abadi.
Baca SelengkapnyaPDIP telah berkomunikasi sebelum Demokrat merapat ke koalisi Prabowo
Baca SelengkapnyaSeluruh kader Partai Golkar sudah menyerahkan keputusan di Pilpres 2024 kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tidak mengharuskan kadernya untuk maju sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku, selalu menghormati seluruh keputusan masing-masing partai politik.
Baca SelengkapnyaPPP menutup rapat-rapat peluang untuk membentuk poros alternatif.
Baca Selengkapnya