PDIP desak MKD segera tuntaskan kasus Setya Novanto
Merdeka.com - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima mengatakan, sidang kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla oleh Ketua DPR Setya Novanto terkait perpanjangan kontrak PT Freepott, saat ini menjadi sorotan publik. Untuk itu, PDIP meminta Majelis Kehormatan Dewan (MKD) agar segera menuntaskan permasalahan tersebut.
"Sorotan publik terhadap lembaga DPR saat ini menurut saya sudah pada tingkatan titik nadir. Mulai dari pimpinan DPR dan komisi. Warna yang tercermin adalah tarik menarik kepentingan. MKD harus segera memutuskan sesuatu, atau jika mentok, bisa saja memutuskan untuk tidak membuat keputusan," ujar Bima, disela acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, di Klaten, Kamis (3/12) petang.
Menurut anggota Komisi VI DPR asal Solo ini, penyelesaian kasus Setnov sangat penting untuk mengembalikan marwah DPR sebagai lembaga representatif rakyat seperti yang telah disepakati bersama setelah reformasi.
-
Apa fokus gugatan PDIP ke MK? Dia mengatakan, dalam gugatan ke MK, pihaknya tidak fokus pada selisih perolehan suara paslon nomor 03 Ganjar-Mahfud dengan paslon pemenang yang diumumkan KPU, tetapi akan fokus pada kecurangan yang terstrukur sistematis masif (TSM).
-
Bagaimana DPR mendorong Polri untuk menuntaskan kasus FP? Selanjutnya, Sahroni terus mendorong Polri agar menuntaskan kasus ini dengan menangkap pelaku utama, yaitu FP.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Bagaimana cara DPR ingin menyelesaikan kasus korupsi? 'Seperti dari yang sudah-sudah, penanganan kasus korupsi terlalu berfokus pada pemenjaraan pelaku, yang itu pun tidak terbukti memberi efek jera.'
-
Apa yang diminta DPR untuk KPK dan Polri? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi 'Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,' tambah Sahroni.
-
Kenapa DPR mengapresiasi Polri? 'Pilkada serentak ini pastinya tidak kalah ‘panas’ dari Pemilu kemarin. Dan salah satu ruang pertarungan ide itu adanya di ruang digital, media sosial. Nah peran Polri di sini yaitu memastikan agar tidak adanya hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konten-konten ujaran kebencian dan fitnah juga harus dipantau. Jangan sampai ada pihak yang sengaja menggiring dan menyesatkan masyarakat. Saya yakin polisi bisa 100% menjaga kondusifitas keamanan sepanjang Pilkada,' ujar Sahroni dalam keterangan (11/9).
"Harus ada rembug bersama soal DPR menyangkut kepentingan-kepentingan yang lebih besar yakni kepentingan rakyat banyak. Saya lihat kepentingan kelompok saat ini sudah mengancam kepenitngan nasional. Ini tugas DPR. Jangan hanya karena soal kasus rekaman pembicaraan Setnov dan bos Freeport, kepentingan rakyat, kepentingan bangsa yang lebih besar dikalahkan," tandasnya.
Bima menyayangkan akibat sikap anggota dewan, sekarang ini ketidakpercayaan publik bukan lagi pada perorangan, tetapi sudah pada institusi. Kepentingan rakyat secara keseluruhan, kata dia harus diutamakan.
"Saya prihatin dengan atmosfir soal pimpinan DPR terkait Freeport, Donald Trum, pembangunan gedung DPR dan lain-lain. Harus mulai dipikirlkan dalam konteks. kenegarawanan, jangan mengedepankan kepentingan kelompok. Dalam setahun ini belum muncul sesuatu yang membanggakan dari DPR," ucapnya.
Bima menilai jika persoalan Setnov berlarut-larut, DPR tidak akan pernah melakukan apa-apa, apalagi soal dinamika ekonomi global. Ia berharap persoalan MKD dan pimpinan DPR harus sesegera ada keputusan.
"Potensi disintegrasi bangsa yang saat ini mengintai, saya kira lebih penting untuk diselesaikan dari pada tarik menarik kepentingan," imbuhnya.
Kalao Setnov dianggap salah, Bima minta MKD harus tegas, untuk menghindarkan kecurigaan. Setnov dan Freeport, kata dia sudah menjadi suguhan dan tontonan yang tidak mengenakkan.
"Setya Novanto bukan pengambil keputusan dalam soal Freeport. Jadi MKD harus segera mengambil keputusan sebelum masa reses habis tanggal 18 Desember," tegasnya.
"Kalau MKD tidak bisa memutuskan ya akui saja tidak bisa memutuskan. Jangan berpanjang-panjang, sehingga cerminan dari DPR akan makin buruk. Omong kosong kita bicara empat pilar kalau pimpinan DPR memberi contoh seperti itu," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus mengatakan, hak angket kecurangan Pemilu 2024 segera diusulkan ke DPR.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto berbicara terkait peluang pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaDia menilai pemeriksaan staf Hasto tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Agus Rahardjo mengungkapkan dirinya pernah dipanggil dan diminta Presiden Jokowi untuk menghentikan penanganan kasus korupsi pengadaan e-KTP
Baca SelengkapnyaKPK tak mempermasalahkan pelaporan ke Dewas tersebut, karena laporan tersebut adalah hak dan bentuk dari pengawasan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPDIP akan menunggu dan menghormati sengketa Pemilu yang bergulir di Mahkamah Konstitusi.
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo sebelumnya menyebut pernah dipanggil ke Istana dan diminta presiden menghentikan kasus korupsi e-KTP melibatkan mantan ketua DPR Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan (PDIP) bakal mendatangi Bareskrim Polri untuk membuat laporan polisi terkait dengan penyitaan HP Hasto.
Baca SelengkapnyaMK diharapkan berani mengadili persoalan sengketa hasil pemilu yang disebabkan pelanggaran secara TSM.
Baca SelengkapnyaMenurut Chico, pemanggilan Hasto tentu dikaitkan dengan aspek politis mengingat saat ini momen Pilkada.
Baca SelengkapnyaSelain meminta Sigit tak lagi ‘bermain’ di Pilkada 2024, Megawati ingin berpesan kepada pucuk tertinggi Korps Bhayangkara itu untuk insaf.
Baca SelengkapnyaAgus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
Baca Selengkapnya