PDIP: Indonesia butuh pemimpin yang tidak emosional
Merdeka.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak mau menanggapi serangan politik yang dilakukan Partai Gerindra. Di berbagai kesempatan, Prabowo Subianto terus menyindir Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto menganggap lumrah sindiran yang dilakukan oleh Prabowo. Teranyar, capres Gerindra itu menyindir PDIP di depan pengurus Muhammadiyah.
"Itu sudah berulang kali disampaikan oleh Pak Prabowo. Kami tetap fokus saja ke rakyat. Dalam pemilu ini hukum yang tertinggi adalah bergerak satu arah menyapa rakyat, bukan menanggapi berbagai bentuk kampanye negatif," ujar Hasto dalam pesan singkat, Jumat (4/4).
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Dimana bentrokan antara PDIP dan PPP terjadi? bentrokan antara Laskar PDIP dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) PPP pecah di kawasan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (15/10) sore hari tadi.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap politiknya? 'Memberikan usulan kepada Ibu Megawati Sukarnoputri selaku ketua umum PDIP pemegang hak prerogatif kongres untuk kemudian disanalah (Rakernas) PDIP akan menentukan sikap politiknya. Akan berada di dalam atau di luar pemerintahan,' ungkapnya.
-
Bagaimana komunikasi PDIP dan Prabowo? 'Saya kira kalau konteksnya dekat itu komunikasi, selama ini komunikasinya bagus-bagus saja (dengan PDIP). Pak Prabowo kan selama ini narasi yang dibangun adalah kita harus bersatu kembali ya,' ucap Doli.
Dia menilai, dalam berkampanye tak perlu saling sindir antar calon pemimpin bangsa. Menurut dia, yang dibutuhkan negeri ini adalah pemimpin yang berjiwa besar. "Negeri ini memerlukan pemimpin yang berjiwa besar," tegas dia.
Selain itu, dia juga menambahkan, Indonesia butuh pemimpin yang mampu menjadi penengah. Bukan pemimpin yang emosional. "Pemimpin yang mampu merangkul berbagai macam perbedaan, dan pemimpin yang tidak emotional. Jadi kami tidak menanggapi secara khusus," pungkasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaMegawati merasa tidak perlu melawan opini negatif kepada dirinya dan PDIP.
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaAnalis politik Arifki Chaniago mengatakan PDIP masih ragu-ragu apakah berkoalisi atau menjadi oposisi
Baca SelengkapnyaPDIP menjadikan energi kekecewaan itu menjadi semangat untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaPrabowo meminta kepada pihak-pihak yang tidak mau diajak kerja sama untuk tidak mengganggu.
Baca SelengkapnyaMenurut JK, seorang pemimpin itu harus tenang, dan tidak emosional
Baca SelengkapnyaPDIP menyatakan tidak takut dengan keputusan Gerindra mengusung Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di Pilkada Jateng.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaNamun, kata dia untuk membangun peradaban politik yang berpihak kepada kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, Gerindra partai pendekar. Tidak mau memainkan narasi kebencian dan politik pecah belah.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku enggan mencampuri kedaulatan partai politik lain termasuk PSI yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap Ganjar.
Baca Selengkapnya