Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PDIP ingatkan kader soal pragmatisme dan transaksional politik

PDIP ingatkan kader soal pragmatisme dan transaksional politik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan kuliah umum di Unair Surabaya.. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengingatkan, para kader bahwa partai tidak hanya bangga oleh identitas sejarah sebagai partai yang terus menerus memperjuangkan ide, gagasan, pemikiran, dan cita-cita Bung Karno. Namun juga, PDIP terus membumikan ajaran Bung Karno.

"Perjuangan politik Bung Karno adalah mewujudkan gambaran Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian, melalui bangunan kebudayaan Indonesia yang dicirikan oleh gotong royong dan musyawarah mufakat," kata Hasto saat memberikan pengarahan pada acara bimbingan teknis anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dari PDI Perjuangan se-Jawa Timur di Batu, Jawa Timur, Minggu (31/7).

Hasto juga mengingatkan perjuangan itu tidaklah mudah. Politik devide et impera yang terus bekerja, dan posisi Indonesia yang kaya dan strategis menjadikan Indonesia sebagai rebutan kepentingan asing.

"Di dalam negeri gejalanya juga mengkhawatirkan, pragmatisme politik menggejala dan kekuasaan hanya dilihat sebagai transaksi kepentingan. Pragmatisme politik ini harus dicegah. PDIP harus betul-betul mempraktikkan politik ideologis-substansial, yang tolak ukurnya adalah dukungan rakyat melalui kerja kongkret di lapangan," bebernya.

Atas berbagai tantangan yang dihadapi PDIP, termasuk bagaimana mendorong peningkatan efektivitas dukungan dan kinerja pemerintahan, dan pada saat bersamaan PDIP harus terus memperbaiki diri, maka Hasto meminta agar setiap anggota PDIP tidak boleh cepat berpuas diri.

Hasto juga mengingatkan para anggota legislatif merupakan representasi wajah partai. Sehingga diharapkan mereka mampu menampilkan wajah partai di tengah masyarakat.

Dia berpesan agar berpolitik dengan penuh semangat, penuh kreativitas, dan kegembiraan politik untuk rakyat. Salah satunya dengan mendengarkan musik yang sarat pesan kebangsaan dan nasionalisme.

Pada akhir sambutannya, Hasto mengajak seluruh peserta untuk menyanyikan lagu Gebyar-gebyar karya Gombloh dan lagu Nusantara yang dipopulerkan band legendaris Koes Plus. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara membangun semangat sebagai cerminan kegembiraan politik dalam perjuangan. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP