PDIP Jatim tak mau terbuai Jokowi effect di Pemilu 2019
Merdeka.com - Diakui atau tidak, pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih memberi dampak positif bagi politik elektoral di Tanah Air. Buktinya, banyak partai politik ramai-ramai mengusung Jokowi dua periode. Harapannya, meraih suara signifikan di Pileg 2019.
Sementara itu PDIP tidak ingin berandai-andai soal Jokowi effect. Untuk itu, PDI Perjuangan lebih fokus pada kerja politiknya untuk meraih kemenangan, khususnya memenuhi target 20 persen suara di Jawa Timur.
Ditegaskan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kusnadi, bahwa pengaruh Jokowi harus dilihat dari dua sisi: positif dan negatif. "Kita tidak berandai-andailah, tidak berandai-andai apakah ada Jokowi effect atau tidak ada Jokowi effect. Iya toh?" kata Kusnadi usai mendaftarkan 120 caleg ke KPU Jawa Timur, Selasa (17/7) malam.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Kenapa Jokowi dibolehkan ikut kampanye? Undang-Undang Pemilu tidak melarang seorang presiden untuk ikut kampanye, apakah untuk pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Beleid yang sama juga tidak melarang kepala negara untuk berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon presiden.
-
Bagaimana Prabowo mendapatkan dukungan dari Jokowi? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
-
Bagaimana efek persatuan Jokowi dan Prabowo? “Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum,“ sambungnya.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Tapi yang bisa kita lakukan adalah bekerja. Iya kalau ada Jokwoi effect, kalau tidak ada jokowi effect? Lemah. Tenggelam kan kita? Alhamdulillah kalau (memang) ada Jokwoi effect, kita akan mendapatkan lebih dari itu," ungkapnya lagi.
Namun, dengan kerja keras tanpa terpengaruh dengan istilah Jokowi effect, Kusnadi menyebut, perolehan suara partainya tetap stabil. Bahkan bisa melampau target. "Kalau tidak ada Jokowi effect, kita juga akan mendapatkan sebagaimana yang kita raih. Jadi kita harus tetap bekerja, bekerja, dan bekerja."
"Karena biar bagaimanapun, Jokowi effect itu bisa bersifat positif, tapi juga bisa berdampak negatif, gitu toh? Dan juga percaya bukan hanya Jokowi effect, tapi PDI Perjuangan effect juga bisa mempengaruhi Jokowi, kan begtu," sambung Kusnadi yang juga wakil ketua DPRD Jawa Timur.
Sehingga menurut Kusnadi, antara PDI Perjuangan dan Jokowi effect, bisa saling mempengaruhi. "Jadi ini tidak hanya satu sisi, tapi dua-duanya bisa mempengaruhi, oleh karena, maka kita jangan berandai-andai, kita tidak berangan-angan."
Yang terpenting, masih kata Kusnadi, seluruh kader dan Caleg dari PDI Perjuangan bekerja mendekatkan diri pada konstituen. Sehingga di Pileg 2019 nanti, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini mampu memenuhi target suara di Jawa Timur, yaitu 20 persen. "Dan bagi kita akan ketemu. Tidak bergantung kita, kalau bergantung mati kita," selorohnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaPantai pemenang pemilu 2019 adalah PDIP. PDIP berhasil meraih posisi pemenang dengan jumlah kursi terbanyak di parlemen.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca Selengkapnya“PDIP perlu waspada, karena ‘Jokowi Effect’ di Pilpres itu pernah nyata terjadi,” ungkap Luthfi.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres naik signifikan mengalahkan Mahfud MD dan Cak Imin.
Baca SelengkapnyaPSI hanya menarik 3 persen dari pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi.
Baca Selengkapnya