PDIP: Koalisi Prabowo Percaya Quick Count Terkait Partai, Tapi Tolak Hasil Pilpres
Merdeka.com - PDI Perjuangan menampilkan perhitungan internal partai kepada publik sebagai bentuk transparansi penghitungan suara pemilu. Hal tersebut untuk menantang Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga buka-bukaan metode hitung cepat yang diklaim memenangkan paslon 02.
PDIP menampilkan perhitungan yang diperbaharui berkala secara online. Perhitungan itu melalui form C1 yang diterima saksi partai di daerah-daerah. PDIP memiliki kamar hitung di kantor partai dari tingkat kecamatan.
Sampai siang ini, data yang masuk 7,75 persen atau 59.503 dari 809.306 TPS. Data tersebut menunjukkan 63 persen untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf dan 37 persen untuk Prabowo-Sandi. Atau sekitar 10 juta pemilih.
-
Hasil quick count Pilkada DKI 2017, siapa yang menang? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Apa hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Kapan quick count Pilkada DKI 2017 diumumkan? Pada hari pemungutan suara, berbagai lembaga survei menggelar quick count untuk memberikan estimasi hasil pemilihan secara cepat.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa yang diklaim Prabowo selama kampanye? Calon Presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto mengaku banyak mendapat nyinyiran dan ledekan bahwa hanya bisa menjual program-program Presiden Joko Widodo saat kampanye Pilpres 2024.
-
Mengapa quick count penting dalam Pemilu? Quick count dapat memberikan gambaran awal tentang hasil pemilu sebelum real count selesai. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk mengetahui perkembangan politik dan mengantisipasi kemungkinan konflik atau kontroversi.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku siap sistemnya diaudit. Sampai menantang kubu Prabowo menunjukkan data yang mereka miliki.
"Ini siap diaduit bahkan KPU kalau mau membandingkan antara data kami dengan Gerindra, BPN, kami juga siap untuk dicek sistemnya," kata Hasto saat konferensi pers di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Hasto mengatakan ada ironi dari sikap partai politik pendukung Prabowo-Sandi terkait hitung cepat Pemilu 2019. Sebab, partai-partai mendukung Prabowo-Sandi menerima hasil hitung cepat terkait partai. Namun di sisi lain, koalisi menolak hasil hitung cepat Pilpres yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
"Kita melihat situasi sekarang partai politik pendukung Prabowo-Sandi pun mengakui quick count untuk partai politiknya. Sehingga sangat ironi ketika parpol quick count diterima kemudian untuk quick count pilpres tidak diterima," ujar Hasto.
Hasto juga menyinggung saat Pilkada DKI Jakarta 2017. Prabowo yang mengusung Anies-Sandi, menerima hasil hitung cepat ketika itu.
Berbeda dengan sikapnya sekarang. Prabowo, kata Hasto, tidak cuma menolak hitung cepat. Melainkan, sampai tiga kali deklarasi kemenangan dengan angka yang berbeda.
"Pak Prabowo di DKI yang memenangkan pak Anies-Sandi juga menggunakan hitung cepat sebagai instrumen hitung cepat yang bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya dari aspek metodologi," kata Hasto.
Kendati demikian, Hasto tidak ingin sesumbar pihaknya telah menang Pilpres ini. Dalam hitung cepat telah menang dengan angka 54 persen. Seperti yang telah diminta Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ibu Megawati mengingatkan kami kita semua sebaiknya menunggu proses rekapitulasi secara berjenjang oleh KPU," tandasnya.
Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional PDI Perjuangan, Arif Wibowo menyebut data yang diambil ini secara acak. Bukan hanya basis suara partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Ini adalah secara acak semua yang TPS C1 nya masuk silakan diinput. Nanti akan kelihatan bergerak," katanya.
Arif menyebut data ini sengaja ditampilkan sebagai pengetahuan kepada masyarakat. "Kita ini memberitahukan ini untuk mengajak masyarakat berpikir cerdas. Lha supaya berpikir cerdas inginkan data bergerak. Dan itu hasilnya adalah dari mereka input di setiap cabang kantor kita langsung masuk ke pusat," jelas Arif.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anomali terekam dalam hitung cepat atau quick count.
Baca SelengkapnyaHasil quick count di sejumlah lembaga survei, suara Prabowo-Gibran sementara unggul.
Baca SelengkapnyaQuick Count dari CSIS berdasarkan suara masuk 75 persen di DKI-Banten, Anies kalah dari Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, tidak ada yang perlu disesalkan atas hasil penghitungan cepat yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei.
Baca SelengkapnyaQuick Count Akhir Cyrus Network-CSIS: Prabowo-Gibran 58,25%, Anies-Cak Imin 24,91 %, Ganjar-Mahfud 16,84 %
Baca SelengkapnyaQuick Count CSIS 35,4 Persen Suara Masuk: Anies 23,7 Persen, Prabowo 59,29 persen, Ganjar 17,34 Persen
Baca SelengkapnyaJokowi meminta Prabowo-Gibran ojo kesusu dan sabar menunggu hasil resmi dari KPU meski menang telak di quick count.
Baca SelengkapnyaQuick Count CSIS dari hasil suara masuk 73,8 persen di Bali-NTT-NTB, Prabowo unggul jauh.
Baca SelengkapnyaQuick Count CSIS 90,8 Persen Suara Masuk: Anies 24,94 Persen, Prabowo 58,25 Persen, Ganjar 16,81 Persen
Baca SelengkapnyaQuick Count CSIS 69 Persen Suara Masuk di Jatim: Anies 16,66 Persen, Prabowo 65,92 Persen, Ganjar 17,42 Persen
Baca SelengkapnyaAHY tegas menolak wacana hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Prabowo tetap menunggu real count hasil perhitungan dari KPU.
Baca Selengkapnya