Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PDIP minta SBY beri sanksi ketua Demokrat yang walkout saat Jokowi pidato

PDIP minta SBY beri sanksi ketua Demokrat yang walkout saat Jokowi pidato Hendrawan Supratikno. ©2017 dok foto dok ri

Merdeka.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyayangkan ada kader Demokrat yang meninggalkan ruangan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato politik di Rapimnas Demokrat, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3) lalu. Dengan alasan kecewa atas kepemimpinan Jokowi, Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memilih walkout.

Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno menilai, Ferdinand harus diberikan sanksi oleh Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sebab, kehadiran Jokowi atas undangan AHY yang datang ke Istana.

"Harus dikasihani, karena bisa diberi sanksi oleh Pak SBY atau Pak AHY," kata Hendrawan saat dihubungi merdeka.com, Selasa (13/3).

Orang lain juga bertanya?

Hendrawan mengingatkan, SBY pernah meminta para kader Demokrat harus disiplin. Sehingga dia melihat, manuver yang dilakukan Ferdinand ini justru bukti ketidakdisiplinan kader Demokrat.

"Pak SBY sendiri yang meminta kader disiplin. Ditanyakan saja kepada teman-teman Demokrat, apa ini masuk kategori ketidakdisiplinan yang dimaksud. Kalau masuk, ini ujian pertamanya. Kecuali bila terbukti yang bersangkutan sakit perut," kata Wakil ketua Fraksi PDIP di DPR ini.

Hendrawan memahami bahwa aksi mantan relawan Jokowi di Bara JP itu bukan persoalan PDIP. Tapi dia menganggap, apa yang telah dilakukan oleh Ferdinand bentuk pelecehan terhadap acara Rapimnas Demokrat itu sendiri.

"Tindakan tersebut adalah pelecehan terhadap acara yang disusun panitia, bentuk ketidaksetujuan dengan AHY yang mengundang Presiden, dan tamparan untuk SBY yang juga pernah menjadi Presiden," terang Hendrawan.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka acara Rapimnas Partai Demokrat di Sentul, Bogor pada Sabtu (10/3) lalu. Rupanya, pada saat Jokowi memberikan pidatonya di depan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ada kader partai yang memilih keluar ruangan alias 'walkout'.

Dia adalah Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Ferdinand pun kaget, aksi walkout ini akhirnya diketahui oleh media massa.

"Inilah bentuk protes saya. Dan itu protes terbaik menurut saya daripada saya acungkan kartu kuning atau kartu merah. Kan tidak elok. Saya keluar dengan diam dan tidak teriak-teriak. Saya pun kaget kebapa hal ini harus ramai," kata Ferdinand saat dihubungi merdeka.com, Selasa (13/3).

Ferdinand pun memberikan alasan kenapa pilih keluar ruangan saat Jokowi pidato. Menurut dia, ada sejumlah hal yang membuatnya kecewa dengan kepemimpinan Jokowi.

"Saya memilih keluar ketika Pak Jokowi akan menyampaikan pidato adalah sebagai bentuk ekspresi kekecewaan saya atas banyak janji yang tidak terealisasi. Salah satunya terkait utang luar negeri," kata Ferdinand yang juga mantan relawan Jokowi, Bara JP pada Pilpres 2014 lalu.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Detik-Detik SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol: Lihat Sini Kamu, Jangan Bicara!
VIDEO: Detik-Detik SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol: Lihat Sini Kamu, Jangan Bicara!

SBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol saat Beri Arahan di Sragen Jateng
VIDEO: SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol saat Beri Arahan di Sragen Jateng

Peristiwa tidak disangka terjadi ketika SBY mendadak marah sampai menunjuk ke arah kader.

Baca Selengkapnya
PDIP: Siapa yang Coba Ganggu Ketum, akan Kami Lawan
PDIP: Siapa yang Coba Ganggu Ketum, akan Kami Lawan

PDIP tak membantah ada upaya dari Presiden Ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) mengobok-obok PDIP.

Baca Selengkapnya
PDIP: Kebijakan Presiden Dipertanggungjawabkan di Hadapan Rakyat
PDIP: Kebijakan Presiden Dipertanggungjawabkan di Hadapan Rakyat

Hasto Kristiyanto pun mencontohkan soal data impor beras karena terbukti tahun ini harus impor 6 juta.

Baca Selengkapnya
Aksi SBY Marah sampai Menegur Orang Tidur dan Ngobrol saat Pidato
Aksi SBY Marah sampai Menegur Orang Tidur dan Ngobrol saat Pidato

SBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan PDIP Pecat Effendi Simbolon, Ada Kaitan dengan Jokowi
Ini Alasan PDIP Pecat Effendi Simbolon, Ada Kaitan dengan Jokowi

Jur bicara PDIP Aryo Seno Bagoskoro membeberkan alasan partainya memecat Effendi Simbolon.

Baca Selengkapnya
Jokowi Respons soal Effendi Simbolon Dipecat PDIP karena Bertemu Dengannya: Kenapa Kalau Ketemu?
Jokowi Respons soal Effendi Simbolon Dipecat PDIP karena Bertemu Dengannya: Kenapa Kalau Ketemu?

PDIP memecat Effendi Simbolon karena berkomunikasi dengan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Momen SBY Meradang Lihat Kader Demokrat Ngobrol Saat Konsolidasi di Jateng: Lihat Sini Kamu!
Momen SBY Meradang Lihat Kader Demokrat Ngobrol Saat Konsolidasi di Jateng: Lihat Sini Kamu!

SBY menegur kadernya, karena mengobrol ketika konsolidasi Partai Demokrat di Sragen

Baca Selengkapnya
Respons Jokowi soal Kekecewaan PDIP
Respons Jokowi soal Kekecewaan PDIP

Tidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.

Baca Selengkapnya
PDIP Pecat Jokowi, Ganjar: Jelas Tidak Ikut Aturan Partai
PDIP Pecat Jokowi, Ganjar: Jelas Tidak Ikut Aturan Partai

Ganjar menilai pemecatan terhadap Jokowi merupakan langkah yang tepat.

Baca Selengkapnya
27 Kader PDIP Terancam Dipecat Karena Langgar Disiplin!
27 Kader PDIP Terancam Dipecat Karena Langgar Disiplin!

Hasil evaluasi, tercatat ada 27 orang kader partai yang terancam terkena sanksi pemecatan.

Baca Selengkapnya
Megawati Singgung Budiman Sudjatmiko saat Beri Arahan ke Kader PDIP Yogyakarta
Megawati Singgung Budiman Sudjatmiko saat Beri Arahan ke Kader PDIP Yogyakarta

Budiman baru saja menyatakan dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya