PDIP: Pidato Mega agar Jokowi taat konstitusi bukan dengar pembisik
Merdeka.com - Ketua DPP PDIP, Rokhmin Dahuri menilai tak ada yang salah pada pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menyinggung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, hal itu dilakukan agar Jokowi, sapaan Joko Widodo, taat pada konstitusi.
"Sebenarnya kalau kita cermati dengan baik pidato Ibu Mega itu tambahan saja. Tentang utama institut kebangsaan yang baik. Beliau ingin membantu Pak Jokowi menjadi pemerintah yang taat pada konstitusi karena begitu pemimpin tidak taat pada konstitusi maka hanya akan mendengar bisikan sekelompok orang," kata Rokhmin saat dikonfirmasi, Jakarta, Sabtu (11/4).
Bukan hanya itu, menurutnya masih banyak kader PDIP yang lupa kalau dirinya dibesarkan oleh partai. "Saya mencermati banyak saudara-saudara kita ingin jadi tanpa memperbesar partai. Selama ini Parpol sekarang belum sempurna," ungkapnya.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Disinggung apa pidato Mega mengindikasikan PDIP tidak memiliki kuasa langsung kepada Jokowi. Rokhmin mencontohkan sistem partai politik di Amerika.
Dia mengatakan, Jokowi sama seperti Presiden negara adikuasa Obama selalu berkoordinasi dengan partai oposisi di mana seharusnya seorang Presiden harus melakukan koordinasi dengan partai pendukung.
"Susah maaf maaf nih kalau kita menilai dari Presiden Obama, dengan memposisikan partai oposisi Obama selalu kembali demokrasi. Seharusnya kembali lagi ke partai pendukung bukan melenggang sendiri," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam arahannya, Megawati dua kali menyebut nama Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai pernyataan Megawati ditujukan untuk internal PDIP.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menegaskan kepada Airin Rachmi Diany agar bersuara keras jika bergabung dengan PDIP dan menemukan kecurangan TSM.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatakan Presiden Jokowi soal kepemimpinan.
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya, Megawati meminta kader PDIP ingat dirinya sebagai pemimpin partai.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku pernah berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaPDIP memandang kekuasaan harus diperjuangkan bersama rakyat.
Baca SelengkapnyaRibka Tjiptaning menilai Jokowi menampakkan kesombongan setelah berkuasa.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyinggung orang non kader berpeluang jadi ketua umum di partainya
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Baca SelengkapnyaAria Bima juga membantah anggapan jika partainya mengabaikan partai-partai kecil.
Baca SelengkapnyaPernyataan Megawati tersebut digaungkan berkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Efriza menilai sulit jika Jokowi ingin mengambil alih PDIP.
Baca Selengkapnya