PDIP Respons Rencana Jokowi Cawe-Cawe di Pilpres 2024
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui akan melakukan cawe-cawe dalam politik. Hal itu, dilakukan Jokowi demi kepentingan negara.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menjelaskan, jika istilah cawe-cawe berasal dari Jawa Tengah. Dia menilai, istilah tersebut bisa berdampak positif asal sesuai dengan keadaban dan kepatutannya.
"Cawe-cawe ini bahasa kosakata diksi Jawa diksi Jawa Tengah. Kalau orang Jawa Tengah tahu cawe-cawe itu artinya adalah akan ikut campur ikut mewarnai," katanya di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5).
-
Apa makna Pacu Jawi? Kegiatan Pacu Jawi ini bukanlah hanya bagian dari menghibur saja. Namun bagi masyarakat setempat kegiatan tersebut menyimpan banyak nilai-nilai filosofi.
-
Kenapa Jokowi memanggil Prabowo 'Mas Bowo'? 'Kemarin-kemarin saya masih dipanggil Menhan kan sekarang sudah lebih akrab Mas Bowo,' kata Prabowo, saat halal bi halal di PBNU, Jakarta, Minggu (28/4).
-
Mengapa Pacu Jawi dilakukan? Dikutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Pacu Jawi sendiri bagian dari upaya para petani dalam menemukan cara untuk membajak sawah mereka dengan baik dan benar.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Kenapa kata-kata capek sering digunakan? Rasa lelah dan letih dalam menjalani hidup terkadang dapat muncul begitu saja ke dalam kehidupan siapa saja. Merasa lelah dan capek tentu merupakan suatu perkara yang wajar.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata capek? Kata-kata capek bisa menjadi stimulus bagi seseorang agar tidak terbelenggu di dalam perasaan capek dan kehilangan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
"Tetapi cawe-cawe yang berkelebihan tentu nanti ada yang kurang bersepakat, maka cawe-cawe nya itu adalah cawe-cawe yang sesuai dan keadaban yang ada," sambung Pacul.
Dia pun mengingatkan, agar cawe-cawe yang dilakukan Jokowi bukan untuk mengintervensi. Terlebih, dalam penentuan capres dan cawapres, sebab kewenangan tersebut berada di partai politik.
"Maka saya katakan kepatutannya cawe-cawe dalam bahasa Jawa ada kepatutannya ga boleh cawe-cawe mengintervensi itu enggak boleh," tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa dirinya cawe-cawe atau ikut-ikutan demi kepentingan bangsa dan negara. Namun, Jokowi tidak menjelaskan maksud cawe-cawe tersebut.
Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu para pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/5).
Awalnya, Jokowi membahas soal momentum negara dalam 13 tahun ke depan, sehingga dibutuhkan pemimpin agar Indonesia tumbuh positif.
"Jadi Pak Jokowi menegaskan saya tidak netral dalam hal ini. 'Memang betul saya cawe-cawe tapi untuk kepentingan nasional'," kata kata GM News and Curent Affairs Kompas TV Yogi Nugraha usai pertemuan di Istana Negara.
Soal cawe-cawe ini, Jokowi mengartikan soal momentum negara dalam 13 tahun kedepan. Hal ini untuk kepentingan Indonesia.
"Saya tahu cara cawe-cawe saya tau persis bagaimana cara berpolitik yg baik, ketika ditanya bagaiamana capres cawapres mengarah pada siapa, presiden mengatakan masih jauh dan itu urusan parpol," kata Yogi.
"Jadi presiden mengatakan cawe-cawe lebih kepada untuk urusan kepentingan nasional menjaga momentum 13 tahun, menjaga bonus demografi saya harus cawe-cawe," sambungnya.
Soal pilpres 2024, kata Yogi, Jokowi tidak mengarahkan mendukung calon tertentu. Jokowi hanya menunggu siapa capres-cawapresnya yang mendaftar.
"Kalimat pemilu misalnya ya tungggulah masih jauh, pak presiden terakhir mengatakan lebih baik kita tunggu siapa yang daftar siapa capres cawapresnya," ungkapnya.
"Tapi yang berkali kalau gak salah lebih dari 7 kali megatakan cawe, bahkan sekali lagi ya mau closing sekali lagi ya cawe-cawe seperti beri pesan memang saya cawe-cawe," pungkasnya.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo secara terang-terangan mengaku cawe-cawe.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman menyebut, rakyat pun tak terima jika Presiden Jokowi selalu dituding melakukan cawe-cawe.
Baca SelengkapnyaBambang Pacul yang sangat senior dan syarat pengalaman di DPR menjadi nilai plus tersendiri.
Baca SelengkapnyaKetika 2014 pun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan hal yang sama.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Puan Maharani menargetkan Jawa Tengah tetap menjadi kandang banteng di tengah blusukan Jokowi dan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaDia siap membantu untuk memenangkan kader PDIP Andika Perkasa jika ditugaskan maju di Pilgub Jateng.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyodorkan Kaesang di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaKetua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryato alias Pacul, melaporkan kepada Puan Maharani selaku panglima tempur PDIP.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga menekankan tentang konsolidasi 3 pilar partai.
Baca SelengkapnyaNusron menyampaikan istilah cebong dan kampret bukan dicetuskan Jokowi ataupun Prabowo.
Baca SelengkapnyaAHY menilai praktik cawe-cawe harus dicegah bersama agar demokrasi tidak mundur.
Baca SelengkapnyaKaesang juga menegaskan tidak mendapat arahan dari ayahnya untuk silaturahmi dengan relawan ABJ.
Baca Selengkapnya