PDIP sambut positif KSB sebagai kompetitor di Pilwali Surabaya
Merdeka.com - Jelang turunnya rekomendasi pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana sebagai bakal calon wali kota (Bacawali) dan Bacawawali Kota Surabaya, Jawa Timur periode 2015/2020, PDIP mulai memperkuat jaringannya ke bawah.
Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini, terus menggelar konsolidasi di internal partainya. Bahkan, mereka telah mempersiapkan agenda Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus), pada 12 Juli mendatang.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Siapa yang memimpin konsolidasi PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Bagaimana Golkar dapat mengonsolidasikan suara? “Rata-rata kami mempunyai 5 juta kader, jadi kalau dikalikan 10 saja, bisa menghitung, paling tidak ada 50 juta suara yang bisa kami konsolidasikan dari Hasta Karya ini,“ Diketahui, Partai Golkar memiliki sepuluh ormas.
-
Apa keputusan politik yang akan diambil oleh PDIP? Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengatakan, partainya siap berada di dalam pemerintahan ataupun mengambil jarak dengan pemerintah sebagai oposisi.
Untuk masalah rekomendasi yang akan segera turun, dikatakan Ketua DPC PDIP Surabaya, sekaligus Bacawawali, Whisnu Sakti Buana, rencananya akan disampaikan langsung oleh Sekjen DPP, Hasto Kristyanto.
"Menjelang turunnya rekom itu, kondisi internal dan eksternal sudah siap. Kita pastikan siap tempur di Pilwali Surabaya, Desember mendatang," kata Whisnu saat ditemui usai dialog dengan warga Pagesangan, Jumat sore (26/6).
Dalam dialog sambil menunggu buka puasa itu, politisi yang akrab disapa WS ini diminta segera mempersiapkan Rakercabsus secepatnya, agar kesolidan di internal partai tetap tejaga.
"Insya Allah (Rakercabsus) nanti Pak Sekjen (Hasto Kristyanto) yang memimpin. Rencananya akan kita gelar pada 12 Juli mendatang," jawab WS.
Sementara terkait kabar enam partai politik (Parpol) yang akan membentuk koalisi besar menghadang dominasi pasangan calon incumbent, WS mengaku merespon positif rencana tersebut.
Enam Parpol yang akan segera mendeklarasikan koalisi besar --kabarnya bernama Koalisi Surabaya Baru (KSB)-- pada Senin depan itu, yakni lain PKB, PKS, Gerindra, Demokrat, Golkar dan PAN. "Kita menyambut baik upaya itu. PDIP tidak merasa tersaingi dengan adanya KSB itu," kata WS menanggapi santai.
Justru, WS menilai, upaya partai-partai lain membentuk koalisi itu, merupakan alternatif yang harus dihormati. "Seperti wacana aklamasi maupun Pilwali secara mufakat, itu juga pilihan. Intinya kami menghormati hal itu," pungkas politisi yang masih menjabat sebagai wakil wali kota Surabaya ini.
Sebelumnya, saat tersiar kabar PDIP akan segera menerbitkan rekomendasinya untuk pasangan Risma-Whisnu, enam Parpol besar di Surabaya, mulai merapatkan barisan.
Terlebih lagi, muncul isu wacana aklamasi yang siap memenangkan pasangan calon petahana itu. "Kemarin malam perwakilan enam Parpol berkumpul membicarakan koalisi partai besar," kata Wakil Ketua I DPC PKB Surabaya, Satuham waktu itu.
Pertemuan itu membahas masalah bakal calon yang akan dimunculkan untuk menandingi kekuatan incumbent di Pilwali Surabaya. "Kami memang realistis dengan situasi politik saat ini, sehingga koalisi partai besar itu Insya Allah akan dilaunching minggu depan," lanjut Satuham.
Menurutnya koalisi partai besar ini akan mementahkan rencana PDIP soal aklamasi. "Kalau aklamasi, PDIP terlalu enak lah," tandasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika PKB mengusung kadernya menjadi cagub di Pilkada Jakarta, maka PDIP menjadi cagub di Pilkada Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPDIP terus melakukan komunikasi sejumlah partai untuk berkoalisi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPDIP menyatakan kesiapannya melawan koalisi gemuk KIM plus dalam Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditanya mengenai isu dibentuknya Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus dibentuk sebagai upaya untuk meninggalkan PDIP di Pilkada
Baca SelengkapnyaPenyataan Djarot membalas PKS yang menyatakan pemilihnya tidak mungkin mendukung pasangan calon yang diusung PDIP di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaKetua Umum partai PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menegaskan sudah tidak ada niat lagi untuk bersama Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP mengklaim memiliki sejumlah kader yang mumpuni diusung di Pilgub Jatim.
Baca SelengkapnyaEriko mengatakan, dalam membangun kerja sama tidak ada partai yang bisa mengedepankan egonya.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto tersenyum lebar saat mendengar keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah ambang batas atau threshold
Baca SelengkapnyaPKS memiliki 18 kursi di DPRD DKI, sehingga masih membutuhkan empat kursi untuk mengusung di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP membuka peluang untuk bersama mengusung calon kepala daerah di Pilkada DKI Jakarta 2024
Baca SelengkapnyaKemungkinan itu terbuka tentunya menyikapi putusan Mahkamah Konsitusi (MK) memutuskan pengusungan Calon Kepala Daerah tidak lagi bergantung jumlah kursi DPRD.
Baca Selengkapnya