PDIP santai parpol pendukung geram Ahok dijadikan cawagub
Merdeka.com - PDIP sedang melakukan simulasi untuk mendapatkan jagoan ideal di Pilgub DKI 2017. Menariknya, dalam simulasi itu, nama bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masuk dalam simulasi itu. Namun, bukan sebagai calon DKI 1, tetapi sebagai pendamping dari kader internal yang akan diusung PDIP.
Pertimbangan memplot Ahok sebagai cawagub didasarkan pada jumlah kursi di Jakarta. PDIP memiliki suara terbanyak di Jakarta dengan 28 kursi. Jika dihitung, Ahok bersama 3 partai pendukung hanya bisa mengumpulkan 24 kursi.
Ternyata, langkah PDIP yang menaruh Ahok sebagai pendamping membuat partai pendukungnya geram. Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Perreira mengatakan pihaknya santai menanggapi respons dari parpol pendukung Ahok.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Siapa senior Anang di PDIP? Tentu saja, dia adalah seorang senior. Di PDI Perjuangan, dia adalah senior. Saya masih junior.
-
Apa yang disepakati PDIP dan Anies? Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan terus dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
-
Kenapa PDIP mempertimbangkan Anies untuk Pilgub Jakarta? 'Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua,' jelas dia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
"Santai saja PDIP. Biarin saja enggak apa-apa. Biasa saja teman-teman Ahok saja enggak apa-apa juga," kata Andreas saat dihubungi merdeka.com, Jumat (26/8).
Apalagi, kata Andreas, Ahok sendiri juga mengaku tak masalah dengan simulasi tersebut. Bahkan beberapa waktu lalu, Ahok menganggap posisinya sebagai gubernur hanya akting.
"Tapi Ahok kan enggak apa-apa. Ahok sendiri sudah kasih jawaban. Ahok yang berkepentingan langsung saja enggak apa-apa kok," tegasnya.
Anggota Komisi I DPR ini menambahkan bila simulasi telah selesai dilakukan dan diputuskan Ketum Megawati Soekarnoputri, PDIP akan segera mengumumkannya.
"Nanti akan diumumkan hasil simulasinya. Kita punya opsi-opsi dong soal itu. Nanti kalau sudah diputuskan pasti diumumkan," pungkasnya.
Politisi NasDem Irma Suryani Chaniago menilai, wacana PDI Perjuangan untuk menjadikan Ahok sebagai calon wakil gubernur di Pilkada DKI 2017, bertentangan dengan aturan KPU. Menurut dia, UU Nomor 10/2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, tegas melarang Ahok maju kembali menjadi seorang Cawagub.
"Itu kan cuma simulasi. Aturan KPU-nya enggak memungkinkan gubernur jadi wagub. Tidak baca aturan KPU ya," kata Irma di Jakarta, Kamis (25/8) kemarin.
Dia menambahkan, dalam UU Nomor 10/2016 pasal 7 ayat 2 (o), disebutkan, belum pernah menjabat sebagai Gubernur untuk calon Wakil Gubernur, atau Bupati/Walikota untuk Calon Wakil Bupati/Calon Wakil Walikota pada daerah yang sama.
Irma menduga, gagasan untuk menjadikan Ahok sebagai cawagub bukanlah keputusan dari DPP PDIP. Melainkan keputusan individu perorangan di dalam partai tersebut yang menurutnya tidak paham aturan KPU.
Tak hanya NasDem, Partai Hanura pun tak terima jagoan yang digadangnya dijadikan cawagub. Ketua DPP Hanura, Miryam S Haryani menduga hal itu menunjukkan sebuah kekhawatiran partai yang belum memiliki jagoan di Pilgub DKI.
"Itu kegamangan parpol yang belum memutuskan pasangan di Pilkada DKI," kata Miryam kepada merdeka.com, Kamis (25/8).
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto mengaku enggan mencampuri kedaulatan partai politik lain termasuk PSI yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap Ganjar.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, dalam demokrasi tidak mengenal kata pelipur lara. Dia membantah kehadiran Partai Gelora hanya menjadi pelipur lara, setelah ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaBagi Ganjar itu hak politik seseorang menentukan pilihan.
Baca SelengkapnyaMenurut Andika, keakraban kedua purnawirawan jenderal TNI itu sesuatu yang baik.
Baca SelengkapnyaDia mengaku komunikasi Partai Golkar dengan PDIP sejauh ini berlangsung baik.
Baca SelengkapnyaBakal Capres 2024 yang diusung PDIP dan PPP, Ganjar Pranowo menanggapi santai deklarasi Golkar dan PAN mendukung Prabowo Subianto. Dia tidak merasa tertinggal.
Baca SelengkapnyaPDIP mengaku tak mau memikirkan sikap Budiman yang mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenurut Adian, pihaknya juga tidak peduli apapun pernyataan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, di negara yang demokratis seseorang berhak menentukan pilihan politiknya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat kegiatan Deklarasi Kampanye Damai yang digelar oleh KPUD Provinsi Jawa Tengah, Selasa (24/9).
Baca SelengkapnyaDia siap membantu untuk memenangkan kader PDIP Andika Perkasa jika ditugaskan maju di Pilgub Jateng.
Baca SelengkapnyaPDIP mempersilakan Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN mengajak partai non KIM untuk bergabung dan mengeroyok PDIP di Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya