PDIP sebut ada Mega dan Jokowi, tapi keputusan setelah Pileg
Merdeka.com - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa partainya akan mencapreskan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri jika perolehan suara melebihi 20 persen atau mengusung Joko Widodo ( Jokowi ) kalau keadaan sebaliknya yang terjadi. Tjahjo merasa pernyataannya diputarbalikkan.
Kepada merdeka.com, Tjahjo menjelaskan, jika mencermati berbagai hasil survei muncul, ada dua nama kader PDI Perjuangan yang layak menjadi capres, yakni Megawati dan Joko Widodo ( Jokowi ). Namun, dia menegaskan, semua keputusan itu akan diambil setelah Pemilu Legislatif.
"Keputusannya setelah Pileg April, bisa juga Mega-Jokowi atau Jokowi sama siapa," kata Tjahjo lewat keterangan tertulis, Kamis (30/1).
-
Siapa yang ditugaskan Jokowi untuk membujuk Megawati? 'Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan,' sebutnya.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Untuk mengusung pasangan dari internal, kata Tjahjo, maka target minimal 20 persen suara harus dicapai partai lebih dulu. Ini juga yang disampaikan Tjahjo kepada pengurus DPD PDI Perjuangan seluruh Indonesia.
"Agar Ibu Mega yang pegang mandat partai bisa leluasa memutuskan capres dan cawapres," kata Tjahjo.
Jika perolehan suara kurang dari 20 persen suara, kata Tjahjo, PDI Perjuangan harus berkoalisi dengan partai lain.
"Bisa saja Jokowi sama figur lain atau Mega sama figur lain," kata Tjahjo meyakini Jokowi selalu taat nurut instruksi Megawati soal capres.
Tjahjo mengatakan, semua ini bagian dari strategi partai. "Ibu Mega hati-hati dan cermat mencermati setiap gelagat perkembangan dinamika politik nasional dan internasional, maka keputusannya setalah Pileg," ujarnya.
Lebih jauh, Tjahjo mengatakan, semua pihak perlu bersabar untuk menunggu keputusan tersebut. "Perlu kesabaran revolusioner," ujarnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menentukan Cawapres Ganjar, Megawati ternyata juga berdiskusi dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto memastikan PDIP membuka peluang bekerja sama dengan partai lain
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaBacapres Ganjar Pranowo hingga saat ini belum menentukan siapa pendampingnya di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaDuet Ganjar-Prabowo menguat setelah terlihat mesra saat menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pekalongan beberapa hari lalu.
Baca Selengkapnya"Penerus Jokowi adalah Ganjar-Mahfud," tutur politisi PDIP Aria Bima.
Baca SelengkapnyaBahlil: Jokowi-Megawati Beda Pemikiran dengan Hasto, Masa Disamain sama yang Enggak Pernah jadi Presiden
Baca SelengkapnyaHasto meyakini Pilkada Jakarta 2024 tidak hanya satu pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur saja.
Baca SelengkapnyaPernyataan Puan berbeda dengan Megawati yang menyebut ada yang mau mengambil alih PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP juga terbuka dengan usulan Partai Golkar yang kini tengah membangun kerjasama. Golkar terbuka untuk mengusulkan nama Ridwan Kamil.
Baca Selengkapnya