PDIP sebut reshuffle penting untuk efektivitas kerja pemerintah
Merdeka.com - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab diplomatis soal kabar reshuffle kabinet jilid II. Menurut dia, itu kewenangan penuh Presiden Joko Widodo sebagai pemegang mandat prerogatif.
"Reshuffle atau tidak reshuffle itu kehendak Bapak Presiden ya," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jl. Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (4/1).
Hanya saja, Hasto menekankan, PDIP akan memberikan masukan kepada Jokowi soal reshuffle kabinet jika diminta. Yang terpenting dalam reshuffle, kata dia, efektivitas kinerja kabinet Jokowi.
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Kenapa PDIP baru pecat Jokowi setelah Pilpres? Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memutuskan untuk menunda pengumuman terkait pemecatan. Langkah ini diambil demi menjaga kehormatan Jokowi sebagai Presiden dan untuk menghindari munculnya spekulasi negatif yang bisa berpengaruh selama masa kontestasi politik.
-
Bagaimana PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution telah diumumkan secara resmi oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) melalui Surat Keputusan dengan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.
-
Kenapa PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo diakibatkan oleh tuduhan intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi yang dianggap demi kepentingan keluarganya. Tindakan ini dianggap mencederai prinsip-prinsip demokrasi dan etika yang seharusnya dijunjung tinggi dalam berbangsa. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai bahwa pemanfaatan instrumen negara untuk kepentingan pribadi telah menyebabkan dampak yang sistemik, merusak sistem hukum dan demokrasi di Indonesia.
"Ketika PDIP ditanya tentu saja akan memberikan masukan-masukan dalam kaitannya dengan efektivitas dan kinerja pemerintah. Reshuffle harus dilakukan dalam rangka itu," imbuh dia.
Menurut Hasto, persoalan global memang dalam keadaan yang kurang baik. Beberapa negara seperti Jepang dan Australia bahkan sudah melakukan bongkar pasang menteri demi menjaga kestabilan pemerintahan dan pembangunan.
"Kita juga melihat situasi global tidak mudah. Kita melihat di Jepang sudah tiga kali melakukan reshuffle. Di Australia juga terjadi persoalan yang tidak jauh beda pada dasarnya karena tantangan yang di hadapi pemerintah memang tidak ringan," jelas dia.
Di luar wacana reshuffle, kata dia, PDIP lebih memfokuskan diri pada upaya dukungan kepada Pemerintah agar bisa bekerja lebih baik di tahun yang kedua ini.
"Dalam hal ini PDIP lebih baik berfokus bagaimana kami mendukung dan mendorong pemerintahan Jokowi-JK pada tahun yang kedua ini betul-betul lebih cepat bekerja untuk rakyat. Karena itulah iklim yang kondusif kami menciptakan 2015 merupakan tahun konsolidasi politik. Tahun ini merupakan untuk mempercepat pembangunan Indonesia," tutup dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PPP pesimis Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet di akhir 2023.
Baca SelengkapnyaWacana reshuffle kabinet muncul usai Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar Presiden Jokowi bakal melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan (Mendag) ini menegaskan, semua diserahkan kepada presiden terkait dengan reshuffle kabinet.
Baca Selengkapnya"Enggak bisa diganggu gugat, 20 hari pun mau penggantian ini, presiden masih berhak mengganti itu. Tinggal logika dan etika," ujar Oesman Sapta Odang.
Baca SelengkapnyaSejak awal PDIP tak pernah meminta jatah menteri kepada Presiden Jokowi,
Baca SelengkapnyaKabar reshuffle kabinet muncul di tengah hiruk pikuk kondisi politik menjelang Pemilihan Umum 2024.
Baca SelengkapnyaFraksi PDIP menyatakan sikap setuju dengan beberapa catatan.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai dengan bertambahnya jumlah kementerian artinya menambah jumlah anggaran atau tidak efisien.
Baca SelengkapnyaPadahal, sebelumnya jumlah kabinet dibatasi hanya 34 menteri.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata sempat mengobrol dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh sebelum melakukan reshuffle kabinet.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai sangat berbahaya jika Revisi Undang-Undang Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menjadi Dewan Pertimbangan Agung untuk mengakomodir kepentingan
Baca Selengkapnya