PDIP Sindir Anggaran Corona Rp677,2 T, Tapi Jumlah Positif Naik Terus
Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus mengingatkan, pemulihan ekonomi akan semakin sulit tercapai bila serangan pandemi Covid-19 terus meningkat.
Dia menilai, ratusan triliun dana pemerintah yang digelontorkan untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berpotensi sia-sia jika angka penderita positif Covid-19 terus mengalami tren naik.
Sebagaimana diketahui, pemerintah mengucurkan dana Rp677,2 triliun dalam rangka pemulihan ekonomi dan melawan pandemi.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa angka DBD di Indonesia terus meningkat? Demam berdarah dengue terus menjadi beban serius di Indonesia. Setiap tahun, ribuan kasus dilaporkan di seluruh negeri, menyebabkan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.
-
Mengapa Indonesia masih perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan? Posisi Indonesia yang berada di peringkat 39 masih menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan, terutama dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lebih maju seperti Taiwan dan Korea Selatan.
Saat ini pemerintah terus memacu penyerapan anggaran Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, termasuk stimulus ekonomi bagi korporasi, UMKM dan BUMN.
"Seluruh anggaran itu tidak akan banyak gunanya bila angka positif Covid terus meningkat dan memaksa pemerintah melakukan standar kesehatan yang ketat, termasuk perpanjangan atau penambahan wilayah yang memberlakukan PSBB," ujar Deddy, Senin (13/7).
Deddy menambahkan, jika angkat positif terus meningkat, bukan tidak mungkin pemerintah kembali menerapkan PSBB dan Work From Home. Artinya geliat ekonomi akan kembali melambat. Dampaknya, kata dia, PHK bertambah, daya beli masyarakat juga akan semakin terpuruk.
Politikus PDIP itu melanjutkan, sisi permintaan ekonomi akan sulit terangkat dan sisi supply pun tidak bisa bergerak. Hal ini akan membawa ekonomi pada jurang yang lebih dalam.
Menurut Deddy, kenaikan tajam grafik penderita Covid-19 selama seminggu terakhir terjadi karena menurunnya tingkat kewaspadaan dan disiplin masyarakat terhadap standar kesehatan, kejenuhan psikologis dan lemahnya upaya penanganan oleh aparatur pemerintah di lapangan.
Dia mendesak, penanganan pandemi dilakukan secara integratif, kolaboratif dan sistemik. Seluruh komponen masyarakat harus dilibatkan, dari mulai RT, dari basis komunitas terkecil. Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah perluasan penyebaran berbasis komunitas itu lebih mudah dan murah, dibanding biaya ekonomi yang harus dikeluarkan jika terjadi resesi.
"Saya menyadari masyarakat sudah sangat jenuh, tidak heran kawasan Puncak dan tempat wisata, bahkan tempat olahraga kemarin padat dan penuh sesak. Itu memang harus dicari jalan keluarnya, tapi yang lebih mengerikan itu adalah kemampuan bertahan para tenaga medis dan kapasitas pelayanan kesehatan kita," ungkap Deddy.
Ingat, per 12 Juli 2020, angka penderita sudah hampir mencapai 76.000 orang positif dan 3.606 orang meninggal dunia.
"Itu kenaikan yang sangat signifikan jika dibandingkan 1 Juli lalu yang berada diangka 57.770 kasus lebih, katanya. Ini sinyal yang buruk dari sisi kesehatan dan akan berdampak kepada pemulihan ekonomi," tegas Deddy.
Karena itu Deddy berharap agar pemerintah segera mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melandaikan kurva penderita, harus ada peta jalan strategi yang disepakati dan dieksekusi bersama dari mulai tingkat pusat hingga ke daerah.
Deddy mengapresiasi Menteri Kesehatan yang memilih berkantor di Surabaya,
“Itu keputusan yang tepat, pemimpin langsung berada di medan tempur,” katanya.
Deddy berharap, agar BUMN juga mempercepat langkah-langkah terkait penyediaan Vaksin dan Obat serta alat rapid dan swab test.
"Kita berkejaran dengan waktu, kalau pandemi terus melaju maka ekonomi kita akan runtuh," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca SelengkapnyaDari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca Selengkapnya"Dalam anggaran penyelenggara pemilu itu ada anggaran pemilu untuk situasi Covid," kata Hasyim
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaDiakuinya kapan tepatnya gempa megathrust akan terjadi masih sangat sulit.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca Selengkapnya