PDIP tak merasa disindir puisi airmata buaya anak buah Prabowo
Merdeka.com - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait angkat bicara terkait sindiran Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang menulis puisi berjudul 'Airmata Buaya'. Namun, Maruarar tak merasa puisi itu diarahkan kepada PDIP dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
"Itu buat siapa sih puisinya? Kita tidak merasa disindir. Saya tanyakan itu puisi buat siapa? ditunjukan kepada siapa?" ujar pria yang akrab dipanggil Ara itu di Restoran Rempah-rempah, Kabayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, (26/3).
Ara menuturkan, dirinya hanya ingin fokus dalam pemilu yang berkualitas. Sebab, kata Ara, penjegal politik jelang pemilu hal yang biasa dihadapi partainya.
-
Bagaimana puisi ini menumbuhkan nasionalisme? Contoh puisi cinta tanah air di bawah ini bisa dibaca untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.
-
Apa yang dikritik dalam puisi satire tentang politik? Di istana berdiri pemimpin 'kanan',Dengan pidato manis dan wajah berseri.Namun di belakang layar, rakyat tertawa,Karena tindakan mereka hanya rekayasa.Mereka berjanji pembaharuan besar,Tapi yang terjadi hanya korupsi lebih.Kantong mereka kian penuh dengan uang,Sementara rakyat hidup dalam kekurangan.
-
Apa yang diungkapkan oleh diksi dalam puisi? Diksi: mengacu pada pemilihan kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pesan puisi.
-
Siapa yang seringkali disindir dengan pantun? Pantun Sindiran untuk Orang Menyebalkan 1. Sungguh indah bunga di tamanAda mawar dan bunga kambojaKatanya teman mengaku temanKalau ada maunya saja2. Pisau tajam mengenai kakiDarah mengalir ke lantaiLain di mulut lain di hatiBerteman hanya melukai3. Pergi berburu ke dalam hutanPulangnya membawa sebatang rotanBerkali-kali sudah dimaafkanTapi selalu ulangi kesalahan4. Ambil lidi untuk sapu halamanSemua disapu hingga bersihAda orang ngakunya temanTapi rupanya pengin yang lebih5. Obat tabib sangat manjurBadan sakit ditutup selimutKu sangka teman yang jujurRupanya musuh dalam selimut 6. Dahulu elok si gandariaIndah bagaikan bunga tamanDaripada kehilangan bahagiaLebih baik kehilangan teman7. Pulang sekolah langsung makanMakannya dengan goreng kentangKatanya teman beneran temanTapi menusuk dari belakang8. Pulang mancing langsung ke rumahDi perjalanan turun hujanKetika bersama sangat ramahBersama orang lain, kita diceritakan9. Jalan-jalan naik delmanKeliling kota hingga senjaTeman mengaku temanKalau ada maunya saja10. Sungguh indah tari ArabOrang yang pandai serta bijakWalau jadi teman akrabJangan ke neraka diriku kau ajak
-
Mengapa Neruda menulis puisi tentang politik? Karya-karyanya sering mencerminkan pandangan politiknya, termasuk kritik terhadap ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.
-
Siapa yang pantas disindir? Mantan yang berusaha balikan adalah seperti burung gagak yang datang hanya untuk menganggu kehidupan.
"Saya yakin PDIP ini masalah terjal dan Jokowi juga. Tentu ini proses pematangan, biasa kita dikritik. Kalau masyarakat percaya dengan pemilu yang adil tentu dipersiapakan kematangan," tandasnya.
Namun, anggota DPR RI Komisi XI menegaskan bahwa puisi yang ditulis anak buah Prabowo Subianto itu tidak ditujukan kepada partainya.
"Kita memiliki sikap stement Fadli Zon, puisi itu ditunjukan kepada siapa?" imbuh dia.
Seperti diketahui, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang menulis puisi dengan judul 'Airmata Buaya' yang isinya sindiran terhadap PDIP dan Joko Widodo.
Berikut puisi 'Airmata Buaya' yang ditulis Fadli Zon seperti disampaikan dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Rabu (26/3):
Airmata Buaya
Kau bicara kejujuran sambil berdusta
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam
Kau bicara anti korupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah
Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan pribadi
Kau bicara kemiskinan di tengah harta bergelimpangan
Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata
Air mata buaya
Fadli Zon, 26 Maret 2014 (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hoaks Prabowo Akui Boleh Jual Negara Atas Perintah Jokowi, Ini Faktanya
Baca SelengkapnyaMenurut Syaugi, Anies bahkan tidak antikritik. Siapa pun yang melontarkan kritik terhadap Anies tidak pernah berujung masuk jeruji besi.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman pun mengeluarkan tiga pantun untuk PDIP
Baca SelengkapnyaPantun kedua, Bali bumi spiritual terkenal di dunia. Masyarakatnya relijius dengan kultur khas Indonesia. Di sini berlaku hukum karmapala.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, Zulhas adalah orang yang suka sedekah.
Baca SelengkapnyaBudiman baru saja menyatakan dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSultan berharap dibawah kepemimpinan Prabowo-Gibran dapat membangun soliditas politik dalam negerI
Baca SelengkapnyaPrabowo memberi contoh pentingnya dukungan unsur pimpinan dalam pemberantasan korupsi melalui peribahasa soal ikan yang busuk.
Baca SelengkapnyaPDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo
Baca SelengkapnyaZulhas, sapaan akrabnya, juga mengungkit soal cibiran yang menyebut PAN hanya bisa joget-joget
Baca SelengkapnyaSontak ungkapan Prabowo tersebut mendatangkan reaksi dari banyak pihak.
Baca SelengkapnyaButet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca Selengkapnya