PDIP tak risau Ical-Jokowi disebut pasangan ideal
Merdeka.com - Politikus PDIP TB Hasanuddin mengatakan, pasangan capres-cawapres ideal versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Aburizal Bakrie-Joko Widodo (Jokowi), bukan wujud turunnya pamor Megawati Soekarnoputri. Karenanya, PDIP tidak akan risau.
"Saya sebagai kader PDIP memandang itu tidak harus yang perlu dicegah dan dirisaukan, atau sesuatu yang perlu ditangisi. Ini era demokrasi, biarkan saja," kata Hasanuddin yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/3).
Menurut Hasanuddin, tidak menutup kemungkinan duet Ical-Jokowi terwujud di Pemilu 2014. Sebab sebagai partai terbuka, PDIP tidak mungkin berjalan tanpa mengindahkan saran dari struktural partai.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
-
Apa sikap Jokowi terkait Jampidsus dikuntit? 'Sudah enggak ada masalah memang enggak ada masalah apa-apa,' imbuhnya.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Meski Jokowi memiliki elektabilitas tinggi sebagai cawapres versi LSI, PDIP tidak serta merta mempercayai survei tersebut. Bahkan, PDIP terkesan cuek dengan hasil survei LSI.
"Karena hasil survei tidak bisa dipakai untuk melantik presiden, atau pun gubernur langsung. Kalau kita mengambil hikmahnya untuk menyiapkan partai untuk menjadi pemenang, baru oke," lanjutnya.
Menurut Hasanuddin, tingginya elektabilitas Jokowi tidak merisaukan internal PDIP. "Pokoknya yang menang besok itu yang bisa menyalip di tikungan di tahun 2014," tukasnya. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati merasa tidak perlu melawan opini negatif kepada dirinya dan PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP menjadikan energi kekecewaan itu menjadi semangat untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo merespons pernyataan tidak lagi menjadi kader PDIP
Baca SelengkapnyaBasarah menegaskan Ketu Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak merasa memiliki persoalan dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSaid menerangkan PDIP memiliki mekanisme tersendiri dalam menentukan calon kepala daerah.
Baca Selengkapnyarasa sayang Megawati itu terlihat dengan pemberian berbagai penugasan kepada Jokowi dan Gibran.
Baca SelengkapnyaDukungan Khofifah terhadap pasangan Prabowo-Gibran tidak memiliki pengaruh.
Baca SelengkapnyaAra malah menyinggung soal hubungan Presiden Jokowi dengan Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaMenurut Adian, pihaknya juga tidak peduli apapun pernyataan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi akhirnya merespons pernyataan PDIP bahwa dirinya bukan lagi kader partai berlambang banteng hitam moncong putih itu.
Baca SelengkapnyaBudi Arie enggan menyebutkan partai politik (parpol) mana yang akan dipilih Jokowi sebagai tempat berlabuhnya, setelah dinyatakan bukan kader PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP mengklaim sejak awal menghindari kerja sama yang didasari oleh nafsu kekuasaan semata.
Baca Selengkapnya