Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pecah kongsi Akbar-Ical jelang Munas Golkar

Pecah kongsi Akbar-Ical jelang Munas Golkar Akbar Tandjung dan Aburizal Bakrie. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Sosok Aburizal Bakrie (Ical) dan Akbar Tandjung tak bisa dilepaskan dari Golkar saat ini. Keduanya menjadi maskot partai berlambang beringin pasca Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Riau pada 2009 lalu.

Dalam Munas tersebut, Ical berhasil mengalahkan pesaing kuatnya Surya Paloh. Banyak yang percaya Ical tak akan menang jika saat itu tak berkoalisi dengan Akbar Tandjung.

Pasalnya, Surya Paloh saat itu merupakan orang dari Jusuf Kalla. Alhasil, pertarungan perebutan posisi ketua umum pada Munas Golkar di Riau 2009 juga dikenal sebagai adu kuat antara kubu Akbar dengan Jusuf Kalla.

Akbar memang dikenal sukses membawa Golkar keluar dari keterpurukan. Akbar berhasil membawa Golkar kembali ke kejayaan dengan memenangkan Pemilu 2004. Padahal, pada 1998, saat Reformasi bergulir, Golkar adalah partai yang dihujat dan disalahkan atas krisis yang terjadi di tanah air karena dikenal sebagai partainya Orde Baru.

Meski demikian, hubungan Ical dengan Akbar tak selalu baik. Keduanya kerap berbeda pendapat. Mulai dari soal rencana pencapresan Ical dulu hingga soal pilpres, keduanya kerap berbeda pendapat.

Kini jelang pelaksanaan Munas Golkar keduanya pun pecah kongsi. Penyebabnya, rencana Ical untuk kembali maju sebagai calon ketua umum Golkar.

Berikut ulasan seputar perbedaan-perbedaan pendapat antara Akbar dan Ical sejak jelang pilpres hingga jelang Munas Golkar, seperti dirangkum merdeka.com:

Akbar rangkul para bakal calon ketua umum Golkar

Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung, Rabu (12/11) lalu, menerima para bakal calon ketua umum di kantor DPP Golkar, Jakarta. Para bakal calon ketua umum itu mengadu kepada Akbar soal rencana pencalonan Ical.Mereka mengadu merasa dipersulit untuk mencalonkan diri. Sebab, persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencalonkan diri seperti diskenariokan untuk kepentingan Ical di Munas.Akbar pun tak tinggal diam. Mantan ketua umum KNPI sekaligus mantan aktivis HMI itu menegaskan mendukung kader muda untuk maju menjadi calon ketua umum di Munas nanti. Akbar menekankan kepada DPP Golkar yang dipimpin Ical agar memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin mencalonkan diri."Kita kan ini kan Munas kami sudah sampaikan saran kepada DPP, agar beri kesempatan siapa saja yang akan nyalon. Kalau ingin maju ya silakan. Agung sudah lebih dulu (nyalonkan diri), silakan saja," ujar Akbar di Kantor Wantim Golkar, Jakarta, Rabu (12/11).Dia meminta agar DPP menyiapkan langkah-langkah untuk menggelar Munas. Termasuk membentuk panitia Munas agar memberikan kesempatan pada siapa saja untuk tampil jadi calon ketua umum."Agar DPP siapkan langkah-langkah bentuk panitia Munas. Kita juga siapkan tata cara," tegas dia.

Akbar tegaskan Munas Golkar digelar 2015

Jika merujuk pada hasil Munas Golkar di Riau pada 2009, Munas Golkar selanjutnya bakal digelar pada 2015. Namun, informasinya Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) berencana mempercepat mempercepat dengan menyelenggarakan Munas pada akhir November 2014.Pernyataan tegas pun disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung. Menurutnya, pelaksanaan Munas Golkar tetap dilaksanakan pada 2015."Kan alasan lalu saya sudah bilang Munas tahun depan. Nanti kita dibilang enggak konsisten. Munas akan datang 2015," kata Akbar di Kantor Wantim Golkar, Jakarta, Rabu (12/11).Akbar juga menyentil Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang sejak awal juga ingin Munas 2015. Karena itu, dia merasa aneh jika tiba-tiba DPP memutuskan untuk menggelar Munas akhir bulan November."Saudara Aburizal pun sejak awal bilang 2015. DPD juga konfirm menyatakan 2015. Artinya putusan Munas kan instansi tertinggi itu pedoman," tegas dia.Menurut informasi yang diperoleh dari rapat konsultasi Golkar di Bandung, ada wacana akan menggelar Munas pada akhir November nanti. Hal ini pun dibenarkan oleh calon ketum Golkar Airlangga Hartarto."Menurut laporan dari teman-teman di daerah seperti itu," kata Airlangga.

Akbar pernah kritik keras rencana pencapresan Ical

Jauh sebelum pelaksanaan pilpres 2014 lalu, Akbar Tandjung pernah melontarkan kritikan keras kepada Ical soal rencana pencapresan. Saat itu, Ical ditetapkan oleh Golkar sebagai capres.Akbar menilai, penetapakan tersebut tak sesuai dengan prosedur dan tak transparan."Kami menyarankan penetapan capres secara terbuka, dengan melibatkan jajaran partai dari bawah hingga ke pusat," kata Akbar saat dihubungi, Kamis 20 Desember 2013 lalu.Tak hanya itu, Akbar juga pernah mengritik soal rendahnya elektabilitas Ical dalam beberapa survei. Kritik itu disampaikan Akbar pada Agustus 2013 lalu.Akbar bingung elektabilitas Ical saat itu rendah. Padahal, Ical saat itu tiap hari beriklan di televisi. Oleh sebab itu, Akbar mengkritik secara halus dengan meminta ada kajian mendalam, mengapa elektabilitas Ical masih rendah. Dia juga meminta pencapresan Akbar dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). "Ini juga bisa terjadi, kalau semua menyetujui untuk evaluasi, bisa saja," kata Akbar beberapa waktu lalu.

Ical sebut Golkar era Akbar tak kompak

Kritikan Akbar Tandjung soal elektabilitas Ical yang tak kunjung memuaskan rupanya membuat gerah mantan Menko Kesra itu. Ical pun berusaha mengorek kegagalan yang terjadi pada Partai Golkar era Akbar Tandjung.Ical mengatakan, salah satu penyebab Golkar gagal di Pilpres 2004 dan 2009 di masa kepemimpinan Akbar Tandjung adalah, tidak solidnya hubungan antara elite dan kader partai di bawah. Dalam era Akbar, lanjut Ical, masih terdapat alternatif-alternatif skenario politik yang mengakibatkan mesin politik partai tidak bekerja optimal."Para elit dan kader partai tidak menyatu dan satu langkah dan strategi politik," kata Ical beberapa waktu lalu.

Ical sebut Akbar gagal menangkan capres karena tak ada skenario

Ical sempat mengkritik kepemimpinan Akbar Tandjung di Golkar. Salah satunya adalah soal kegagalan Golkar memenangkan capres-cawapres yang diusung pada pilpres 2004 lalu.Ical menilai tak berhasilnya Golkar dalam memenangkan calon presiden di periode kepemimpinan Akbar Tandjung, akibat dari tak punya skenario politik. Menurut Ical, pada era itu, Partai Golkar tak satu gerakan politik."Hal itu dikarenakan tidak adanya satu gerakan politik yang sama, tidak ada skenario politik yang satu, yang tunggal," kata Ical dalam penutupan Rapimnas Golkar ke V di Hotel JS Luwansa Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (23/11).

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing

Partai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Idrus Marham Sentil Airlangga: Ini Adalah Sebuah Akrobatik Politik
Idrus Marham Sentil Airlangga: Ini Adalah Sebuah Akrobatik Politik

Idrus menilai Airlangga melakukan akrobatik politik dengan PDIP dan Gerindra.

Baca Selengkapnya
Idrus Marham Akui Perdebatan di KIM soal Cagub Jakarta, Jabar & Jateng: Daripada Kalah Saling Menyalahkan
Idrus Marham Akui Perdebatan di KIM soal Cagub Jakarta, Jabar & Jateng: Daripada Kalah Saling Menyalahkan

Idrus menilai, lebih baik berdebat keras dalam menentukan calon kepala daerah, daripada bertengkar karena calon yang diusung kalah di pertarungan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya
PKB ke PBNU: Jaga Jarak, Jangan Bikin Kisruh
PKB ke PBNU: Jaga Jarak, Jangan Bikin Kisruh

Hubungan antara PKB dengan PBNU menjadi panas karena ada yang membuat kisruh.

Baca Selengkapnya
JK Vs Agung Laksono Berebut PMI, Waketum Golkar: Contoh Tidak Baik
JK Vs Agung Laksono Berebut PMI, Waketum Golkar: Contoh Tidak Baik

Wakil Ketua Umum Golkar Idrus Marham bicara mengenai kisruh di Palang Merah Indonesia (PMI) antara Agung Laksono dan Jusuf Kalla.

Baca Selengkapnya
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten

Golkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Agung Laksono Beberkan Motif Ingin 'Rebut' Kursi Ketum PMI dari JK
Blak-blakan Agung Laksono Beberkan Motif Ingin 'Rebut' Kursi Ketum PMI dari JK

Menurutnya, hal itu tidak mencerminkan nilai-nilai partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir

Munaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Ical ke Ketum Golkar Baru: Pelajari Putusan MK agar Memenangkan Paling Banyak Pilkada
Ical ke Ketum Golkar Baru: Pelajari Putusan MK agar Memenangkan Paling Banyak Pilkada

Ical berpesan kepada Ketua Umum Golkar terpilih untuk mempertimbangkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat ambang batas pilkada.

Baca Selengkapnya
JK: Golkar Sangat Tergantung Penguasa Cari Koalisi, Bahaya Kalau Begini Terus
JK: Golkar Sangat Tergantung Penguasa Cari Koalisi, Bahaya Kalau Begini Terus

JK sebut Golkar telat dalam menentukan arah koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Potret Akrab Imin PKB & Gus Yahya PBNU Masa Muda Diunggah Ponakan Gus Dur, Kini Berkonflik
VIDEO: Potret Akrab Imin PKB & Gus Yahya PBNU Masa Muda Diunggah Ponakan Gus Dur, Kini Berkonflik

Sebelum keduanya berkonflik, ternyata masa muda Cak Imin dan Gus Yahya pernah saling akrab

Baca Selengkapnya
Idrus Marham Heran Golkar Masih Pertahankan KIB
Idrus Marham Heran Golkar Masih Pertahankan KIB

Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga saat ini layaknya menjaga rumah kosong. Karena KIB sudah tidak lagi berjalan.

Baca Selengkapnya