Peluang Prabowo dan Airlangga di antara 4 Poros Koalisi Pilpres 2024
Merdeka.com - Pemilu 2024 diprediksi akan memunculkan empat poros kekuatan politik. Para partai besar diyakini akan mengusung calon presiden masing-masing sehingga menjadikan pertarungan menjadi banyak calon.
Peneliti CSIS Arya Fernandes mendorong agar para bakal calon presiden sejak dini mendeklarasikan diri untuk siap bertarung pada 2024 nanti. Dia juga sepakat apabila pertarungan Pilpres tiga tahun mendatang mempertemukan lebih dari dua calon presiden.
“Saya sepakat calon lebih dari dua, kandidat termotivasi untuk berkompetisi. Sehingga akan adu program yang bagus. Sehingga ujungnya kepentingan publik. Lebih dari dua kalau bisa,” kata Arya saat dihubungi, Kamis (1/4).
-
Siapa yang akan bersaing di pemilu 2024? Dalam demokrasi yang padat modal keberpihakan adalah sebuah keniscayaan. Di sini AMSI mendorong agar media massa menghasilkan berita atau konten berdasarkan undang-undang pers.
-
Apa saja yang akan dipilih di Pemilu 2024? Pemilihan dilakukan untuk menentukan pemangku jabatan presiden dan wakil presiden masa bakti 2024–2029 dan akan dilaksanakan pada Rabu 14 Februari 2024.
-
Siapa saja yang bisa dipilih di Pemilu 2024? Masyarakat akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta anggota DPR, DPD, dan DPRD untuk periode mendatang.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pemilu 2024? Pemilu 2024 adalah pemilihan umum serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta kepala daerah di seluruh Indonesia.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2024? Pemilu tahun 2024 akan memilih beberapa wakil pemerintahan. Mulai dari pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam pilpres 2024? Dari beberapa daerah yang sudah dibacakan, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari pasangan nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Arya memprediksi, akan ada empat poros koalisi dalam pertarungan pemilu nantinya. Partai besar seperti PDIP, Gerindra, NasDem dan Golkar akan punya jagoan masing-masing.
“Poros-poros yang dipertimbangkan, itu poros PDIP, karena bisa mencalonkan, poros Golkar, poros Gerindra, dan poros NasDem. Jadi ada empat poros yang aktif melakukan komunikasi. Masih sangat panjang, fluktuatif, bisa saja porosnya berubah. Tapi kita berharap semakin banyak poros semakin bagus. Karena kemungkinan calon lebih dari dua terjadi,” jelas Arya lagi.
Dia berharap, partai mulai aktif bergerak membangun komunikasi koalisi sejak awal. Para calon tak perlu malu-malu jika ingin maju sebagai calon presiden.
“Harus ngomong dari sekarang saya mau jadi capres. Terbuka saja, justru itu bagus. Kalau malu-malu nanti tidak dapat partai,” kata Arya.
Seperti diketahui, sampai hari ini baru dua partai politik yang telah menegaskan calon presidennya masing-masing di 2024. Gerindra dengan Prabowo Subianto dan Golkar dengan Airlangga Hartarto.
PDIP Intens dengan Gerindra
Arya mendapatkan informasi jika Gerindra telah membangun komunikasi intens dengan PDIP. Bisa saja, kedua partai itu nantinya berkoalisi. Tapi, kemungkinan keduanya ‘bercerai’ sangat mungkin terjadi.
“Kabarnya komunikasi sudah intens dengan PDIP. Tapi kalau dengan PDIP-Gerindra tidak ketemu, mungkin PDIP maju sendiri,” tutur Arya.
Sementara untuk kans Airlangga, Arya melihat, ketum Golkar tersebut memiliki dua modal yang bagus. Pertama yakni koneksi politik di level elite yang telah terbangun.“Karena jejaring yang bagus di level elite politik dan ekonomi. Karena beliau cukup lama menjadi anggota dewan, sehingga banyak kenal anggota dewan dan punya koneksi yang bagus dengan pimpinan partai,” jelas Arya.
Kedua memiliki sokongan partai besar yang kuat. Golkar telah sepakat untuk mengusung Airlangga di Pemilu 2024.
“Dua hal itu di sejumlah calon (presiden) belum dimiliki,” katanya.
Tapi Arya menggarisbawahi, perjalanan Airlangga tidak mudah. Sebab, dalam sejumlah survei elektabilitas maupun popularitas, nama Airlangga belum sebesar Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
“Tapi calon calon lain punya tantangan juga, misal yang populer tidak punya koneksi di level high politic terbatas. Tidak bisa mengakses tokoh-tokoh penting di partai atau tidak punya sokongan partai,” tutur dia.
“Airlangga didukung dua hal itu, punya koneksi bagus di level elite dan disokong partai,” tambah Arya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar Pranowo menilai apapun bisa terjadi sebelum ditetapkan KPU.
Baca SelengkapnyaEriko menjelaskan, apabila sudah ada calon presiden yang mencapai elektabilitas 40 persen, maka terbuka peluang besar pasangan calon hanya mengerucut dua poros.
Baca Selengkapnya"Wacana dua poros sampai saat ini sepertinya masih akan sulit diwujudkan,"
Baca SelengkapnyaTiga kubu itu adalah Prabowo, Ganjar, dan Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaPengamat politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana menyebut Golkar Miliki Kursi Terbanyak, Potensi Dampingi Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaSekjen Partai Bulan Bintang Afriansyah Noor mengamini prediksi Waketum PKB Jazilul Fawaid, Pemilu 2024 akan diikuti dua pasangan capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, hal ini tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaPKS menilai tiga bakal capres bakal menekan polarisasi seperti terjadi pada Pilpres 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN memutuskan merapat mendukung Prabowo di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPrabowo bisa merangkul para pendukung Ganjar dan Anies secara bersamaan.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Prabowo Subianto resmi diusung koalisi besar Partai Gerindra, PKB, Golkar dan PAN.
Baca Selengkapnya