Pelukan Jokowi-Prabowo diharap buat pendukung berhenti saling hujat
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani berharap Asian Games 2018 bisa menjadi inspirasi untuk mewujudkan Pemilihan Presiden 2019 yang damai. Saling serang di media sosial dan menyebarkan informasi bohong harus dihentikan.
Arsul melihat momen peraih medali emas pencak silat, Hanifan, yang spontan memeluk Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menciptakan suasana teduh.
"Inisiasi Hanifan untuk menyatukan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto dalam suatu pelukan itu sebagai aspirasi mayoritas masyarakat Indonesia yang menghendaki bahwa kontestasi Pilpres seyogyanya damai, sejuk, dan tidak keluar dari kerukunan pribadi-pribadi antarcalon dan masing-masing pendukungnya," kata Asrul, Sabtu (1/9).
-
Apa yang diharapkan PPP dari Arsul Sani? 'Ada cerita-cerita yang sampai ke saya, bahwa Arsul nanti akan membantu PPP. Sekali lagi saya sampaikan, tidak mungkin hal itu terjadi.
-
Bagaimana caranya agar Pemilu 2024 damai? 'Kita menyampaikan pesan-pesan Pemilu Damai. Jangan mau terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu yang mengganggu kelancaran Pemilu 2024 penuh damai,' pungkas Masjag.
-
Bagaimana cara agar Pemilu damai? Pemilu yang dilakukan secara damai dapat menghasilkan keputusan yang adil dan demokratis.
-
Siapa yang serukan pemilu damai? Forum Rektor Indonesia menyerukan pelaksanaan Pemilu 2024 yang aman dan damai pada suatu deklarasi di Makassar, Sabtu (3/2).
-
Apa pesan sosialisasi Pemilu 2024? 'Kami membuat kertas brosur yang berisi imbauan agar tidak mudah terprovokasi, dan juga tidak menyebarkan berita hoaks.' 'Termasuk kebencian sehingga dapat terwujudnya pemilu yang aman dan damai 2024,' katanya.
-
Kenapa media massa harus mendorong pemilu damai? Dalam hal ini, media massa sebagai media arus utama berperan untuk menjadi “pemadam kebakaran“ terhadap konten-konten di media sosial yang kredibilitasnya masih dipertanyakan.
Menurut Arsul, diakui atau tidak peristiwa pelukan Hanifan bersama-sama dengan bakal capres di arena Asian Games itu mampu menyejukkan suhu politik yang menghangat menjelang Pemilihan Umum Presiden 2019.
Anggota Komisi III DPR itu mengingatkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa lebih penting daripada kontestasi dengan menggunakan cara-cara yang tidak sehat.
Menurut dia, kondisi yang kurang kondusif di tengah masyarakat akibat perbedaan pilihan atau dukungan bisa memicu ancaman lain berupa intoleransi, bahkan bisa disusupi kelompok yang ingin menghancurkan NKRI.
"Momen pelukan tersebut memberi makna, mari mulai hari ini kontestasi Pilpres tidak provokatif, tidak saling menyebarkan kebencian, dan berproses tanpa harus mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa," kata Arsul.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta kepada masyarakat untuk tidak lagi mengeluarkan ujaran kebencian dan menyebarkan berita bohong.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, setiap lima tahun sekali dipastikan Pemilu akan terus terjadi.
Baca SelengkapnyaTKN mengimbau jangan ada yang menyebarkan berita bohong atau hoaks.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Pimpinan Pusat (PP) Jaringan Nasional (Jarnas) 98, Sangap Surbakti merasa heran dengan sindiran Politikus PDIP Deddy Sitorus
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, keakraban tersebut penting untuk mencairkan suasana menjelang Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya"Sesama tetangga tidak saling sapa, tidak boleh. Sesama ibu pengajian tidak saling sapa tidak boleh," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaMenurut Tim 02, Prabowo sudah dari jauh-jauh hari mengatakan tak perlu membalas hujatan dari siapapun.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia tetap menjaga demokrasi dan moralitas jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Pemilu 2024 menimbulkan adanya gesekan perbedaan pilihan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaKaesang mengingatkan kader PSI agar tidak mudah untuk mengejek apalagi merendahkan dan sampai memfitnah.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku jengkel dengan isu keretakan hubungannya dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPemandangan menyejukkan tersaji setelah ketiga calon presiden menjalani debat 'panas'.
Baca Selengkapnya