Pembagian KIS Tak Merata di Bali, Pedagang Durian Maju Jadi Caleg Gerindra
Merdeka.com - Di bawah pohon rindang yang berderet di pinggir Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, Kabupaten Gianyar, Bali, I Wayah Sukrayasa (51) terlihat melayani beberapa pembeli buah durian yang ia jajakan di atas mobil pikap warna hitamnya.
Pria asal Dusun Pendem, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem Bali ini, mengenakan kaos polo berwarna biru memakai celana pendek hitam dan tanpa alas kaki terlihat sibuk membelah duriannya dengan menggunakan parang untuk para pembelinya.
Menariknya, kepada para pembelinya ia juga memperlihatkan selembar kertas Calon Legislatif (Caleg) DPRD yang di sana ada foto dirinya.
-
Di mana desa miskin itu berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
-
Dimana desa ini berada? Dalam sejarah kuno India yang penuh dengan kisah keagungan, mistis, dan praktik kebudayaan yang unik, desa Shani Shingnapur menjadi sorotan karena fakta yang menarik – rumahnya tidak memiliki pintu dan kunci.
-
Apa keluhan utama warga Desa Turus Patria? 'Warga di Desa Turus Patria ini punya keluhan terkait beberapa hal. Yang paling utama adalah soal infrastruktur jalan. Sebab akibat akses jalan menuju desa kami rusak, ini menyebabkan semua hal yang ada di daerah kami terasa tertinggal.'
-
Apa misi utama Gubernur Kalsel dalam Turun ke Desa? Mengusung misi mulia yaitu menangani inflasi, stunting, perekaman e-KTP dan penanaman pohon serta meyapa masyarakat, Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor, pimpin rombongan Turun ke Desa (turdes) yang ke 9 menuju ke 11 kabupaten se-Kalsel.
-
Di mana desa yang terancam tenggelam? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Mengapa Desa Garoga sulit diakses? Selain itu, akses menuju ke daerah ini juga cukup sulit dan tidak mudah.
"Iya saya (Caleg) dari Dapil (Daerah Pemilihan) 4 Karangasem, nomor urut 8, Partai Gerindra," ucapnya, Rabu (3/4).
Dapil 4 melingkupi Kecamatan Selat, Kecamatan Rendang dan Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, Bali.
Sukrayasa mengaku sudah sangat lama menjadi penjual buah-buahan dengan menggunakan mobil pikap hasil kredit yang saban hari berkeliling dari kawasan Gianyar dan Denpasar.
"Setiap hari saya jualan sama istri. Kalau anak libur sekolah saya ajak berjualan. Iya berangkat dari jam 8 dari rumah, kalau ke sini sekitar 2 jam perjalanan. Kadang pulangnya jam 11 malam. Kalau pengasilan dalam satu hari bisa sampai Rp 500 ribu. Cukup buat beli minyak (Bensin) dan kebutuhan rumah tangga," ungkap ayah tiga anak ini.
Sukrayasa juga menceritakan, awal ia nekat menjadi Caleg, niatnya hanya ingin menjembatani aspirasi masyarakat, khususnya di desanya yang terpencil dan di dekat dengan Gunung Agung.
"Saya memberanikan diri, untuk maju dan ikut di Partai untuk menjembatani aspirasi masyarakat. Walaupun, ada orang-orang mengatakan kalau sudah duduk nanti lupa. Saya akan tetap menjembatani aspirasi agar ada pemerataan dan segala macamnya," ujarnya.
"Kalau permasalahan di Desa (saya), itu banyak sekali. Desa saya ini, termasuk desa terpencil di dekat Gunung Agung jauh dari Kota. Sehingga, apa yang menjadi program pemerintah itu rasanya agak lambat. Itu awal tekad saya berani maju agar ada pemerataan antara di desa dan di kota. Apa yang diharapkan masyarakat saya bersedia menjembatani," sambungnya.
Saat ditanya, apa yang membedakan dirinya dengan Caleg-caleg lainnya. Sukrayasa dengan tegas kalau Caleg-caleg lain tidak ada yang berani jualan seperti dirinya.
"Kalau caleg-caleg lain, mereka tidak berani jualan. Saya tetap seperti masyarakat biasa, karena ini ketekunan saya bekerja. Bukan karena saya pamer, ini asli saya masyarakat bawah dan masyarakat mengetahuinya," jelasnya.
I Wayah Sukrayasa ©2019 Merdeka.com/Moh Kadafi
Sukrayasa juga mengungkapkan, kendati selama ini orang yang maju menjadi Caleg harus mempunyai modal uang yang cukup banyak untuk kendaraan merebut kursi. Menurutnya hal tersebut, tidak benar dan baginya cukup modal keberanian, jujur dan punya niatan yang baik untuk peduli kepada masyarakat.
"Tidak harus memakai uang, saya asli murni mencari suara dan tidak ada unsur apa-apa lagi. Saya tidak memakai apa-apa. Itukan orang yang mengatakan (Harus) pakai banyak uang. Menurut saya tidak harus memakai uang. Modal saya keberanian, kejujuran. Selain itu, memberi pembelajaran bagi masyarakat, agar tahun-tahun selanjutnya tidak ada lagi money politik. Itu harapan saya," tegasnya.
Sukrayasa juga berjanji, kalau dirinya terpilih akan mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Hingga, aspirasi masyarakat bisa ia jembatani. Namun, walaupun tidak terpilih, dirinya tidak akan kecewa. Ia akan kembali menjadi penjual buah-buahan.
"Saya tidak akan merasa kecewa itu kan kehendak Tuhan. Kalau memang saya digariskan untuk dapat (Kursi) dan masyarakat memilih. Saya berterima kasih dan kalau tidak (terpilih) saya tidak akan merasa kecewa. Tetap, saya akan jualan buah," tegasnya.
Sukrayasa juga menceritakan, cara berkampanye atau mempromosikan dirinya menjadi Caleg, baginya tidaklah sulit. Ia menjelaskan, kadang jika ada sopir truk asal Karangasem mampir ke lapaknya. Ia menanyakan dari asal mana, jika daerah tempat pemilihannya ia tak merasa malu untuk meminta mencoblos dirinya pada Pemilu serentak tanggal 17 April 2019 mendatang.
Sementara jika di desa asal Sukrayasa, ia mengaku didukung oleh keluarga besarnya dan warga di Lingkungan Banjarnya. Selain itu, ia juga berkampanye secara personal kepada para pengepul atau petani buah yang ia beli untuk dijual kembali.
"Di desa saya kebetulan penghasilanya buah, mulai Salak, Durian, Manggis dan lainnya. Dari keluarga besar saya juga mendukung," ujarnya.
Sukrayasa juga menjelaskan, dirinya memilih Partai Gerindra karena senang saja. Namun, ia juga berpendapat bahwa semua Partai itu baik. Karena pada Pemilu sebelumnya ia pernah maju dari Partai NasDem dan mendapatkan 850 suara.
"Tahun kemarin sudah (Maju Caleg) dari Partai NasDem, hanya dapat 850 suara. Semua partai itu bagus orang yang mendirikan partai tidak ada yang (berniat) jelek. Semua partai itu bagus menurut saya," ujarnya.
Sukrayasa juga mengungkapkan, bahwa niatnya semakin kuat untuk maju menjadi Caleg. Karena melihat selama ini program-program Pemerintah belum merata.
"Saya ingat di desa saya, kartu KIS itu belum merata. Masyarakat ngeluh juga, sudah mengajukan belum dapat. Karena saya lihat di kabupaten lain sudah merata itu yang dapat kartu KIS. Kalau saya terpilih saya akan mengabdikan diri pada masyarakat," ujar Sukrayasa.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Baca SelengkapnyaRespons itu menjawab pertanyaan dari Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2, Ahmad Luthfi.
Baca SelengkapnyaMenurut Said, PDIP sebagai partai yang peduli dengan wong cilik akan mewakafkan Risma agar bisa mengayomi semua masyarakat kecil Jatim.
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut 1 Abdul Muhaimin Iskandar melakukan kampanye akbar di Lapangan Pajajaran, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/1).
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaPada kesempatan ini, Ganjar kemudian mengkampanyekan program KTP Sakti untuk pemerataan bantuan pemerintah.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan melakukan kampanye hari kedua di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaGanjar sarapan bareng petani sambil menyerap aspirasi mereka di Sragen.
Baca SelengkapnyaWarga di Kendari mengeluh ke Ganjar bahwa pelaku usaha masih sulit mengakses KUR.
Baca SelengkapnyaMelihat Kerja Bupati Ipuk untuk mendekatkan pelayanan publik dan meninjau program kerja.
Baca SelengkapnyaDibalik suksesnya pelaksanaan Pemilu tahun 2024, terdapat perjuangan dan medan yang dilalui agar surat suara bisa sampai ke TPS dengan selamat.
Baca SelengkapnyaDi Merauke, Ganjar menyinggung peran desa yang merupakan kekuatan besar.
Baca Selengkapnya