Pemkot Tangsel ditantang jelaskan dana hibah Rp 4 triliun
Merdeka.com - Pemerintah Kota Tangerang Selatan menyangkal seluruh tudingan soal dugaan penyelewengan dana hibah menjelang Pilkada. Bahkan, mereka meragukan penjelasan lembaga nirlaba Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), memaparkan kejanggalan keuangan melalui data dari Badan Pemeriksa Keuangan.
Sekretaris Fitra, Yenny Sucipto, balik menantang Pemerintah Kota Tangsel di bawah kepemimpinan Airin Rachmi Diany, supaya menjelaskan rincian dana hibah dari pusat pada 2014 sebesar Rp 4 triliun.
"Yang mana yang tidak benar angkanya? Semua yang kami berikan kepada wartawan pada waktu lalu, baik dana hibah yang menyebar ke organisasi dan angka pada penjelasan soal mark down, adalah laporan realisasi anggaran belanja," kata Yenny, Rabu (25/11).
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Sarwendah menyampaikan klarifikasi? 'Alhamdulillah tadi sudah menemui langsung wakil ketua pengadilan, dan disambut dengan baik,' lanjutnya. 'Beliau juga sangat apresiasi kami melakukan komunikasi dulu dengan pihak pengadilan bukannya langsung somasi, atau melaporkan hal ini ke KY, tapi sudah diserahkan semuanya ke Pengadilan,' pungkasnya
-
Siapa yang membantah tuduhan penggelapan mobil? Pihak Edward Akbar Membantah Tudingan Penggelapan Mobil Kimberly Ryder Dengan Alasan Hrta Tersebut Dibeli Secara Bersama-sama
-
Bagaimana tanggapan Kartika Putri terhadap hujatan? Ia juga mengizinkan siapa pun yang ingin menghina atau mencibirnya terkait pernyataannya tersebut. Namun, ia dengan tegas meminta agar orang tidak mengolok-olok kegiatan mengaji.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang mengkritik pernyataan Kartika Putri? Pernyataan kontroversialnya tentang mengaji menyebabkan dia menjadi sasaran cibiran netizen.
Menurut Yenny, kini tinggal menunggu itikad baik dari Pemerintah Kota Tangsel supaya menjelaskan penggunaan anggaran kepada publik.
"Yang soal mark down, itu jumlah pendapatan daerah lho, bukan PAD. Pendapatan daerah itu terdiri dari PAD, transfer pusat dari daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah. Ini kan perlu dikaji, karena ini menarik terkait penggunaan anggaran," ujar Yenny.
Yenny mengaku wajar mempertanyakan dan meminta penjelasan, karena menurut dia pada 2014, Kota Tangsel mendapatkan dana hibah Rp 4 triliun.
"Kami bisa dong bertanya, ini ada potensi mark down, mereka harus menjelaskan. Rp 4 triliun itu yang kami pertanyakan. 2014 itu Tangsel mendapatkan hibah dari pusat sebesar Rp 4 triliun, itu yang perlu dikroscek, hibahnya buat apa?" ucap Yenny.
Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Uus Kusnadi mengatakan, pada 2014 realisasi pendapatan Kota Tangsel hanya Rp 2,28 Triliun. Hal itu berbeda dengan yang disampaikan Fitra, menyatakan tahun itu Tangsel realisasi pendapatannya sebesar Rp 6,3 triliun.
"Bagaimana mencapai Rp 6,3 triliun, realisasi pendapatan kita (Kota Tangsel) hanya Rp 2,28 Triliun. Fitra kemungkinan bicara non kas dan kas dari ya, dari LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)," kata Uus.
Soal tudingan adanya mark down, Uus membantahnya. Sebab menurut dia, pada tahun berikutnya, target realisasi pendapatan daerah Kota Tangsel naik dari Rp 2,28 triliun menjadi Rp 2,55 triliun.
"Kita sangat optimis, makanya naik dari Rp 2,28 triliun menjadi Rp 2,55 triliun," ujar Uus.
Uus menyampaikan, bengkaknya dana hibah pada tahun ini diakuinya karena Pilkada. "Tapi buat kebutuhan Pilkada itu sendiri, seperti ada pengaman dan lain-lain, itu karenanya bengkak," ucap Uus.
Tentang tudingan akibat membengkaknya dana hibah, dua dinas penting di Kota Tangsel yakni Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, anggarannya menjadi dipangkas, Uus beralasan semua harus memenuhi sesuai dengan kebutuhan yang ada.
"Jadi tidak ada cerita mengkorbannya dua dinas itu. Pemerintah kan harus mentelaah kebutuhannya, kan semua didasarkan kebutuhan mereka (Dinas Pendidikan dan Kesehatan). Kalau saya rasa untuk Dinas Pendidikan kenapa turun, karena pembangunan sekolah sekarang dilakukan Dinas Tata Kota, sedangkan kalau Dinas Kesehatan saya tak paham, tanya saja langsung ke kepala dinasnya," imbuh Uus.
Uus juga menyatakan Fitra keliru tentang dana hibah dari pemerintah pusat sebesar Rp 4 triliun. Sebab menurut dia pemerintah pusat mengirimkan dalam bentuk barang.
"Tapi saya lupa barang apa saja yang dikirim, harus dicek lagi," tutup Uus.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dito kemudian membantah mengenal Irwan Hermawan. Dito juga membantah mendapat bingkisan uang Rp27 miliar
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Dito saat menjadi saksi kasus dugaan korupsi BTS Kominfo di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (11/10).
Baca SelengkapnyaHakim Ketua Fahzal Hendri terus menanyakan Menppora Dito Ariotedjo terkait pengembalian uang Rp27 miliar ke Kejaksaan.
Baca SelengkapnyaDiduga Selewengkan Dana Hibah UMKM, Kepala Diskoperindag Gresik Ditahan
Baca SelengkapnyaMantan Ketua KPU Bengkalis, Fadhillah Al Mausuly (42) ditetapkan sebagai tersangka korupsi anggaran dana hibah pilkada. Dia langsung ditahan.
Baca SelengkapnyaKasus korupsi yang dilakukan telah merugikan keuangan negara sebesar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaMenpora mengaku tak tahu menahu soal pengembalian uang Rp27 miliar ke salah satu terdakwa.
Baca SelengkapnyaMayoritas dari mereka adalah pejabat di lingkungan Pemkot Palembang dan pengurus PMI.
Baca SelengkapnyaTiko Aryawardhana memenuhi panggilan penyidik Polres Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaPolda memanggil para kepala desa di Kabupaten Karanganyar untuk mengusut kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaPolda Jateng juga akan menggandeng instansi dalam rapat koordinasi tersebut untuk turut memantau proses penyelidikannya.
Baca SelengkapnyaMenpora Dito Ariotedjo dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus korupsi BTS Kominfo dengan terdakwa Johnny G Plate.
Baca Selengkapnya