Pemuda Muhammadiyah nilai Jokowi bisa 'game over' jika PKB tarik diri
Merdeka.com - Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai Joko Widodo (Jokowi) bisa 'game over' jika Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menarik diri dalam koalisi pendukung Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Cak Imin tinggal datang ke Pak Jokowi, lantas bilang ke Pak Jokowi hubungan elo-gue end. Maka Jokowi game over alias hancur," kata Dahnil di Jakarta, Kamis (26/7).
Dahnil mengingatkan, Cak Imin datang ke Jokowi bukan tanpa modal. Sebab, menurutnya, membawa gerbong PKB dan Nahdlatul Ulama (NU).
-
Kenapa Jokowi memanggil Menaker Ida dan Kakak Cak Imin? 'Kalau yang kita baca ya, pujian presiden terhadap pencapaian PKB dan juga ucapan kekaguman kepada ketua umum kami, Gus Muhaimin, karena dalam situasi pileg PKB justru mengalami kenaikan yang signifikan,' kata Maman di gedung DPR, Senayan, Jakarta Senin (18/3).
-
Siapa yang diajak Jokowi saat kunjungan kerja? Menariknya saat kunjungan kerja di Bone, Jokowi ditemani pengusaha sekaligus Wakil Ketua DPR dari Partai NasDem Rachmat Gobel.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Apa jabatan Cak Imin di PKB? Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menjadi Ketua Dewan Syura dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kembali menjabat Ketua Umum PKB.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Bahkan, Dahnil menganggap Cak Imin sebenarnya memiliki modal untuk menjadi calon presiden yakni kendaraan politik dan dukungan massa.
"Bisa saja Cak Imin menjadi calon presiden, karena memang dia memiliki dua hal penting dalam politik. Kendaraan politik dan basis massa rill. Kalau Pak Jokowi kendaraan gak punya, basis massa tidak jelas," ucapnya.
Senada dengan Dahnil, Direktur Riset lembaga survei Median, Sudarto. Menurutnya, Jokowi dihadapkan pada dua hal besar. Pertama, laju perekonomian yang masih dinilai masyarakat lamban dan menyulitkan masyarakat. Kedua, Jokowi rawan diserang politik identitas.
"Kedua hal ini dapat menjadi senjata mematikan bagi Jokowi jika kubu oposisi dapat meramu dengan baik. Politik di Pilgub DKI Jakarta bisa terulang di Pilpres," katanya.
Sementara, hasil survei Median menunjukan posisi Cak Imin jika diduetkan dengan Jokowi akan mencapai angka 42 persen. Sedangkan jika Cak Imin diduetkan dengan Prabowo, tetap tinggi.
"Kenapa bisa? karena Cak Imin dianggap mewakili politik identitas, yakni umat Islam dan memiliki gerbong massa yang riil. PKB pun sebagai partai politik terus bergerak menanjak, mengikuti pergerakan Cak Imin," ungkapnya.
Masih di diskusi itu, pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli melihat kebijakan Presiden Jokowi yang tidak populis dalam bidang ekonomi membuatnya dicap kurang cakap mengelola ekonomi.
"Kebijakan ekonomi yang diambil Jokowi lebih dapat pengembangan ekonomi, belum menyentuh fundamental ekonomi," katanya.
Merujuk pada hasil survei Median, kata Lili, politik identitas di Indonesia masih sangat kuat. Walaupun elit sudah berulang-ulang kampenye untuk tidak menggunakan politik identitas. Tapi, faktanya politik identitas masih kerap digunakan karena berbiaya murah dan efektif.
"Di media sosial bahkan anggapan Pak Jokowi anti Islam masih menguat. Untuk itu, ia butuh cawapres berbasis massa Islam. Sosok Pak Muhaimin atau Cak Imin berhasil menjual JOIN, C1nta dan Panglima Santri serta memiliki partai berbasis massa Islam. Rasanya cocok bersanding dengan Pak Jokowi," paparnya.
Ditambah, karekteristik PKB dan NU sangat spartan dan militan. Contohnya saat Pemilu 2014 dimana PKB dan NU habis-habisan membela Jokowi dari serangan anti Islam dan komunis.
"PKB dan NU yang berjuang mengklarifikasi ke pesantren-pesantren dan seluruh wilayah basis massa Islam. Hingga akhirnya Pak Jokowi memenangi pertarungan di Pilres 2014. Jadi tidak salah kalau PKB bilang mereka punya saham di pemerintahan," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin menegaskan PKB hingga kini akan tetap bersama Gerindra.
Baca SelengkapnyaKedekatan PKB dengan PDIP tak bisa dilihat sebatas isapan jempol belaka.
Baca SelengkapnyaGerindra sebelumnya tidak diberi tahu PKB terkait pertemuan Cak Imin dengan Ketum NasDem Surya Paloh pada 29 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaIman mengatakan, sejarah kelahiran PKB memang lekat dengan Nahdlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaSuara Jawa Timur masih akan dimenangkan oleh Cak Imin dan Anies Baswedan bersama PKB.
Baca SelengkapnyaPKB dinilai sebagai pembawa narasi perubahan yang bertolak belakang dengan keberlanjutan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPDIP bukan hanya mendekati PKB saja. Kata Said, komunikasi PDIP dengan Partai Gerindra juga terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaWaketum Nasdem, Ahmad Ali mengajak, PKS untuk tetap dalam koalisi perubahan.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, hubungan PKB dan PBNU semakin panas. Pemicunya, Cak Imin menjadi pelopor pansus haji di DPR.
Baca SelengkapnyaCak Imin ingin calegnya terpilih, suara AMIN menang di dapil masing-masing
Baca SelengkapnyaPKB baru saja menyelesaikan pelaksanaan Muktamar PKB ke-VI yang digelar di Nusa Dua, Bali, 24-25 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut, bahwa dirinya dan koalisi memahami masalah bangsa.
Baca Selengkapnya