Pemungut sampah dari rumah ke rumah ini jadi Caleg PAN
Merdeka.com - Fauzi Chaidir tampak santai menyambut kedatangan tamu-tamunya meski hanya mengenakan pakaian yang tampak lusuh dan sedikit berbau sampah.
Ketika itu, Kamis (5/12) sore, ayah yang dianugerahi tiga anak ini tengah bersiap menjalankan aktivitasnya memungut sampah ke rumah-rumah warga di Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau.
Profesi yang mungkin dipandang sebelah mata bagi sebagian besar kelompok masyarakat. Namun pekerjaan itu telah ditekuninya sejak delapan tahun silam.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Bagaimana cara bank sampah mengelola sampah? Pembentukan bank sampah Pandu Sirkaya berawal dari kepedulian warga Tambakreja menjaga kebersihan lingkungan. 'Kami punya rasa sosial bagaimana mengatasi sampah biar warga itu merasakan kebersihan, lingkungan kita jadi lebih sehat, dan juga warga bisa menghasilkan manfaatnya secara langsung. Jadi kita sistemnya melakukan penukaran sampah dengan sembako,' kata Yuliati, pengurus Bank Sampah Pandu Sirkaya Cilacap.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah? Daur ulang sampah membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Dengan memanfaatkan kembali botol atau kaleng bekas sebagai wadah atau pot bunga, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah estetika lingkungan kita.
-
Bagaimana Kelurahan Rancabolang mengelola sampah? Selama empat tahun ini, kawasan itu mengklaim telah mengelola sampah secara paripurna. Selama itu, sudah tidak terjadi lagi adanya penumpukan sampah khususnya organik.Mereka pun membagikan kisahnya mengurai sampah dengan jumlah yang besar memakai media maggot.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
"Semuanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Membiayai pendidikan anak, dan untuk nabung buat jadi caleg (calon legislatif)," kata Fauzi yang duduk bersila di ruang tamu sebuah rumah sangat sederhana.
Seperti diberitakan Antara, rumah tersebut adalah milik sanak (family) Fauzi. Meski dipenuhi dengan sampah-sampah pada halaman samping, tidak membuat keluarga itu malu atau berkecil hati.
"Dari Oleh dan Untuk Kita" adalah moto Fauzi untuk mempromosikan diri meraih cita-citanya menjadi legislator. Frasa-frasa dalam pedoman memotivasi tersebut terdengar janggal.
Namun inilah janji politik sang tukang pemungut sampah, "semoga retribusi sampah gratis terwujud," ujarnya.
Fauzi Chaidir pada musim pemilihan legislatif 2014 mendatang maju sebagai caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru Daerah Pemilihan (Dapil) V (Kecamatan Tampan dan Payung Sekaki).
Ayah dengan tiga orang anak dari hasil perkawinan seorang istri ini maju dengan menyandang nomor urut 8.
Siapa yang sangka, jika sebenarnya kader partai politik ini ternyata menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Riau.
"Sejak awal berdirinya PAN tahun 1998, saya sudah bergabung menjadi kader. Mulai dari inisiator pelebaran sayap, hingga akhirnya menjadi sekretaris di tingkat kecamatan (DPC) hingga menjabat Wakil Sekretaris DPD Riau saat ini," katanya.
Bagi Fauzi, pertarungan dalam memperebutkan kursi legislator di DPRD Pekanbaru bukanlah hal baru. Pada "pesta demokrasi" sebelumnya di tahun 2009, tukang sampah ini telah berupaya meski gagal.
Kali ini, Fauzi tidak lagi menginginkan kegagalan dan berusaha untuk mengambil hati masyarakat dengan janji yang begitu simpel ; "semoga retribusi sampah gratis terwujud".
Karir Berjenjang Bagi Fauzi, menjadi seorang legislator adalah kebanggaan tersendiri dan kepuasan dalam karir politiknya.
Cita-cita menduduki kursi gedung DPRD Kota Pekanbaru itu telah muncul sejak lama. "Ketika saya menjadi Ketua RT (Rukun Tetangga) di tahun 2003 sampai 2009. Banyak warga mendorong saya maju jadi caleg," katanya.
Atas desakan itu, Fauzi kemudian merealisasikannya pada Pemilihan Legislatif 2009. Dia maju masih dengan perahu PAN.
"Waktu itu, saya kalah. Hanya tinggal sedikit lagi suara, namun tidak tercapai. Sejak itu saya memang berniat untuk maju lagi pada tahun 2014," katanya.
Mimpi tersebut mulai di depan mata, ketika jenjang karir dalam bermasyarakat berlahan diraih oleh Fauzi. Di tahun 2010, sang tukang sampah "naik pangkat" menjadi Ketua Rukun Warga (RW).
Ketika itu, menurut dia, ketua RW yang lama telah memasuki masa pensiun sehingga harus menyerahkan jabatannya ke pihak lain.
Saat ini, tiga tahun sudah Fauzi menjabat Ketua RW dan nyaris lima tahun setelah masa kelam atas kekalahan pada pertarungan politik 2009.
Fauzi pun mulai mengampanyekan diri. "Saya juga terus mengembangkan jumlah pelanggan sampah saya. Yang tadinya ada beberapa wilayah kompleks perumahan saja, sekarang sudah ada ribuan keluarga," katanya.
Situasi itu pun dimanfaatkannya untuk mendapatkan dukungan yang berlimpah. Sejak satu pekan terakhir, Fauzi telah memperbarui kartu iuran pemungutan sampahnya dengan dilengkapi foto wajahnya dan gambar Partai Amanat Nasional (PAN).
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sasaran mereka mengumpulkan barang bekas seperti botol plastik, kertas dan kabel lalu dijual kembali ke pengepul.
Baca SelengkapnyaCalon Wakil Gubernur Rano Karno memberi pandangan soal pengelolaan sampah
Baca SelengkapnyaPerjuangan kerasa seorang petugas sampah bernama Pandi untuk menjadi seorang polisi menjadi kenyataan.
Baca SelengkapnyaKecamatan Medan Deli luncurkan inovasi untuk menanggulangi masalah sampah yang diubah menjadi sedekah.
Baca SelengkapnyaKeberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaPemulung anak yatim di Bantar Gebang ini memiliki cita-cita ingin menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaKonsep ekonomi sirkular ini bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan kemakmuran ekonomi.
Baca SelengkapnyaIntip Kekayaan Wamendes Paiman Raharjo yang Pernah Jadi Tukang Sapu dan Satpam, Kini Punya Harta Rp45 Miliar.
Baca SelengkapnyaAwalnya ia menjual botol bekas begitu saja, namun uang yang didapat hanya sedikit
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, gak cuma soal sekolah di Amerika, Cinta Kuya rupanya juga sering 'mulung' sampah untuk didaur ulang
Baca SelengkapnyaSertifikat dana layanan masyarakat dari BPDLH merupakan wujud dukungan pemerintah kepada masyarakat dalam kerja aksi lingkungan.
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di sungai masih menjadi salah satu isu lingkungan yang mendapatkan perhatian serius.
Baca Selengkapnya