Pencalonan Setya Novanto dianggap bisa ganggu konsolidasi Golkar
Merdeka.com - Jelang pelaksanaan Munas Golkar, bermunculan nama-nama figur yan digadang-gadang menjadi Caketum Golkar menggantikan Aburizal Bakrie (Ical). Mulai dari Idrus Marham, Ade Komarudin, Azis Syamsuddin, dan Setya Novanto (Setnov).
Dari sekian nama yang beredar, figur Setya Novanto mendapatkan sorotan lebih. Banyak kalangan menilai pencalonannya tak akan mulus mengingat rekam jejak Setnov selama setahun terakhir khususnya selama memimpin DPR. Khususnya soal kasus 'Papa Minta Saham' yang menjeratnya.
Peneliti senior Formappi, Lucius Karus menegaskan pentingnya pencaloan ketua umum Golkar dari figur yang mempunyai karakter kepemimpinan yang kuat. Bagi dia, Partai Golkar yang baru saja dirundung perpecahan internal membutuhkan kehadiran pemimpin yang mempunyai leadership mumpuni untuk memastikan konsolidasi internal bisa berjalan dengan lancar dan menghindarkan partai diri jebakan perpecahan karena figur pimpinan yang bermasalah.
-
Siapa yang akan menjadi pemimpin Golkar di masa depan? Selanjutnya Menko Airlangga mengatakan bahwa calon ASN yang direkrut tentu bisa mengisi posisi kunci sebagai future leaders dan memegang jabatan kritikal yang akan menjalankan birokrasi berkelas dunia dalam Visi Indonesia Maju 2045.
-
Bagaimana MKGR tegak lurus ke Golkar? “Kami tidak akan membiarkan pengurus, dewan-dewan, jajaran. Termasuk anggota Ormas MKGR yang dapat menabrak kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh partai Golkar dan Bapak Airlangga Hartarto,“ tegas Adies dalam SE yang ditandatangani pada Jumat (28/7).
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Apa yang Golkar dukung? Terakhir, pertemuan juga kembali menggarisbawahi dukungan terhadap kerangka kerja ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) sebagai landasan sekaligus panduan bagi ASEAN dalam menavigasikan konstelasi politik kawasan yang dinamis.
"Dengan kehadiran sosok yang berkarakter, Golkar bisa kembali menata institusi itu tanpa terganggu dengan masalah-masalah yang justru dipicu oleh Ketua Umumnya," kata Lucius ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa (23/2).
"Pimpinan yang berkarakter juga akan mencegah intervensi pihak luar dalam proses konsolidasi. Dengan demikian diharapkan agar Partai Golkar kembali ke jalur yang semula sebagai partai besar dengan kader-kader yang berkualitas," sambungnya.
Dia mengatakan, tantangan Setya Novanto sesungguhnya bukan soal ada atau tidaknya dukungan dari DPD terhadap pencalonannya. Tantangan Setnov justru muncul dari dalam dirinya sendiri. Rekam jejaknya selama menjadi Ketua DPR merupakan sedikit catatan yang membuatnya dianggap tak punya karakter kepemimpinan. Kerentanan Setnov terhadap munculnya masalah yang disebabkan oleh perilakunya, sebagaimana diperlihatkan selama memimpin DPR menjadi modal negatif untuk didaulat menjadi Ketum Golkar.
"Jika Golkar dipimpin oleh figur dengan potensi masalah yang bisa terjadi setiap saat dan menyeret partai secara keseluruhan dalam lumpur masalah yang menggerogoti partai," tegas Lucius.
Syarat tak bercela menjadi Ketum Golkar tentu menjadi poin penting, kata Lucius. Di tengah penjajakannya sebagai calon ketua umum, Setnov juga masih terbelit dengan kasus papa minta saham di Kejaksaan Agung.
"Jadi potensi masalah personal Caketum Setya Novanto sudah sejak awal mengancam proses konsolidasi Partai Golkar melalui Munas. Bagaimana mengharapkan figur seperti ini bisa diandalkan untuk menjadi tulang punggung Golkar ke depan?" tutur dia.
Menutupi masukkannya, Lucius mengatakan, jika kebutuhan Partai Golkar saat ini adalah kehadiran pemimpin yang menentukan nasib partai yang baru saja tercerai berai karena konflik. Kehadiran pemersatu jelas bukan hanya slogan semata tetapi betul-betul merupakan figur dengan integritas dirinya yang tinggi agar legitimasi kepemimpinannya menjadi modal untuk membangun partai menjadi semakin kuat.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto usai menyerahkan surat dukungan kepada Bobby Nasution.
Baca SelengkapnyaMunaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaLuhut menyarankan Golkar fokus untuk membesarkan perolehan suara di DPR.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaDia menyebut tak menjamin Airlangga akan terpilih menjadi ketua umum kembali.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.
Baca SelengkapnyaPAN mendukung Ketua DPD II Partai Golkar Solo itu sebagai calon wali kota maupun calon wakil wali kota.
Baca SelengkapnyaKoalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPunya banyak 'kursi', Golkar menginginkan mitra koalisi yang setara.
Baca SelengkapnyaInternal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum
Baca SelengkapnyaLuhut mengaku siap menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dengan catatan, banyak kader Partai Golkar yang mendukungnya duduk di kursi ketum.
Baca SelengkapnyaDalang Munaslub bermaksud untuk menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politik di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya