Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pencalonan Setya Novanto dianggap bisa ganggu konsolidasi Golkar

Pencalonan Setya Novanto dianggap bisa ganggu konsolidasi Golkar Setya Novanto penuhi panggilan Kejagung. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Jelang pelaksanaan Munas Golkar, bermunculan nama-nama figur yan digadang-gadang menjadi Caketum Golkar menggantikan Aburizal Bakrie (Ical). Mulai dari Idrus Marham, Ade Komarudin, Azis Syamsuddin, dan Setya Novanto (Setnov).

Dari sekian nama yang beredar, figur Setya Novanto mendapatkan sorotan lebih. Banyak kalangan menilai pencalonannya tak akan mulus mengingat rekam jejak Setnov selama setahun terakhir khususnya selama memimpin DPR. Khususnya soal kasus 'Papa Minta Saham' yang menjeratnya.

Peneliti senior Formappi, Lucius Karus menegaskan pentingnya pencaloan ketua umum Golkar dari figur yang mempunyai karakter kepemimpinan yang kuat. Bagi dia, Partai Golkar yang baru saja dirundung perpecahan internal membutuhkan kehadiran pemimpin yang mempunyai leadership mumpuni untuk memastikan konsolidasi internal bisa berjalan dengan lancar dan menghindarkan partai diri jebakan perpecahan karena figur pimpinan yang bermasalah.

"Dengan kehadiran sosok yang berkarakter, Golkar bisa kembali menata institusi itu tanpa terganggu dengan masalah-masalah yang justru dipicu oleh Ketua Umumnya," kata Lucius ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa (23/2).

"Pimpinan yang berkarakter juga akan mencegah intervensi pihak luar dalam proses konsolidasi. Dengan demikian diharapkan agar Partai Golkar kembali ke jalur yang semula sebagai partai besar dengan kader-kader yang berkualitas," sambungnya.

Dia mengatakan, tantangan Setya Novanto sesungguhnya bukan soal ada atau tidaknya dukungan dari DPD terhadap pencalonannya. Tantangan Setnov justru muncul dari dalam dirinya sendiri. Rekam jejaknya selama menjadi Ketua DPR merupakan sedikit catatan yang membuatnya dianggap tak punya karakter kepemimpinan. Kerentanan Setnov terhadap munculnya masalah yang disebabkan oleh perilakunya, sebagaimana diperlihatkan selama memimpin DPR menjadi modal negatif untuk didaulat menjadi Ketum Golkar.

"Jika Golkar dipimpin oleh figur dengan potensi masalah yang bisa terjadi setiap saat dan menyeret partai secara keseluruhan dalam lumpur masalah yang menggerogoti partai," tegas Lucius.

Syarat tak bercela menjadi Ketum Golkar tentu menjadi poin penting, kata Lucius. Di tengah penjajakannya sebagai calon ketua umum, Setnov juga masih terbelit dengan kasus papa minta saham di Kejaksaan Agung.

"Jadi potensi masalah personal Caketum Setya Novanto sudah sejak awal mengancam proses konsolidasi Partai Golkar melalui Munas. Bagaimana mengharapkan figur seperti ini bisa diandalkan untuk menjadi tulang punggung Golkar ke depan?" tutur dia.

Menutupi masukkannya, Lucius mengatakan, jika kebutuhan Partai Golkar saat ini adalah kehadiran pemimpin yang menentukan nasib partai yang baru saja tercerai berai karena konflik. Kehadiran pemersatu jelas bukan hanya slogan semata tetapi betul-betul merupakan figur dengan integritas dirinya yang tinggi agar legitimasi kepemimpinannya menjadi modal untuk membangun partai menjadi semakin kuat.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Golkar Sodorkan Nama Sekar Anak Akbar Tandjung jadi Wakil Bobby Nasution di Pilgub Sumut
Golkar Sodorkan Nama Sekar Anak Akbar Tandjung jadi Wakil Bobby Nasution di Pilgub Sumut

Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto usai menyerahkan surat dukungan kepada Bobby Nasution.

Baca Selengkapnya
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir

Munaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Luhut Ungkap Konsekuensi Golkar Bergabung Koalisi Prabowo
Luhut Ungkap Konsekuensi Golkar Bergabung Koalisi Prabowo

Luhut menyarankan Golkar fokus untuk membesarkan perolehan suara di DPR.

Baca Selengkapnya
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten

Golkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.

Baca Selengkapnya
Airlangga Banyak Didukung Jadi Ketum Golkar Lagi, Bamsoet: Tergantung Tikungan Terakhir
Airlangga Banyak Didukung Jadi Ketum Golkar Lagi, Bamsoet: Tergantung Tikungan Terakhir

Dia menyebut tak menjamin Airlangga akan terpilih menjadi ketua umum kembali.

Baca Selengkapnya
Didorong Ambil Alih Kursi Ketum Golkar, Luhut: Lihat Sajalah
Didorong Ambil Alih Kursi Ketum Golkar, Luhut: Lihat Sajalah

Kepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.

Baca Selengkapnya
PAN Mantap Koalisi dengan Golkar, Dukung Putri Akbar Tandjung Maju Pilkada Solo
PAN Mantap Koalisi dengan Golkar, Dukung Putri Akbar Tandjung Maju Pilkada Solo

PAN mendukung Ketua DPD II Partai Golkar Solo itu sebagai calon wali kota maupun calon wakil wali kota.

Baca Selengkapnya
Mencari Cawapres Prabowo Setelah Golkar dan PAN Bergabung
Mencari Cawapres Prabowo Setelah Golkar dan PAN Bergabung

Koalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya
Mekeng Sebut Golkar Tak Diperhitungkan di Koalisi Prabowo, Buka Opsi Pindah ke PDIP
Mekeng Sebut Golkar Tak Diperhitungkan di Koalisi Prabowo, Buka Opsi Pindah ke PDIP

Punya banyak 'kursi', Golkar menginginkan mitra koalisi yang setara.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!

Internal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum

Baca Selengkapnya
Luhut Bersedia Jadi Ketum Golkar, Ini Beberapa Syaratnya
Luhut Bersedia Jadi Ketum Golkar, Ini Beberapa Syaratnya

Luhut mengaku siap menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dengan catatan, banyak kader Partai Golkar yang mendukungnya duduk di kursi ketum.

Baca Selengkapnya
Nusron Wahid Ungkap Dalang dan Motif di Balik Isu Munaslub Golkar Lengserkan Airlangga
Nusron Wahid Ungkap Dalang dan Motif di Balik Isu Munaslub Golkar Lengserkan Airlangga

Dalang Munaslub bermaksud untuk menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politik di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya