Pendukung Danny Pomanto serukan coblos kolom kosong di Pilwalkot Makassar

Merdeka.com - Sekira 50 orang massa pendukung setia Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto, petahana yang gagal jadi kontestan petahana di Pilwalkot 27 Juni mendatang turun ke jalan, Selasa (5/6). Mereka berunjuk rasa di bawah fly over menyerukan kepada warga Makassar untuk bergotong royong menangkan kolom kosong.

KPU mendiskualifikasi pasangan Danny Pomanto. Bersisa pasangan tunggal Munafri Arifuddin - Andi Rachmatika Dewi. Danny disebut melanggar kampanye karena membagi-bagikan handphone kepada RT dan RW.

Aksi yang dipimpin Anshar Manrulu ini sekaligus melaunching kelompok mereka yang diberi label Relawan Kolom Kosong (rewako). Mereka berasal dari sejumlah kelurahan dan kecamatan di Makassar. Sebelum aksi diisi dengan orasi bergantian, di antara mereka serempak membagi-bagikan selebaran kepada pengguna jalan dan pengendara di traffic light saat tiba lampu merah. Selebaran ini memuat seruan 'pilih kolom kosong dan mengapa harus kolom kosong.'

"Selamatkan suara rakyat, ayo pilih kolom kosong," kata pendukung Danny Pomanto.

Salah seorang warga Kecamatan Tamalate, Andi Asni (47) mengatakan, warga jangan sampai golput, karena itu adalah kemunduran dan akan rugi sendiri. Kalau memang tidak senang dengan paslon yang ada saat ini, maka memilih kolom kosong akan lebih berarti ketimbang harus golput.

"Jangan mau tinggal di rumah saja saat pemilihan tanggal 27 Juni mendatang. Justru harus datang ke TPS gunakan hak suara seuai hati nuran. Kita turun jalan hari ini untuk selamatkan demokrasi dengan berjuang memenangkan kolom kosong. Jangan takut untuk menangkan kolom kosong karena itu juga adalah hak. Setelah aksi ini, pulanglah ke rumah masing-masing, ajak saudara, kerabat, tetangga untuk bersama-sama coblos kolom kosong di hari pemilihan nanti," kata Andi Asni.

Adapun Anshar Manrulu, koordinator aksi mengatakan, Pilwalkot Makassar nanti hanya diikuti satu kontestan yakni pasangan Munafri Arifuddin - Andi Rachmatika Dewi. Menurut dia, ini kemunduran demokrasi dan pengkhianatan suara rakyat karena berbagai lembaga lembaga survei menunjukkan tingkat keterpilihan paslon tunggal ini tidak pernah mencapai 20 persen. Artinya ada 70 hingga 80 persen suara yang dikebiri dengan pemaksaan calon tunggal.

Menurutnya, sesungguhnya paslon tunggal itu justru mempermalukan Makassar karena seolah-olah hanya satu pasalon saja yang layak memimpin dan membuat perubahan bagi Kota Makassar.

"Tidak ada pilihan lain, rakyat harus bersatu, bergotong royong untuk memenangkan kolom kosong karena bila kolom kosong menang berarti akan kembali dilakukan penjaringan calon walikota dan wakil walikota Makassar sehingga sangat berpeluang bisa muncul dua atau banyak calon. Jadi kalau merasa kecewa dengan hanya satu paslon karena paslon lainnya dipaksa tidak ikut sebagai kontestan dengan mencari-cari permasalahan menyangkut dirinya maka pilih saja kolom kosong saat pemilihan, jangan takut karena itu tidak melanggar aturan," tandasnya.

Tim Relawan Kolom Kosong (Rewako) menyiapkan langkah-langkah untuk memenangkan kolom kosong yakni meyakinkan kepada tetangga, teman, keluarga dan orang-orang terdekat alasan mengapa harus kolom kosong, menjelaskan dan mensosialisasikan kepada mereka bahwa memilih kolom kosong itu juga adalah hak dan tidak melanggar aturan.

"Kita juga membuka posko-posko relawan kolom kosong (Rewako), di situ jadi pusat informasi mengenai kolom kosong," pungkas Anshar Manrulu.