Peneliti sebut hitung cepat lembaga survei tidak selalu benar
Merdeka.com - Peneliti opini publik Agung Prihatna, menyatakan tidak pernah ada hasil jajak pendapat, termasuk hitung cepat yang benar secara mutlak. Bahkan menurut dia, justru secara akademik survei membuka ruang buat kesalahan.
Maka dari itu, Agung menilai, mestinya tidak boleh satupun lembaga survei mengklaim hasil penghitungan cepatnya paling benar. Apalagi sampai memastikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) salah jika hasil penghitungannya berbeda.
"Statistik adalah ilmu yang mengizinkan penggunanya untuk bisa salah. Tidak boleh ada lembaga yang mengatakan kami paling benar," kata Agung dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (12/7).
-
Apa itu data statistik? Data statistik sangat diperlukan dalam sebuah survey atau perhitungan. Namun apa itu data statistik? Simak jenis data statistik dan contohnya berikut ini.
-
Bagaimana cara menganalisis data statistik? Terdapat dua proses analisis data yaitu interpretasi dan penyajian. Bentuk statistik juga menjadi hasil dari analisis data.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
-
Kenapa penting data pemilih akurat? Dengan memutakhirkan data pemilih, Pantarlih membantu mencegah berbagai masalah yang dapat timbul, seperti pemilih ganda, pemilih fiktif, atau pemilih yang tidak memenuhi syarat.
-
Mengapa manipulasi data pemilih bahaya? Masalah dengan data pendaftaran pemilih hampir pasti akan menyebabkan pemilih yang memenuhi syarat diberikan apa yang disebut 'surat suara sementara,' yang memungkinkan mereka untuk memberikan suara sambil memeriksa ulang kelayakannya. Surat suara seperti ini, yang merupakan bagian standar dari semua pemilu, menimbulkan kompleksitas tersendiri, terutama jika surat suara tersebut harus digunakan dalam jumlah besar, karena akan menunda penghitungan akhir dan dapat membuka peluang untuk mengajukan gugatan ke pengadilan atas surat suara individual.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
Sementara peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfarabie, menyatakan hampir semua lembaga survei memilih metode sampel acak bertingkat (multistage random sampling) sebagai pegangan melakukan hitung cepat. Sebagai praktisi, dia menilai, hal itu wajar lantaran sebagai langkah paling dekat menganalisa perolehan suara dengan semirip mungkin mengikuti cara kerja KPU.
Namun demikian, Agung menyoroti masalah sering terjadi adalah adanya penyimpangan praktik di lapangan. Salah satunya adalah sebaran pengambilan sampel. Seringkali lembaga survei tidak mencermati di dalam suatu wilayah ada kecenderungan pengelompokan mendukung salah satu pihak.
"Kalau tidak cermat pendistribusian itu dan diambil angka acak, tentu saja akan menang kecenderungan itu. Praktik itu yang kadang tidak diperhatikan," ujar Agung.
Selain itu, Agung mengkritik lembaga survei kerap tergesa-gesa dalam mengumumkan hasil hitung cepat. Meski dia mengakui hal itu sebagai tuntutan klien, tapi mereka juga mesti bertanggung jawab atas produk dipaparkan dalam situasi terburu-buru itu.
"Ada asumsi di Polster (istilah pelaku polling) untuk cepat-cepat karena dianggap kredibel dan hebat," tambah Agung.
Anggota tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Arif Budimanta, menyatakan dalam perkembangan politik saat ini memang keberadaan survei dan hitung cepat sangat dibutuhkan. Meski begitu, dia mendukung langkah audit jika dirasa ada lembaga survei ditengarai memanipulasi data dan memaparkan kepada publik.
"Harus diaudit jika dirasa ada data yang dianggap melenceng," ujar Arif.
Seperti diketahui, dalam hasil hitung cepat pilpres 2014, tidak seluruh lembaga survei kompak. Delapan lembaga survei memenangkan Jokowi-JK, sementara empat survei memenangkan Prabowo-Hatta. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan perbedaan data tersebut.
Baca SelengkapnyaQuick count adalah metode perhitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei atau lembaga riset untuk memprediksi hasil pemilu berdasarkan sebagian data suara
Baca SelengkapnyaSaidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.
Baca SelengkapnyaKredibilitas lembaga survei dipertanyakan jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPerkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) membeberkan alasan memberikan sanksi kepada lembaga Poltracking.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritisi keberadaan lembaga survei yang ada saat ini. Menurutnya, survei bisa dibeli.
Baca SelengkapnyaPersepi menegaskan sidang terhadap keduanya tidak untuk menyalahkan hasil atau membuat analisis politik terhadap perbedan.
Baca SelengkapnyaFakta kuantitatif objektif namun juga memiliki kekurangan tersendiri.
Baca SelengkapnyaHal ini menanggapi perbedaan hasil survei Poltracking Pilgub Jakarta hingga memutuskan keluar dari Persepi. Poltracking juga diberi sanksi oleh Persepi.
Baca SelengkapnyaMetode ini menggunakan sampel suara yang diambil dari sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) untuk kemudian dihitung secara cepat.
Baca SelengkapnyaBanyak pihak yang menyebut adanya dugaan manipulasi serta kejanggalan dalam aplikasi Sirekap
Baca Selengkapnya