Pengamat: Capres harus memiliki emosi yang stabil
Merdeka.com - Psikolog Klinis dan Forensik A. Kasandra Putranto menjelaskan, sejumlah aspek dalam psikologi seperti intelektualitas, stabilitas emosi, karakter, sikap dan kepribadian, termasuk di dalamnya kompetensi harus dimiliki presiden dan wakilnya mendatang.
"Karena jabatan presiden bukan main-main. Presiden di perusahaan tentu berbeda dengan presiden negara. Tingkat kompetensinya akan lebih tinggi," ujarnya ketika dihubungi wartawan, Jumat (23/5).
Kasandra menambahkan, aspek di atas penting untuk diketahui. Sebab dari sana, masyarakat dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan capres mampu melaksanakan pekerjaan seperti kemampuan berkomunikasi, pengajian keputusan, analisa dan mencari solusi kreatif.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Apa karakteristik penting pemimpin? 'Milikilah keinginan untuk membuat keputusan. Itu adalah kualitas terpenting dari seorang pemimpin yang baik.' - Tung Desem Waringin
-
Apa itu kepemimpinan? Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.
-
Bagaimana efek persatuan Jokowi dan Prabowo? “Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum,“ sambungnya.
-
Bagaimana Jokowi ekspresikan kemarahan saat parlemen? Di kesempatan sama, Jokowi juga mengekspresikan kemarahan sambil kepalkan tangan.
Pemimpin mendatang harus memenuhi aspek kejiwaan seperti emosi yang harus stabil. Sebab, lanjut dia, aspek itu sangat besar pengaruhnya terhadap gaya dan kepemimpinan seseorang dalam memimpin negara.
"Sangat besar. Bagaimana seseorang bisa memimpin negara dalam posisi di mata dunia jika tidak memenuhi aspek psikologis seperti memiliki stabilitas emosi, karakter, sikap, dan kepribadian," kata Kasandra.
Sementara itu, LSI sebelumnya telah mengumumkan hasil surveinya terkait isu-isu negatif yang membayangi kandidat presiden.
Empat isu negatif membayangi Prabowo. Salah satu isu yang beredar di masyarakat adalah Prabowo memiliki emosi yang temperamental dan suka menggunakan kekerasan. Selain itu, isu lainnya adalah keterlibatan Prabowo dalam penculikan aktivis 1998, hubungan tidak harmonis antara Prabowo dengan keluarga dan Prabowo tidak sukses dalam bisnis perusahaannya sehingga merugi dan banyak hutang.
Namun tingkat kepercayaan publik terhadap isu negatif Prabowo tersebut lebih besar dibandingkan dengan Jokowi. Dari mereka yang pernah mendengar isu negatif Prabowo, sebesar 51-72 persen publik menyatakan percaya terhadap isu tersebut. Berdasarkan hasil survei LSI, ada potensi penurunan suara Prabowo sebesar 40-51 persen. (mdk/gib)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arief malah menyindir balik Anies yang justru menyerang saat debat capres. Maka dari itu, perkataan Anies adalah bentuk refleksi dirinya sendiri.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, kestabilan emosi diperoleh dari berbagai proses dan tantangan.
Baca SelengkapnyaMenurut JK, seorang pemimpin itu harus tenang, dan tidak emosional
Baca SelengkapnyaJK menilai seorang pemimpin harus tenang, baik, sopan dan tidak emosional
Baca SelengkapnyaDalam debat saja sudah emosi lalu kebawa-bawa setelah debat, bagaimana bisa menjadi pemimpin yang baik,” kata Hasto
Baca SelengkapnyaDebat terakhir dapat menunjukan pemimpin yang baik adalah Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla mengatakan, pemimpin harus memiliki gagasan dan bersikap tenang dalam memimpin bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, banyak pemimpin yang muncul sekarang tidak melalui proses alami. Muncul tiba-tiba hasil rekayasa politik.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) menyinggung soal pemimpin yang baik. Dia menyindir capres yang kerap marah-marah.
Baca SelengkapnyaJK mengatakan seorang calon pemimpin harus bisa membawa rakyatnya menuju kebaikan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kriteria pemimpin itu bisa dilihat dari fisik, sifat hingga program.
Baca SelengkapnyaBobby mengungkapkan, Gubernur Sumatera Utara tidak bisa bekerja sendiri.
Baca Selengkapnya