Pengamat Duga Hasto Bandingkan Jokowi & SBY Mungkin Karena PDIP Dulu Sering Dikerjai
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membandingkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Presiden SBY. Kata Hasto, Jokowi banyak mengambil keputusan dibanding SBY yang sering rapat tanpa mengambil keputusan.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, manuver Hasto merupakan bagian dari strategi politik untuk elektoral partai. Dengan mencitrakan pemerintahan Jokowi yang diusung PDIP lebih dari SBY yang diusung Demokrat, akan berdampak langsung terhadap elektabilitas partai berlambang banteng itu.
"Strategi membandingkan itu merupakan bagian dari strategi untuk membela pemerintahnya sendiri dan bisa saja dilakukan demi elektoral. Karena jika dalam perbandingan itu Jokowi dibagus-baguskan dan diskenariokan lebih bagus dari SBY, kan akan berdampak elektoral bagi PDIP," ujar Ujang kepada wartawan, Senin (25/10).
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa Prabowo akan minta pendapat Jokowi? 'Pak Prabowo kan mengatakan Pak Jokowi itu mentor beliau, di acara-acara internal Pak Prabowo berulang kali menyampaikan kepada kami bahwa beliau belajar banyak dari Pak Jokowi. Beliau kan sebagai tentara kan belajar kepemimpinan dari muda, tapi melihat sosok yang begitu luar biasa ya itu adalah Pak Jokowi,' tambahnya.
-
Siapa yang Hasto Kristiyanto contohkan sebagai pemimpin yang lahir dari rakyat? Hasto menambahkan pemimpin yang lahir dari rakyat biasa, bisa melakukan blusukan, seperti capres Ganjar Pranowo.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini, sikap Hasto terhadap Demokrat itu juga karena luka lama. Kata Ujang, saat PDIP menjadi oposisi sering dikerjai oleh SBY.
"Dan itu juga bagian dari luka lama, yang mungkin dulu kala PDIP sedang menjadi oposisi sering dikerjai oleh SBY," ujarnya.
Menurut Ujang upaya membandingkan Jokowi dan SBY sangat subjektif. Hasto yang bagian dari koalisi pemerintah akan pro kepada Jokowi. Sebaliknya demikian juga Demokrat membela SBY. Maka seharusnya biarkan masyarakat menilai secara objektif.
"Jika ingin membandingkan, maka biarlah rakyat yang membandingkan agar objektif," kata Ujang.
Sebelumnya, Hasto juga mengajak akademisi untuk meneliti perbandingan Jokowi dan SBY. Ia pun siap memberikan beasiswa.
Sementara itu, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengingatkan semua pihak, tidak etis membanding-bandingkan kinerja presiden. Sebab masing-masing presiden punya kelebihan dan kelemahan.
"Sebenarnya membanding-bandingkan presiden satu dengan presiden lainnya itu tidak etis. Karena bagaimanapun juga setiap presiden itu memiliki gaya kepemimpinan yg berbeda dan masing-masing presiden memiliki keunggulan dan kelemahan," ujar Syarief kepada wartawan, Minggu (24/10).
"Partai Demokrat sangat menghargai semua presiden dan mantan-mantan presiden Indonesia," ucapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan capres nomor urut dua Prabowo Subianto yang meminta untuk menghargai
Baca SelengkapnyaHasto mengklaim mendapatkan pandangan tersebut ketika menemui masyarakat Jawa Tengah yang menyampaikan penilaiannya soal Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, capres Prabowo Subianto berbeda dengan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai ada kemiripan antara Soeharto dan Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya mempertahankan kepemimpinan lewat Pemilu.
Baca SelengkapnyaPihak Istana mewacanakan pertemuan antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaHashim Djojohadikusumo muak dengan kritik isu dinasti politik kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto pun mencontohkan soal data impor beras karena terbukti tahun ini harus impor 6 juta.
Baca SelengkapnyaSandiaga mengaku mendapatkan intimidasi dan tekanan politik saat 2017 dan 2019.
Baca SelengkapnyaHasto mengkritik pedas aksi RK itu karena tengah mempertontonkan mentalitas yang lemah.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku sedih atas penyataan Jokowi yang mendapat sentimen negatif dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaAir mata Hasto mengucur bukan karena tidak bisa menjawab pertanyaan penguji sidang doktornya, melainkan ketika menyinggung soal kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSikap politik Demokrat dalam beberapa tahun belakangan menjadi oposisi disoroti PDI Perjuangan apabila menerima tawaran kursi menteri dari Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya