Pengamat: Kisruh PPP karena SDA ingin seperti Mega dan SBY
Merdeka.com - Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali (SDA) sebagai pemicu konflik yang terjadi di internal partainya. Hal ini dinilai karena SDA sebagai pucuk pimpinan ingin meniru gaya kepemimpinan Megawati Soekarnoputri dan SBY di PDIP dan Demokrat.
Pengamat Politik dari Indobarometer Muhammad Qodari menilai, kesalahan terbesar SDA dalam konflik PPP adalah memosisikan diri seperti tokoh partai lain seperti halnya Mega, SBY dan Prabowo Subianto di Gerindra. SDA, lanjut dia, tidak bisa mendominasi di PPP seperti halnya Mega, Prabowo dan SBY .
Karena gaya tersebut, lanjut dia, internal pun bergejolak berujung dukungan koalisi kepada Prabowo dibatalkan. Hal ini menurut dia yang membuat PPP melangkah mundur dibanding parpol lain.
-
Apa yang dihalangi dari Prabowo dan Megawati? Sesungguhnya pertemuan antara Prabowo dengan Megawati tidak ada halangan atau hambatan. Dia menyebut, perbedaan politik antara Prabowo dan Megawati di Pilpres 2024 tidak menjadi permasalahan.
-
Siapa yang ingin menghalangi Prabowo bertemu Megawati? Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Immanuel Ebenezer alias Noel mengungkapkan ada sosok di internal PDIP yang berupaya menghalangi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sosok di internal PDIP itu adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
-
Kenapa Gerindra tidak akan menjadi mayoritas di kabinet Prabowo-Gibran? 'Ya dari Gerindra sedikit lah (jumlahnya),' kata Dasco di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (16/9).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa Prabowo tidak mau pilih Menteri Keuangan dari partai? 'Saya rasa Pak Prabowo juga akan mempertimbangkan itu. Artinya dia tidak akan ambil orang sembarangan. Tidak akan ambil orang partai, saya pikir itu. Lebih merupakan harapan,' kata Faisal.
"Kembali kepada posisi semula, bahwa PPP belum punya dukungan, yang terjadi sekarang ini adalah langkah mundur. Semua yang dipecat dikembalikan ke posisi semula," ujar Qodari di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (23/4)..
Dia memprediksi langkah PPP akan berubah soal peta koalisi di pilpres nanti. Selain kepada Gerindra, dia meyakini PPP bisa juga merapat ke Demokrat untuk mendukung capres partai pimpinan SBY itu.
"Kemungkinan pertama itu ke Prabowo, yang kedua Demokrat," ujarnya.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Djarot memastikan komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP tetap terjalin
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfuz Sidik, PKS selama masa kampanye Pilpres 2024, banyak melakukan serangan negatif kepada Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaNamun PPP berpeluang untuk meninggalkan koalisi Ganjar, jika Ridwan Kamil jadi Cawapres.
Baca SelengkapnyaPDIP telah berkomunikasi sebelum Demokrat merapat ke koalisi Prabowo
Baca SelengkapnyaPrediksi itu diperkuat karena kehadiran Presiden Jokowi dan ditambah dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca SelengkapnyaJika PKB mengusung kadernya menjadi cagub di Pilkada Jakarta, maka PDIP menjadi cagub di Pilkada Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Deddy Yevry Sitorus menduga PKB sebenarnya tidak nyaman berkoalisi dengan PKS.
Baca SelengkapnyaPDIP bukan hanya mendekati PKB saja. Kata Said, komunikasi PDIP dengan Partai Gerindra juga terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, PKS mendesak agar Anies segera mengumumkan cawapresnya.
Baca SelengkapnyaPSI menanggapi, permintaan PPP dan PKS yang ingin diajak masuk pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingat hubungan antara PDIP dengan PPP sudah dekat sejak lama.
Baca Selengkapnya