Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat: Konsultan PDIP jual capres seperti jual pasta gigi

Pengamat: Konsultan PDIP jual capres seperti jual pasta gigi pesawat PDIP Indonesia Hebat. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk menilai, cara yang dilakukan olah konsultan politik PDIP untuk meraih suara aneh. Menurut Hamdi konsultan marketing lebih mendominasi ketimbang konsultan politik.

"Kita tahu, Ipang Wahid itu dulu hajar Jokowi habis-habisan. Sekarang dia konsultan PDIP, gimana jelaskannya itu? Susah bedakan konsultan politik dan konsultan marketing," kata Hamdi dalam diskusi Politik di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (20/4).

Hamdi mengatakan, cara konsultan politik yang ada di Indonesia sangat berbeda dengan konsultan politik di Amerika Serikat (AS). Konsultan politik di AS, kata Hamdi betul-betul mengedepankan ideologi partai dan visi misi program partai. Makanya kata Hamdi banyak konsultan politik di AS jika memang ideologinya di liberal (Partai Demokrat) maka gak akan gabung ke ideoligi konservatif (partai republik).

"Konsultan politik di AS lebih punya wibawa ketimbang konsultan di Indonesia yang lebih bisa dibilang konsultan marketing," ujarnya.

"Kalau di PDIP ini konsultannya cuma bicara bisnis. Bisnis yang bicara marketing. Ideologi gak dibawa, si konsultan lihat produk kemudian dia poles sesuai citra partai biar laku di pasaran. Makanya terlihat konsultan marketing itu memasarkan capres kaya memasarkan pasta gigi," tukasnya.

Menurut Hamdi, demokrasi saat ini bukan lagi bicara ideologi melainkan pertarungan konsultan atau periklanan saja. Pemilih lebih dijadikan konsumen yang dibuat tertarik terhadap suatu produk ketimbang kualitas produknya.

Hamdi menambahkan, maraknya konsultan marketing itu karena identitas partai di Indonesia juga belum jelas. Dia mencontohkan di AS, dimana identitas partai, kerja-kerja politik, ideologi partai sudah stabil dan tidak bisa diotak-atik lagi. Sehingga, sambungnya ketika partai stabil, partai bisa melahirkan tokoh yang betul-betul mumpuni secara visi misi maupun ideologi.

"Kalau di kita politik tidak stabil, akibatnya sosok yang dilahirkan nggak jelas. Tidak ada seleksi ketat, jadi main jual aja di pasar bebas. Akhirnya di pakailah jasa konsultan marketing tadi. Bukan bicara politik. Yang menang yang bisa menyewa jasa konsultan, kalau begini terus ya pertarungan konsultan terus yang ada, bukan sosok. Jadi konsultan mana yang bisa poles sosok paling kinclong ya menang," tandasnya. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sindir Anies soal Kerjasama Internasional, Prabowo: Ngomong Doang Kumaha
Sindir Anies soal Kerjasama Internasional, Prabowo: Ngomong Doang Kumaha

Ganjar sendiri mengulas soal kekayaan nikel di Indonesia

Baca Selengkapnya
Viral Kader PDIP Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Hasto: Itu Dibayar
Viral Kader PDIP Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Hasto: Itu Dibayar

Hasto mengaku telah menelusuri acara deklarasi dukungan kader PDIP kepada Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Ungkap Biaya Politik di Jakarta Sentuh Rp40 M: Caleg Miskin Masa Depan Suram
Cak Imin Ungkap Biaya Politik di Jakarta Sentuh Rp40 M: Caleg Miskin Masa Depan Suram

Menurut Cak Imin, kompetisi politik sudah semakin pragmatis. Dia ingin pemilihan dikembalikan kepada nilai-nilai dari tujuan berbangsa dan bernegara.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Sindir NasDem Mobilisasi Massa ke GBK
Sekjen PDIP Sindir NasDem Mobilisasi Massa ke GBK

Ia menyebut, acara Apel Siaga Perubahan sengaja dimobilisasi. Berbeda dengan acara yang dirancang PDIP untuk menangkan Ganjar.

Baca Selengkapnya
Burhanuddin Muhtadi Sarankan Ganjar dan Anies Tiru Gemoy Prabowo demi Suara Anak Muda
Burhanuddin Muhtadi Sarankan Ganjar dan Anies Tiru Gemoy Prabowo demi Suara Anak Muda

Burhanuddin menilai, pendekatan ke anak-anak muda melalui isu yang mereka nikmati itu dilakukan secara membosankan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kelakar Jokowi untuk HIPMI,
VIDEO: Kelakar Jokowi untuk HIPMI, "Kalau Cawe-Cawe Tidak Apa-Apa!"

Karena terlalu banyak menteri dari alumni HIPMI, Presiden Jokowi menyebut HIPMI adalah Himpunan Para Menteri Indonesia.

Baca Selengkapnya
Deretan Iklan Lawas Kampanye Pemilu Ini Bikin Nostalgia, Ada Jokowi-Ahok hingga OK OCE
Deretan Iklan Lawas Kampanye Pemilu Ini Bikin Nostalgia, Ada Jokowi-Ahok hingga OK OCE

Seiring dengan berlakunya masa kampanye pemilu 2024, iklan lawas pemilu kembali dikenang.

Baca Selengkapnya
Saat Berbohong dan Ingkar Janji jadi Perkara Biasa dalam Pilkada, Hari Ini Kawan Besok Lawan
Saat Berbohong dan Ingkar Janji jadi Perkara Biasa dalam Pilkada, Hari Ini Kawan Besok Lawan

Pengamat Politik Adi Prayitno mengunggah komentar, terkait panas-dingin hubungan PKS dan Anies yang tampak pecah kongsi di Pilgub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
Ketua ICMI: Hanya yang Bermodal Besar Bisa Eksis dalam Perpolitikan Indonesia
Ketua ICMI: Hanya yang Bermodal Besar Bisa Eksis dalam Perpolitikan Indonesia

Keadaan ini jelas kontraproduktif dengan cita-cita membangun peradaban bangsa.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: Jangan Lagi Pilih Pemimpin karena Sembako dan Uang
Said Abdullah: Jangan Lagi Pilih Pemimpin karena Sembako dan Uang

Menurut Said, memilih pemimpin karena iming-iming materi hanya akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak memiliki kapasitas.

Baca Selengkapnya