Pengamat Nilai Prabowo Masih Paling Kuat di Bursa Capres 2024 Tapi Belum Aman Menang
Merdeka.com - Partai Gerindra tetap ingin mengusung ketua umum Prabowo Subianto maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Prabowo dinilai Gerindra layak diusung pada Pilpres 2024 lantaran masih ingin memberi bakti bagi kemaslahatan bangsa dan negara.
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, kalau berbicara 'laku', elektabilitas Prabowo masih tinggi dalam Parameter Politik yang dirilis Februari dan Juni lalu. Namun masih butuh ekstra untuk melawan para pesaing lainnya.
"Meski begitu, elektabilitas Prabowo tak cukup untuk memenangkan pertarungan Pilpres 2024. Masih butuh kerja keras yang tak mudah, karena pada saat bersamaan figur debutan macam Ganjar dan Anies elektabilitasnya mulai nempel ketat Prabowo. Sederhanya, Prabowo masih paling kuat di bursa capres tapi belum aman untuk menang dan mulai dikejar calon lain," kata Adi kepada merdeka.com, Minggu (29/8).
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Prabowo diprediksi menang di Pilpres 2024? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
-
Kenapa Prabowo kokoh di Pilpres 2024? Posisinya sebagai ketua umum partai, membuat Prabowo kokoh dibanding calon lainnya.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Bagaimana cara Prabowo untuk maju Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
Menurutnya, cukup difahami kenapa Gerindra tetap ngotot usung Prabowo nyapres di 2024. Tujuannya jelas, katanya, Gerindra berharap banyak efek 'ekor jas' dari pencapresan Prabowo.
"Suka tak suka, Prabowo merupakan kekuatan sekaligus kelemahan Gerindra itu sendiri. Wajar kalau terus diusung maju," katanya.
Adi menyampaikan, Prabowo akan lancar dalam Pilpres 2024 minimal telah memiliki bekal 40 persen. Karena, lanjutnya, Prabowo sudah 3 kali ikut tanding Pilpres.
"Sangat riskan jika elektabilitas Prabowo masih di bawah tiga digit," ujarnya.
Usung Sandiaga
Yang menjadi keheranan publik kenapa Gerindra tak coba usung calon lain macam Sandiaga. Padahal popularitasnya sangat signifikan dan sudah dikenal sejak di DKI Jakarta. Bahkan, dalam berbagai survei, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu selalu masuk bursa caprea potensial 2024.
Adi menambahkan, Sandiaga ini mirip-mirip dengan Yusuf Kalla alias JK. Figurnya mewakili non Jawa, diterima di semua kalangan, muda, pintar, dan supel.
"Kalau bicara capres 2024 sebetulnya Sandiaga barang yang sangat bagus. Mudah melesat elektabilitasnya. Pertanyaannya kemudian, Gerindra mau tidak menjadikan Sandi sebagai salah satu opsi sapres? Ini kan pertanyaan mendasat dari grass root," pungkasnya.
Tanggapan PKB dan PDIP
Partai Gerindra menginkan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden di 2024 nanti. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani dengan alasan Menteri Pertahanan itu ingin memberi bakti bagi kemaslahatan bangsa dan negara.
Politisi PKB Jazilul Fawaid mengatakan tak terkejut akan hal itu. Menurut dia, hal itu merupakan hak politik Prabowo Subianto.
"Monggo, deklarasikan saja, kita hormati hak politik beliau untuk maju kembali, apalagi bila niatnya untuk berbakti bagi negara," kata Jazilul kepada merdeka.com, Minggu (29/8).
Kendati demikian, ia mengatakan, Gerindra tidak bisa mengusung nama sebagai syarat mengusung nama calon presiden. Sehingga Gerindra harus berkoalisi dengan partai lain.
"Saya tidak terkejut, sebab saya sudah menduga bakal maju capres kembali pada Pilpres 2024. Namun Gerindra tidak bisa mengusung sendirian, masih perlu koalisi untuk memenuhi syarat presidential treshold," ujar dia.
Terkait kedekatan Gerindra dengan PDIP, ia mengaku tak tahu apakah kedua partai itu akan berkoalisi di 2024 nantinya.
"Mungkin saja, saya tidak tahu," katanya.
Sementara itu politisi PDIP, Hendrawan Supratikno enggan menanggapi keinginan Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto di 2024. Menurutnya, saat ini PDIP tengah fokus hadapi pandemi Covid-19.
"No comment. Kami diminta fokus untuk melewati masa pandemi-resesi ini dengan daya juang tinggi," katanya.
Elektabilitas Prabowo
Lembaga Fixpoll Research and Strategic Consulting merilis survei pemilihan calon presiden Indonesia. Hasilnya, Prabowo Subianto unggul dengan 20,7 persen responden memilih Ketua Umum Partai Gerindra itu jika pemilihan presiden dilakukan saat ini dengan metode pertanyaan tertutup.
Sementara itu pada posisi kedua ada Ganjar Pranowo dengan 15,2 persen. Selanjutnya, Anies Baswedan (12,8 persen), Ridwan Kamil (7,5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (6,9 persen), Sandiaga Uno (4,9 persen), Khofifah Indar Parawansah (2,7 persen), Puan Maharani (2,5 persen) dan Gatot Nurmantyo (1,1 persen).
Kemudian untuk yang berada di bawah 1 persen ada Lanyalla Mahmud, Erick Thohir, Airlangga Hartarto, Viktor Laiskodat, Cholil Yakut Qoumas, Muhaimin Iskandar, Bambang Soesastyo hingga Tito Karnavian.
Saat metode pertanyaan dilakukan secara terbuka, Prabowo masih unggul dengan 17,3 persen. Kemudian disusul Joko Widodo (10 persen), Ganjar Pranowo (8,2 persen), Anies Baswedan (7,1 persen), Ridwan Kamil (3,5 persen), Sandiaga Uno (2,2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (2 persen) dan Puan Maharani (1,4 persen).
Berdasarkan survei ini juga nampak, Prabowo tetap unggul saat disandingkan dengan ketua partai politik jika maju sebagai calon presiden. Prabowo mengantongi 30,2 persen responden. Kemudian ada Agus Harimurti Yudhoyono dengan 12,9 persen, lalu Megawati Soekarnoputri (8,1 persen), Muhaimin Iskandar (2,6 persen), Airlangga Hartarto (2,3 persen), Ahmad Syaikhu (1,9 persen) dan Surya Paloh (1,7 persen).
Secara popularitas, Prabowo juga lebih unggul dibandingkan calon lainnya. Pada posisi kedua ada Sandiaga Uno lalu, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono, Ridwan Kamil, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawansah, Erick Thohir, Gatot Nurmantyo dan Tito Karnavian.
Dalam survei ini, penarikan sampel menggunakan multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.240 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, sehingga ukuran sampel 1.240. Responden memiliki toleransi kesalahan (Margin of Error - MoE) sekitar < 2,89% pada tingkat kepercayaan 95,0 persen, sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dan Quality Control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot-check) dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Survei Indikator Politik Indonesia
Survei elektabilitas calon presiden Indikator Politik Indonesia menempatkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di angka 26,2 persen. Prabowo ditempel Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di angka 20,8 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 15,5 persen.
"Kalau kita lihat di sini elektabilitas pak Prabowo Subianto menempati peringkat tertinggi 26,2 persen disusul mas Ganjar 20,8 persen selisihnya tidak terlalu jauh. Kemudian disusul mas Anies 15,5 persen," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat pemaparan survei, Rabu (25/8).
Burhanuddin menjelaskan, elektabilitas Prabowo meskipun tinggi masih belum dominan. Belum cukup untuk mengantongi kemenangan di Pilpres 2024.
"Ini Belanda masih jauh karena 26 persen belum cukup aman untuk bisa mengantongi kemenangan di 2024," ujarnya.
Sementara tokoh lain tercatat elektabilitasnya meski tidak setinggi tiga tokoh tersebut. Di papan tengah ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5,7 persen, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno 5,4 persen, serta Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 5,4 persen.
"Ridwan, Mas Sandi, AHY masih dalam margin of error sangat tipis," jelas Burhanuddin.
Nama lain yang muncul adalah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 2,6 persen, Menko Polhukam Mahfud MD 1,9 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 1,7 persen, Menteri BUMN 1,6 persen, Mendagri Tito Karnavian 1,3 persen.
Serta Ketum Golkar Airlangga Hartarto 1,1 persen. Kemudian Muhaimin Iskandar 0,4 persen dan Ketua DPR Puan Maharani 0,4 persen. Yang tidak tahu atau tidak menjawab 10 persen.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 30 Juli-4 Agustus 2021 dengan wawancara tatap muka. Penarikan sampel survei dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden 1.220 orang. Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei IPO
Survei Indonesia Political Opinion (IPO) mengeluarkan hasil survei elektabilitas calon presiden. Menariknya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak masuk dalam tiga besar.
Tokoh dengan elektabilitas tertinggi adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di angka 18,7 persen. Runner-up ditempati Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 16,5 persen. Posisi ketiga ditempati Menparekraf Sandiaga Uno dengan elektabilitas 13,5 persen.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menempati posisi keempat dengan elektabilitas 9,9 persen. Prabowo berada di posisi kelima dengan elektabilitas 7,8 persen.
"Nama-nama ini menurut saya menarik kenapa? karena ini untuk pertama kalinya Prabowo keluar dari dominasi bahkan 4 besar, Prabowo hanya mampu mencapai urutan ke lima, itu di bawah AHY," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah dalam diskusi daring, Sabtu (14/8).
Menurut Dedi, Prabowo turun karena elektabilitas tidak stabil. Sementara, Anies, Ganjar, dan Sandiaga meski stagnan tetapi tetap stabil.
"Artinya apa, stagnasi tokoh-tokoh Anies, Ganjar, Sandiaga Uno itu stabil," ujar Dedi.
IPO menggelar survei pada 2-10 Agustus 2021. Survei menggunakan teknik multistage random sampling untuk pengambilan sampel. Jumlah representasi sampel sebanyak 1200 responden. Survei memiliki sampling error 2,5 persen dengan tingkat akurasi data 97 persen.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan keinginan kader partainya agar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden di Pemilu 2024, karena ingin memberi bakti bagi kemaslahatan bangsa dan negara.
Dia mengatakan, upaya untuk terus mencetak pemimpin di legislatif dan eksekutif yang berorientasi kepada kepentingan bangsa serta negara akan terus dilakukan dalam perjuangan politik Gerindra.
"Itu sebabnya, kita semua ingin agar Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Gerindra Prabowo dalam Pilpres 2024 maju sebagai calon presiden. Karena kita ingin memberi bakti yang lebih besar dalam jabatan eksekutif pemerintahan bagi kemaslahatan bangsa dan negara, yakni keadilan kemakmuran untuk semua rakyat Indonesia," kata Muzani dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (28/8).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengamat menilai Prabowo merupakan kandidat capres yang berpotensi besar meraih limpahan elektabilitas pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaEep menegaskan, Pilpres 2024 belum selesai. Baik Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin masih berpeluang meraih kemenangan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto diniliai sebagai sosok pemimpin yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaSekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani meminta kepada seluruh kader Partai Gerindra untuk tetap tenang, santun, dan jaga diri.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, hal ini tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo menyalip calon presiden lainnya.
Baca SelengkapnyaPerolehan elektabilitas lewat simulasi terbuka Prabowo peroleh angka 31,5 persen
Baca SelengkapnyaPrabowo mempunyai peluang untuk memimpin dalam skema head to head, baik ketika berhadapan dengan Ganjar maupun Anies.
Baca SelengkapnyaBasis lemah Anies Baswedan 22,8 persen, Ganjar Pranowo 21,5 persen dan Prabowo Subianto 24,2 persen.
Baca SelengkapnyaElektabilitas menjadi topik yang santer dibicarakan mendekati Pemilihan Presiden 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai memiliki keunggulan yang signifikan di wilayah Jawa Timur jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKendati Prabowo unggul secara angka, bakal calon presiden (bacapres) yang unggul di Jawa Timur belum bisa dipastikan.
Baca Selengkapnya