Penjelasan Lengkap KPU soal Salah Input Data Real Count Pemilu 2019
Merdeka.com - Pencoblosan Pemilu 2019 telah usai, kini Komisi Pemilihan Umum (KPU) sedang bekerja melakukan penghitungan suara untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang di Pemilu 2019. Namun, di tengah proses penghitungan suara real count, publik menemukan kesalahan input data.
KPU sudah mengakui kesalahan input data dalam Pemilu 2019. KPU juga sudah memberikan penjelasan lengkap terkait kesalahan input data dalam real count Pemilu 2019. Ini penjelasan lengkap KPU:
KPU Akui Ada Kelalaian saat Input Data
-
Kenapa KPU melakukan real count? Afifuddin menekankan bahwa pentingnya proses ini adalah untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap hasil Pilkada.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
-
Apa yang dilakukan KPU hari ini? Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk di Pemilu 2024 hari ini, Selasa (14/11).
-
Apa yang ditetapkan KPU? 'KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota telah menetapkan sebanyak 1.553 pasangan calon,' ujar Mellaz saat jumpa pers di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat, Senin (23/9).
-
Apa yang diadukan kepada Ketua KPU? Ketua KPU Hasyim Asyari didalilkan lalai dan tidak cermat dalam menentukan serta menetapkan anggota KPU Kabupaten Puncak yang terindikasi sebagai anggota aktif partai politik.
-
Bagaimana Real Count dilakukan? Real Count adalah proses pengumpulan data suara pemilu langsung dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) secara langsung dan transparan. Setelah pengumpulan data, dilakukan verifikasi dan validasi untuk memastikan keakuratan dan keabsahan data. Proses ini melibatkan pengawasan dari saksi-saksi partai politik dan lembaga pemantau pemilu untuk memastikan keabsahan data yang diinput. Data resmi hasil real count kemudian diumumkan secara transparan dan diakses oleh publik melalui situs resmi penyelenggara pemilu.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Pramono Ubaid Tanthowi mengakui, pihaknya telah salah menginput data karena adanya kelalaian dari petugas. Kesalahan input data bukan karena diretas oleh pihak manapun.
"Kita pastikan itu sama sekali bukan karena serangan hack atau serangan siber, itu betul-betul semata-mata kesalahan entri yang kami sangat terbuka untuk melakukan koreksi," kata Pramono di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Pramono memastikan KPU akan melakukan upaya perbaikan jika ada kesalahan data dan akan melakukan pengecekan terhadap data-data dari masing-masing provinsi yang telah dimasukkan di sistem hitung KPU.
Kesalahan Data Karena Human Error
Komisioner KPU Ilham Saputra juga menjelaskan kesalahan memasukkan data penghitungan suara dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU di beberapa TPS disebabkan kerana kesalahan manusia atau human error bukan karena kesengajaan atau kecurangan.
"Sekali lagi ini karena 'human error' dan sudah kami perbaiki," kata Ilham di Gedung KPU, Jumat (19/4) seperti dilansir Antara.
Ilham mendorong masyarakat untuk ikut memantau Situng dan mengapresiasi adanya masukan dari masyarakat untuk segera diperbaiki ketika ada kesalahan.
Faktor Kelelahan
Sementara Ketua KPU Arief Budiman menjelaskan kesalahan input data oleh petugas KPU bukan kerena faktor kesengajaan. Namun dia menyebut adanya kesalahan input data adalah murni human error.
"Melihat case nya yang sebelumya, dari Pemilu ke Pemilu, kita punya sistem ini dan kesalahan input itu murni karena faktor human error, sangat manusiawi lah karena kerjaan mereka 24 jam. Kita memang minta kalau bisa dalam waktu 1x24 jam selesai, kerja ngebut. Jadi tentu kita ada kelelahan" ujar Arief.
Arief mencontohkan apabila pekerjaan lain bisa melakukan protes saat kerja di luar batas, hal itu tidak berlaku bagi KPPS. "Anda (wartawan) saja kalau suruh nunggu saya rapat pleno, seakan-akan gemes gitu kan, protes. Sementara mereka (KPPS) itu enggak bisa protes, kerjakan terus saya bilang," ujarnya.
Selain itu, Arief menegaskan kesalahan input tidak terjadi hanya pada satu peserta saja. Kekeliruan bisa terjadi pada peserta manapun. "Kesalahan bisa terjadi di peserta siapa pun, jadi tidak benar bila kesalahan sengaja hanya terjadi di salah satu peserta," ujar Arief.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Hasyim, KPU tak boleh bohong dan harus menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKPU menyatakan bahwa kesalahan konversi dari pembacaan Formulir Model C1-Plano diunggah ke Sirekap bersifat random seperti hasil Pilpres dan Pileg.
Baca SelengkapnyaData Sirekap yang perlu perbaikan bukan hanya pemilihan presiden saja, legislatif DPR RI juga.
Baca SelengkapnyaKPU mengklaim sudah mengoreksi data anomali Pilpres di 154.541 TPS tersebut.
Baca SelengkapnyaKPU mengakui kesalahan menginput data dalam sirekap yang disebabkan kesalahan manusia dan sistem.
Baca SelengkapnyaKPU berdalih terus menerus memperbaiki kinerja lapangan dan data Sirekap KPU Kabupaten Kota.
Baca SelengkapnyaIsu ini didasarkan pada data naik turunnya suara dalam portal InfoPemilu dan sistem Sirekap.
Baca SelengkapnyaKPU memastikan bahwa salah input NIK seorang pemilih di DPT Kutai Kartanegara itu sudah ditangani dan diperbaiki.
Baca SelengkapnyaPengamat Siber Temukan Keanehan Hasil Penghitungan Suara pada Situs KPU
Baca SelengkapnyaKPU menemukan masalah utamanya adalah pada tahap konversi di Sirekap.
Baca SelengkapnyaKoordinator Divisi Data dan Informasi KPU, Betty Epsilon Idroos mengakui banyak kesalahan data Dapil di Pileg DPR 2024.
Baca SelengkapnyaPakar keamanan siber menemukan, jumlah suara ke Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) berbeda dengan dokumen C1.
Baca Selengkapnya