Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penuh syahwat politik, dana aspirasi DPR sudah tepat ditolak Jokowi

Penuh syahwat politik, dana aspirasi DPR sudah tepat ditolak Jokowi Gedung DPR. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Anggota DPD asal Sulawesi Utara Benny Rhamdani menolak dana aspirasi sebesar Rp 11,2 triliun bagi 560 anggota DPR. Dia menduga dana tersebut merupakan dana 'syahwat' para politikus.

"Dana aspirasi adalah dana syahwat para politisi yang memanipulasi konstitusi dan aspirasi masyarakat. Dana aspirasi itu jelas harus ditolak, karena efek domino yang dihasilkan oleh dana aspirasi itu adalah memperlebar jurang antara Timur dan Barat Indonesia. Bagian timur yang semakin tertinggal," ujarnya kepada merdeka.com di Manado, Jumat (26/6) malam lalu.

Dikatakannya, tindakan para legislator yang menyetujui dana aspirasi mencerminkan bahwa negara ini sedang mengoleksi politikus bukan negarawan. "Kalau mereka mengedepankan sikap-sikap kenegarawanan, maka yang harus dipikirkan adalah seluruh tumpah darah mereka, karena itu yang diamanatkan konstitusi," ujar Wakil Ketua Komite I DPD RI ini.

Yang terjadi saat ini, dilanjutkan dia, pembangunan yang sangat pesat hanya terfokus di pulau Jawa dan bagian barat Indonesia, sementara wilayah timur terus tertinggal dan bahkan miskin.

"Nah coba bayangkan dana untuk 560 anggota DPR itu menghabiskan Rp 11 triliun kemudian Rp 8 triliun itu habis di Jawa. Padahal Jawa ini luasnya hanya 6 persen luas republik. Jadi bagaimana bisa uang negara, uang rakyat yang Rp 11 triliun itu dihabiskan di Jawa yang luas mereka hanya 6 persen. Dan sebagian besar dari republik ini hanya mendapatkan Rp 3 triliun," ujar Rhamdani dengan nada kesal.

Usulan DPR memasukkan dana aspirasi atau Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) ke dalam Rancangan Anggaran dan Pendapat Negara 2016 menurut pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio hanya menguntungkan partai politik bukan rakyat.

"Anggaran itu belum layak, beban rakyat yang ditanggung semakin besar. Harusnya rakyat menjadi opsi pertama dalam berbagai kebijakan pemerintah," kata Hendri ketika dihubungi merdeka.com, Sabtu (27/6) kemarin.

Presiden Joko Widodo ( Jokowi) memberi sinyal menolak usulan dana ini, karena dianggap bertentangan dengan visi misi pemerintah yang tertuang dalam program Nawa Cita. Atas itu, Satrio mengapresiasi keputusan mantan wali kota Solo tersebut menolak dana yang diajukan DPR sebesar Rp 11,2 triliun.

"Saya menghargai langkah Jokowi yang menolak dana aspirasi," kata Hendri Satrio.

Menurut dia, fraksi-fraksi DPR yang mengusulkan dana aspirasi dalam rapat sidang paripurna mesti menerima keputusan presiden untuk tak meloloskan dana tersebut.

"DPR juga seharusnya menghargai keputusan pemerintah, tidak angkuh dan memaksakan pemerintah," ujar dia.

Sampai hari ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro belum menerima proposal dewan. Jika ada, menurut dia sangat sulit memasukkan ke rancangan RAPBN 2016, karena ruang fiskal tak dapat menampung usulan tersebut.

Dalam kesempatan terpisah, Hendri Satrio mendukung Jokowi untuk menolak adanya dana aspirasi atau Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP). Jokowi dianggap telah mendengarkan suara masyarakat.

"Sudah bagus Pak Jokowi menolak. Karena yang kami takutkan kan adalah yang pertama, biasanya kalau sudah diloloskan dana aspirasi ini bisa jadi sendiri-sendiri. Dana aspirasinya terpisah, dana sendiri aspirasi sendiri," kata Hendri di Hall Dewan Pers, Jumat (26/6).

Hendri berharap agar Jokowi berani tetap konsisten pada pilihannya tersebut. Sebab jika dana aspirasi lolos dikhawatirkan menjadi celah bagi sarang korupsi.

"Mudah-mudahan pemerintah konsisten, sehingga tidak disetujui. Kalau misalnya disetujui nanti bayangkan saja incumbent DPR ini pasti akan luar biasa punya alatnya. Ada dana desa, kemudian ada dana aspirasi, dana untuk parpol baru dinaikkan, dana reses," tuturnya.

Menurutnya, ini merupakan langkah baik dari Jokowi untuk menahan dana aspirasi walaupun belum ada pernyataan resmi atasnya.

Di sisi lain dengan adanya dana aspirasi Hendri khawatir lembaga lain akan memintanya juga. Misalnya wakil daerah yaitu DPD. Pasalnya dana yang dialirkan bernilai besar.

"Rp 11,2 triliun per satu tahun dan Rp 50 juta per sekali reses itu kan besar sekali," tutupnya. (mdk/has)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ustaz Dasad Blak-blakan Ungkap Derajat Anggota DPR, Penjelasannya Simpel Tapi Dalam Menusuk
Ustaz Dasad Blak-blakan Ungkap Derajat Anggota DPR, Penjelasannya Simpel Tapi Dalam Menusuk

Penceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tanggapi Demo Tolak Revisi UU Pilkada: Itu Sangat Baik
Jokowi Tanggapi Demo Tolak Revisi UU Pilkada: Itu Sangat Baik

Jokowi memastikan pemerintah akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah pada Pilkada serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Demo Besar Sukses Gagalkan DPR Sahkan RUU Pilkada Disorot Media Internasional, Nama Jokowi & Kaesang Disebut-sebut
Demo Besar Sukses Gagalkan DPR Sahkan RUU Pilkada Disorot Media Internasional, Nama Jokowi & Kaesang Disebut-sebut

Demonstrasi menolak pengesahan RUU Pilkada menjadi undang-undang oleh DPR, Kamis (22/08/2024) kemarin, sukses menarik perhatian dunia internasional.

Baca Selengkapnya
Ikut Demo Kawal Putusan MK, Sutradara Joko Anwar: Selama Ini Kita Diam, Sudah Muak Rakyat
Ikut Demo Kawal Putusan MK, Sutradara Joko Anwar: Selama Ini Kita Diam, Sudah Muak Rakyat

Setelah sempat demo di DPR, Joko Anwar juga ikut berunjuk rasa di depan Gedung MK.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Cawapres Muhaimin Tolak Keras Usul Gubernur Dipilih Presiden
VIDEO: Cawapres Muhaimin Tolak Keras Usul Gubernur Dipilih Presiden "Itu Bahaya"

Cawapres Muhaimin Iskandar tegas menolak usulan DPR soal Gubernur DKI dipilih oleh presiden.

Baca Selengkapnya
Civitas Akademika Universitas IBA Palembang Sampaikan Petisi Kritik Jokowi
Civitas Akademika Universitas IBA Palembang Sampaikan Petisi Kritik Jokowi

Civitas akademika Universitas IBA Palembang turut menyampaikan keprihatinan pada kondisi negara menjelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Surat Cinta Mahasiswa UGM untuk Pratikno & Ari Dwipayana: Kembalilah Pulang
VIDEO: Surat Cinta Mahasiswa UGM untuk Pratikno & Ari Dwipayana: Kembalilah Pulang

Sejumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Politik UGM menggelar aksi mengajak Pratikno dan Ari Dwipayana untuk kembali 'pulang' ke jalan demokrasi.

Baca Selengkapnya
Mengenal ‘Uang Perahu’, Mahar Politik Dibutuhkan untuk Jadi Calon Wakil Rakyat
Mengenal ‘Uang Perahu’, Mahar Politik Dibutuhkan untuk Jadi Calon Wakil Rakyat

Ikhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.

Baca Selengkapnya
FOTO: Setelah Gedung DPR, Kini Giliran KPU Dikepung Demonstran Tuntut Patuhi Putusan MK
FOTO: Setelah Gedung DPR, Kini Giliran KPU Dikepung Demonstran Tuntut Patuhi Putusan MK

Aksi unjuk rasa untuk mengawal putusan MK terus berlanjut. Setelah mengepung Gedung KPK, demonstran kini menggeruduk markas KPU.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tok! DPR Sahkan UU Daerah Khusus Jakarta, PKS Masih Keras Menolak
VIDEO: Tok! DPR Sahkan UU Daerah Khusus Jakarta, PKS Masih Keras Menolak

Rapat ini mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya
Revisi UU Pilkada Bentuk Korupsi Kebijakan, ICW Minta Pembahasan Dihentikan
Revisi UU Pilkada Bentuk Korupsi Kebijakan, ICW Minta Pembahasan Dihentikan

Revisi UU Pilkada dinilai menguntungkan individu atau kelompok tertentu sehingga dianggap merupakan bentuk korupsi kebijakan.

Baca Selengkapnya
Begini Dampak Revisi UU Pilkada Terhadap Ekonomi Indonesia
Begini Dampak Revisi UU Pilkada Terhadap Ekonomi Indonesia

Memanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.

Baca Selengkapnya