Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perberat syarat calon independen, DPR dituding ingin jegal Ahok

Perberat syarat calon independen, DPR dituding ingin jegal Ahok Ilustrasi Gedung DPR. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Komisi II DPR mewacanakan pemberatan syarat calon independen dalam pembahasan revisi UU Pilkada No 8 tahun 2015. Peneliti Formappi, Lucius Karus mengatakan, niat itu menyiratkan kegerahan mereka akan kehadiran calon-calon independen yang popularitas dan elektabilitasnya melampaui calon atau bahkan parpol sendiri.

"Dengan begitu DPR sesungguhnya memperolok diri sendiri karena menghadirkan UU yang ringkih, rentan direvisi, tanpa pertimbangan substantif, bikin UU untuk kepentingan sesaat," kata Lucius ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa (15/3).

"Apapun alasan yang dikemas DPR untuk mendukung perubahan syarat pencalonan independen untuk pilkada, sulit sekali untuk membantah bahwa alasan mereka erat terkait dengan gerakan partisipasi masyarakat dalam mendukung Ahok untuk Pilkada DKI," sambung dia.

Bagi dia, memperberat syarat bagi calon independen hanya untuk mengakomodasi nafsu DPR dan parpol terkait Pilkada bisa dilihat sebagai bentuk deparpolisasi juga. Dengan alasan aturan yang selalu baru, DPR dan Parpol ingin merasionalisasi kemalasan melakukan kaderisasi calon kepala daerah.

"Ini akan berdampak pada lahirnya kepala daerah yang abal-abal bahkan tak menutup peluang pengguna narkoba dan koruptor juga diakomodasi jika mereka punya uang untuk membeli parpol," tegas dia.

"Kecenderungan DPR mengubah-ubah aturan merusak tatanan demokrasi karena publik dibikin bingung setiap saat dengan norma-norma baru," tambah Lucius.

Lucius mempertanyakan motif di balik percepatan revisi ini jika hanya ingin memperberat syarat bagi calon independen. DPR, kata dia, abai dengan pemahaman prioritas dalam pembahasan RUU. Bahwa yang diacu DPR dalam mempertimbangkan prioritas atau tidaknya sebuah UU adalah kebutuhan publik, bukan kepentingan partainya atau DPR sendiri.

"DPR terus mengangkangi aspirasi rakyat jika mereka hanya berjuang keras jika terkait kepentingan sendiri. Saya kira ini karakter busuk DPR yang pergi dicegah melalui revisi UU Pilkada," kritik dia.

Dia mengatakan, wacana ini bukan menjadi prioritas Komisi II sama sekali kalau bukan untuk menjegal calon independen. DPR tidak dalam komitmen memperkuat regulasi dan sistem tapi melahirkan politik kepentingan.

"Dengan selalu mengubah-ubah aturan sesukanya DPR semakin menjauhkan bangsa ini dari keinginan untuk memperkuat sistem. Bagaimana mau memperkuat sistem jika setiap saat aturannya terus dirubah," tandas dia.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tampilkan Foto Gus Dur, Yenny Wahid Sindir soal RUU Pilkada 'Kirain Sudah Lulus TK Ternyata Turun ke PAUD'
Tampilkan Foto Gus Dur, Yenny Wahid Sindir soal RUU Pilkada 'Kirain Sudah Lulus TK Ternyata Turun ke PAUD'

Unggahan Yenny lantas mendapat banyak komentar dari warganet.

Baca Selengkapnya
DPR Kebut RUU Pilkada Usai MK Ubah Aturan Main, Begini Pesan Mendalam Anies Baswedan
DPR Kebut RUU Pilkada Usai MK Ubah Aturan Main, Begini Pesan Mendalam Anies Baswedan

Hari ini, DPR menggelar rapat untuk mengebut Revisi UU Pilkada untuk mengesahkan aturan baru Pilkada.

Baca Selengkapnya
Yenny Wahid Kutip Ucapan Gus Dur: DPR Seperti Taman Kanak-Kanak
Yenny Wahid Kutip Ucapan Gus Dur: DPR Seperti Taman Kanak-Kanak

Yenny Wahid turut menolak RUU Pilkada. Dia memprotes sikap DPR merevisi UU Pilkada lewat sebuah postingan di akun Instagram @yennywahid.

Baca Selengkapnya
Ini Dampak Buruk Pembangkangan DPR Terhadap Putusan MK soal UU Pilkada
Ini Dampak Buruk Pembangkangan DPR Terhadap Putusan MK soal UU Pilkada

Dampak buruk yang bisa terjadi jika Baleg DPR RI menganulir putusan MK soal UU Pilkada, massa bisa turun ke jalan.

Baca Selengkapnya
PDIP usai DPR Abaikan Putusan MK: Forum Ini jadi Saksi dan Pelaku Keburukan Demokrasi Hari Ini
PDIP usai DPR Abaikan Putusan MK: Forum Ini jadi Saksi dan Pelaku Keburukan Demokrasi Hari Ini

Menurut Masinton, semua fraksi di DPR akan menjadi saksi sekaligus pelaku rusaknya demokrasi di Indonesia atas pengabaian putusan MK

Baca Selengkapnya
PDIP Kritik RUU Dewan Pertimbangan Agung: Berbahaya kalau Dipakai untuk Bagi-Bagi Jabatan
PDIP Kritik RUU Dewan Pertimbangan Agung: Berbahaya kalau Dipakai untuk Bagi-Bagi Jabatan

PDIP menilai sangat berbahaya jika Revisi Undang-Undang Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menjadi Dewan Pertimbangan Agung untuk mengakomodir kepentingan

Baca Selengkapnya
Ahok soal Wacana Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden: Kembali ke Putusan Parpol Saja
Ahok soal Wacana Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden: Kembali ke Putusan Parpol Saja

Ahok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.

Baca Selengkapnya
Timnas AMIN Tuding Ada Skenario Besar di Balik Pemilihan Gubernur Jakarta oleh Presiden dalam RUU DKJ
Timnas AMIN Tuding Ada Skenario Besar di Balik Pemilihan Gubernur Jakarta oleh Presiden dalam RUU DKJ

Pasal pemilihan gubernur oleh presiden berbahaya akan mematikan demokrasi.

Baca Selengkapnya
Masinton PDIP Protes RUU Pilkada: Kita Bisa Akali Aturan dengan Buat Aturan, tapi Kebenaran Tak Bisa Dibutakan!
Masinton PDIP Protes RUU Pilkada: Kita Bisa Akali Aturan dengan Buat Aturan, tapi Kebenaran Tak Bisa Dibutakan!

PDIP menilai, pembahasan RUU Pilkada mengabaikan suara masyarakat.

Baca Selengkapnya
Warganet Banjiri X Pakai Tagar Gedung DPR dan Kawal Putusan MK
Warganet Banjiri X Pakai Tagar Gedung DPR dan Kawal Putusan MK

Di media sosial X ramai warganet agar mengawal keputusan MK.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Putusan MK Ubah Peta Politik Pilkada Jakarta, PDIP Bisa Usung Anies Lawan Ridwan Kamil
VIDEO: Putusan MK Ubah Peta Politik Pilkada Jakarta, PDIP Bisa Usung Anies Lawan Ridwan Kamil

PDIP sudah mengakui langkahnya mengusung calon di Pilkada Jakarta

Baca Selengkapnya
Demo Besar Sukses Gagalkan DPR Sahkan RUU Pilkada Disorot Media Internasional, Nama Jokowi & Kaesang Disebut-sebut
Demo Besar Sukses Gagalkan DPR Sahkan RUU Pilkada Disorot Media Internasional, Nama Jokowi & Kaesang Disebut-sebut

Demonstrasi menolak pengesahan RUU Pilkada menjadi undang-undang oleh DPR, Kamis (22/08/2024) kemarin, sukses menarik perhatian dunia internasional.

Baca Selengkapnya