Permohonan Maaf Jokowi dan Kekecewaan Hanura Tak Dapat Jatah Menteri
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik para menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju. Menteri yang dilantik berasal dari partai politik dan profesional.
Di tengah pemilihan para menteri, ada pihak yang kecewa karena kadernya tidak diakomodir masuk kabinet. Termasuk Partai Hanura.
Presiden Jokowi meminta maaf karena tidak bisa mengakomodir semua pihak dalam Kabinet Indonesia Maju. Jokowi mengatakan, hanya bisa memilih 34 dari 300 nama untuk dipilih sebagai menteri.
-
Kenapa bukber Kabinet Jokowi tidak dihadiri semua menteri? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Siapa saja yang dipecat selain Jokowi? Selain Jokowi, Gibran, dan Bobby, terdapat 27 kader lain yang juga menerima sanksi berupa pemecatan. Keputusan ini menunjukkan bahwa tindakan tegas diambil terhadap semua pihak yang terlibat dalam pelanggaran.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
-
Kenapa Jokowi sedih saat sidang parlemen? Presiden Jokowi memperlihatkan ekspresi kesedihan saat berbicara resesi dan krisis di Sidang Parlemen tahun 2021
"Artinya yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang dan mungkin sebagian yang hadir juga ada yang kecewa. Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodir semuanya," kata Jokowi di acara pembukaan Musyawarah Besar X Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila di Hotel Sultan, Jakarta, Selatan, Sabtu (26/10).
Partai Hanura mengungkapkan kekecewaannya terhadap Jokowi karena tidak mendapat jatah kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Berikut ini kekecewaan Hanura yang tidak dapat kursi menteri:
Hanura Merasa Ditinggalkan Jokowi
Partai Hanura mengungkapkan rasa kecewanya karena tidak diakomodir dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ketua DPP Hanura, Inas Nasrullah mengingatkan bahwa Hanura merupakan salah satu parpol yang mendaftarkan paslon 01 di KPU.
"Kecewa itu adalah manusiawi bukan? Apalagi Hanura adalah salah satu dari 6 partai pengusung yang ikut mendaftarkan pasangan Jokowi-Ma'ruf di KPU pada saat Pilpres yang lalu," ujar Inas saat dihubungi merdeka.com, Senin (28/10).
Inas menceritakan momen saat enam ketua umum parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf berjuang bersama memenangkan Pilpres 2019. Termasuk Ketum Hanura Oesman Sapta.
"Masih segar diingatan kita ketika itu Pak Jokowi, KH Maruf Amin bersama Ketum-Ketum partai termasuk Ketum Hanura bergandengan tangan sebagai ungkapan kebersamaan dan tekad memenangkan Pilpres," ujarnya.
"Tetapi setelah kemenangan itu diraih, apakah kebersamaan tersebut masih ada? apakah Hanura ditinggal atau tertinggal?," ucapnya.
Jokowi Menghitung Kawan Berdasarkan Kalkulator
Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menyayangkan partainya yang tidak mendapatkan kursi di Kabinet Indonesia Maju. Padahal, kata dia, Hanura juga ikut berjuang memenangkan Jokowi dan wakilnya yakni Ma'ruf Amin.
"Kader-kader Hanura berjuang tanpa mengenal lelah untuk memenangkan Jokowi juga," kata Inas pada wartawan, Jumat (25/10).
Menurutnya, Jokowi hanya menghitung pembagian kursi berdasarkan kalkulasi perolehan suara. Padahal, Hanura telah menyumbang 16 kursi di parlemen saat Jokowi-Ma'ruf mendaftarkan diri sebagai Capres dan cawapres.
"Jokowi hanya menghitung kawan berdasarkan kalkulator semata, yakni hanya memandang jumlah suara partai saja," ujarnya.
Kami Berdarah-darah Tapi Tak Dapat Jatah Kursi
Wasekjen Partai Hanura, Bona Simanjuntak mengaku kaget dengan keputusan Presiden Jokowi karena partainya tidak mendapat jatah kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Ia menyebut partainya sudah berdarah-darah saat Pilpres 2019.
"Kalau istilah Pak Erick berkeringat, kami berdarah-darah, kalau ingat relawan berkeringat tapi Parpol tidak ada kursi (menteri)," ujar Bona Simanjuntak saat diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10).
Boni menyebut lantaran fokus pada pemenangan Pilpres, Hanura sampai melupakan Pileg dan akhirnya tidak mendapatkan kursi di Parlemen.
"Berjalannya waktu hanya gerakan cukup masif saat Jokowi berkampanye. Dan tetapi dalam perjalanan kami memang harus berkorban sehingga tak ada lagi kursi di Parlemen. Kalau ikhlas, kader belum, kami masih menunggu ke depan masih terus bergulir," jelas dia.
Untuk diketahui, di luar lima partai pengusung Jokowi-Ma'ruf yang masuk parlemen, hanya PSI dan Perindo yang menjadi anggota kabinet. Minus Hanura, PKPI dan PBB.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta maaf kepada pejabat TNI-Polri jika punya salah selama memimpin 10 tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal penting yang harus dilakukan oleh Jokowi yakni mempertanggungjawabkan kebijakan.
Baca SelengkapnyaJokowi menyayangkan budaya Bangsa Indonesia yang bertutur kata sopan mulai hilang. Simak curhatan Jokowi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaNamun pemberian partai berlambang banteng itu ditinggalkan Jokowi dan keluarga.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin menggelar buka puasa bersama pada Kamis 28 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep menilai, bahwa seorang presiden juga tidak luput dari kesalahan.
Baca SelengkapnyaPemerintahan Jokowi mewariskan masalah yang cukup besar pada sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaJokowi juga mewakili Wapres Ma'ruf Amin ketika menyampaikan permohonan maaf itu.
Baca SelengkapnyaTidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai permintaan maaf Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya wajar saja
Baca SelengkapnyaReshuffle merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAri menyebut kondisi kabinet saat ini masih baik-baik saja.
Baca Selengkapnya