Pertarungan di Jawa Barat dan kunci memenangkan Pilpres 2019
Merdeka.com - Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 rupanya dinilai akan menjadi salah satu kunci bagi Jokowi untuk memenangkan Pilpres 2019. Siapa gubernur yang terpilih dan ke mana pilihan politiknya akan menentukan suara pemilih di Jawa Barat.
Kamis (2/11) kemarin, Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis survei terbaru ihwal Pilkada Jawa Barat 2018 dan Pilpres 2019. Untuk pertama kalinya pasca Pilpres 2014, Jokowi mampu mengungguli Prabowo dengan perolehan dukungan 48,8% melawan 43,5% di wilayah Jabar.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan, menuturkan siapapun yang bakal menang di Pilgub Jawa Barat bisa menggoyangkan persaingan tersebut, tergantung bagaimana suara keberpihakan gubernur terpilih nantinya.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang menjadi calon gubernur Jawa Barat? Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu menggagas program Teras ASIH.
-
Siapa yang menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat? Ronal Surapradja menceritakan dirinya ditunjuk menjadi bakal calon wakil gubernur Jawa Barat di momen krusial sebelum pendaftaran ditutup.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
-
Siapa yang ingin Prabowo menangkan di Jawa Timur? AHY mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Yang penting itu sikap gubernur Jabar terpilih 2018 itu siapa yang akan dia dukung untuk pilpres. Itu yang nanti akan cukup menentukan," ungkapnya.
Dia menambahkan, momentum turunnya elektabilitas Prabowo di Jabar pun harus dimanfaatkan pihak Jokowi. Apabila ditambah dukungan kemenangan Gubernur pendukung Jokowi, bukan mustahil lagi Jokowi bisa sapu bersih di Jawa Barat. "Saat ini kita bisa katakan peluang Jokowi cukup besar untuk menang di Jabar," ucap Djayadi.
Sisa dua tahun masa pemerintahan Jokowi pun patut diperhitungkan. Jokowi yang selama ini lemah dalam ekonomi, apabila bisa membalikkan keadaan, tentu suara yang masuk cukup besar. Apalagi selama ini publik cenderung menilai upaya pembangunan infrastruktur zaman Jokowi cukup baik.
"Yang kedua adalah kinerja dari petahana. Kalau presiden kinerjanya terus bagus, terutama dia bisa memperbaiki persoalan yang berkaitan dengan ekonomi, maka peluang dia untuk menang cukup besar," jelas Djayadi.
Lebih lagi, kata dia, Jokowi mendapatkan citra yang cukup baik di Jawa Barat dengan seringnya dia melakukan kunjungan. Serta proyek-proyek pembangunan pun banyak dilakukan di Jawa Barat. Karena itu menurut Djayadi, Jokowi bisa menyalip suara Prabowo di sana.
"Ditunjukkan dengan sangat seringnya presiden berkunjung ke Jabar, bukan hanya di Bandung tapi juga ke daerah lain. Kemudian sejumlah proyek infrastruktur besar juga dikerjakan di Jabar," ujarnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan SMRC, di Jawa Barat, Jokowi mengungguli Prabowo dengan perbandingan 48,8% dan 43,5%. Tren pemilih di Jawa Barat mengalami perubahan cukup signifikan. Pada pilpres 2014 lalu, Prabowo menang dengan keunggulan 59,8% dibanding Jokowi dengan 40,2%.
Namun, mendekati 2019, justru pendukung Prabowo menurun cukup tajam. Hasil survei SMRC, pada Juni 2017 pemilih Prabowo terus merosot menjadi 48,8% dalam waktu kurang lebih tiga tahun. Sampai akhirnya di survei terbaru di angka 43,5% disusul oleh Jokowi.
"Dibanding Mei 2017, dukungan terhadap Jokowi mengalami peningkatan sekitar 7,5%, sedangkan Prabowo mengalami penurunan sekitar 8,5%," jelas Djayadi.
"Peluang Jokowi untuk memenangkan pilpres di Jawa Barat semakin besar," ucap Djayadi.
Survei dilakukan pada jangka waktu September sampai awal Oktober 2017. Diambil sampel 820 orang warga Jawa Barat yang memiliki hak pilih dalam pemilu melalui wawancara langsung.
Survei menggunakan metode multistage random sampling desa/kelurahan di tingkat kecamatan. Survei memiliki margin of error sebesar kurang lebih 3.5% pada tingkat kepercayaan 95%.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah pemilih di Jatim saat ini mencapai 31,4 juta. Jatim juga merupakan salah satu kunci dalam Pemilu.
Baca SelengkapnyaKehadiran relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di desa-desa penting untuk konsolidasi suara.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan justru turun di Jawa Timur setelah Cak Imin bergabung menjadi cawapres.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa memantau quick count Pilpres 2024 di merdeka.com
Baca SelengkapnyaPKB: Semua Partai Bisa Gabung Koalisi Prabowo, Tapi Tak Bisa Lengkapi Kebutuhan Gerindra
Baca SelengkapnyaTingkat elektabilitas Ganjar di Jawa Timur malah makin kokoh pascadeklarasi pasangan Anies-Cak Imin.
Baca SelengkapnyaDi Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (29/1), Jokowi dan Prabowo meresmikan graha utama Akademi Militer.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai memiliki keunggulan yang signifikan di wilayah Jawa Timur jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDi Bali, NTB, dan NTT, Ganjar-Mahfud memimpin dengan angka 49,6 persen.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah termasuk medan pertempuran yang diperbutkan antar kandidat calon presiden.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi blak-blakan bicara perannya dalam dunia perpolitikan usai rampungnya Pemilu dan Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran ditargetkan peroleh 50 persen lebih di Jawa Barat.
Baca Selengkapnya