Pesan Mega ke Ahok-Djarot: Ikut saya mudah, taat aturan dan beretika
Merdeka.com - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyampaikan sepatah dua patah kata sebelum mengantarkan pasangan calon kepala daerah Pilgub DKI, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat ke KPU DKI. Mega didampingi Ahok, sapaan Basuki, dan Djarot.
"Dari dulu saya udah bilang ada waktunya. Ini adalah peristiwa, sebenarnya orang mau ikuti saya mudah. Saya ini taat aturan. Prinsip itu bukan permainan, harus beretika," tegas Mega yang mengenakan baju hitam di lobi gedung DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (21/9).
Sebelum PDIP bersikap, Mega menyadari banyak sekali kabar berembus seputar Pilgub DKI. Meluruskan semua kabar sumir itu, kata Mega, PDIP rapat dan mengeluarkan keputusan Senin malam.
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
-
Bagaimana Megawati ingin memastikan integritas pemilu? Komitmen PDIP bukan untuk memakzulkan presiden, tetapi membongkar kecurangan. Kemudian mengoreksi kecurangan itu.
-
Mengapa Megawati dukung hak angket pemilu? Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendukung hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana cara menjadi pemimpin? Untuk menjadi pemimpin yang baik dan efektif, penting untuk mempelajari berbagai gaya kepemimpinan dan menerapkan prinsip kepemimpinan yang bijaksana.
-
Apa itu kepemimpinan? Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.
"Kami rapat di DPD, saya minta ini, ini hak prerogatif saya. Saya sebagai ketum PDIP, memberitahukan jajaran dan meneruskan instruksi tersebut pada jajaran bawah dan itu juga ke legislatif yang ada di DPR sampai tingkat bawah dengan mereka yang ada di eksekutif, untuk memberitahu keputusan ketum mengusung Pak Ahok dan Djarot sebagai nantinya calon yang akan bertarung di DKI itu," tambahnya.
Ditegaskannya, sebagai ketua umum dirinya harus sangat berhati-hati memutuskan seseorang untuk menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin, kata Mega, harus bisa membawa kepemimpinannya tanpa menyinggung soal SARA.
"Sebenarnya kalau mau milih pemimpin dia seharusnya orang yang akan didukung rakyat. Orang ini punya rasa kebangsaan, nasionalisme, PDIP ideologinya adalah Pancasila, sehingga tidak ada lagi perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika. Kami ingin mencari seseorang pemimpin daerah tanpa menimbulkan adanya SARA," sambung Mega.
"Kita negara yang luar biasa. Hari ini simbolis dari 101 yang sekarang sudah ditugaskan ke KPU DKI, saya yakin akan pergi dampingi dua calon ini. Yang mewakili ketua DPD Jakarta dan ketua DPRD dari fraksi PDIP," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati meminta Ahok untuk tidak berkomentar di hadapan media.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok keluar ruangan sambil berlari usai mendengar pidato Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan untuk tidak memilih pemimpin yang melakukan intimidasi dan curang.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan untuk tidak menjadi sosok yang egois.
Baca SelengkapnyaMegawati disebut memberikan pesan khusus pada seluruh kadernya agar memenangkan pasangan Risma- Gus Hans di Jatim.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan, jangan pilih pemimpin hanya berdasarkan sosok, tanpa melihat pikiran dan hatinya.
Baca SelengkapnyaDia juga mengingatkan pilkada harus menjadi momentum untuk memilih pemimpin terbaik
Baca SelengkapnyaMega juga menyinggung soal pemimpin bodoh yang ingin dipilih.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatakan Presiden Jokowi soal kepemimpinan.
Baca SelengkapnyaSurat itu berisi sejumlah kriteria yang diharapkan dapat menjadi tuntunan bagi jemaat dalam memilih calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati menyinggung Airin Rachmi Diany harus masuk ke PDIP setelah mendapat dukungan di Pilkada Banten.
Baca Selengkapnya