Peta baru oposisi bisa munculkan duet Gatot dan Anies Baswedan
Merdeka.com - Koalisi penantang Joko Widodo di Pilpres 2019 masih dinamis. Gerindra, Demokrat, PAN dan PKS terus melakukan penjajakan untuk menentukan siapa pasangan Pilpres yang bakal diusung.
Gerindra tetap menjagokan ketum Prabowo Subianto. Dari Demokrat ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), PAN juga mendorong ketum Zulkifli Hasan untuk maju. Sementara PKS tetap mengunci di sembilan nama. Nama yang paling digadang ialah Ahmad Heryawan.
Kini, nama Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo pun muncul disebut sebagai jalan tengah kubu oposisi untuk melawan Jokowi. Anies dan Gatot bukan kader dari keempat parpol tersebut.
-
Siapa yang disebut bakal jadi cawapres Anies? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Apa yang disepakati PDIP dan Anies? Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan terus dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
-
Kenapa PKB mempertimbangkan untuk mendukung Anies? PKB Pertimbangkan Dukung Anies Maju Pilgub Jakarta 2024 Namun, PKB juga sudah punya jagoan sendiri untuk diusung sebagai bakal calon gubernur Jakarta. Wasekjen PKB Syaiful Huda mengungkapkan, partainya sudah membuka komunikasi awal dengan Anies Baswedan untuk maju di Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.Dia mengatakan, PKB tengah mempertimbangkan untuk mengusung Anies.
-
Siapa yang dituduh menghalangi Anies di Pilgub? Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara karena dianggap mempengaruhi batalnya pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub 2024. Jokowi bicara dirinya yang sering dituding hingga menjegal.'Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding,' ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Kenapa PKS siap menangkan Anies di Pilpres 2024? “Dengan kolaborasi yang baik antara partai pengusung dan relawan Anies, insya Allah kita bisa memenangkan Anies di Pilpres 2024 nanti,“ harap Syaikhu.
-
Bagaimana Puan merespons soal kemungkinan kubu Anies-Cak Imin bergabung dengan Ganjar-Mahfud MD? Puan hanya mengatakan, pihaknya tak menutup kemungkinan namun melihat bagaimana dinamika politik kedepannya.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center - Research and ConsultingPangi Syarwi Chaniago menilai, mengusung Anies-Gatot bisa jadi jalan tengah. Asal keempat partai tersebut mengalah. Ini juga merupakan jalan supaya keempatnya bisa setara.
"Nah ditambah lagi pernyataan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang mengatakan kita tidak memaksakan AHY, tidaklah harga mati, itu sinyal yang kedua. Jadi memang peta baru lagi kalau seperti itu. Kalau kita lihat peta lama memang tidak ada kejutan kan, Prabowo-Aher, Prabowo-AHY, Prabowo-Zulhas. Tapi kalau peta baru bisa Gatot-Anies, begitu mengejutkan," katanya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (27/7).
"Kalau baca peta baru berarti kemungkinan Prabowo enggak maju, tapi kalau peta lama kita baca, Prabowo-AHY atau Prabowo-Ahmad Heryawan atau Prabowo Zulhas misalnya itu peta lama," sambungnya.
Selain pernyataan SBY yang menyebut AHY bukan harga mati sebagai cawapres, PAN juga dinilai Pangi tidak memaksakan Zulkifli Hasan. Kader PAN pun sering terdengar menyebut nama Gatot dan Anies sebagai capres alternatif. Tinggal dari Gerindra dan PKS mau kompromi mengalah atau tidak.
Pangi juga menyebut kehadiran Demokrat paling mendominasi koalisi penantang Jokowi ini. Artinya bila Demokrat lebih dominan, maka mundurnya Prabowo sebagai capres bisa terjadi. Sehingga koalisi ini bisa memunculkan peta baru memasangkan figur lain.
"Tapi masuknya Demokrat itu memperlemah posisi PKS. Dan memperkuat posisi Demokrat. Seolah olah terjadi belakangan seolah olah Demokrat memimpin koalisi ini kan, kesannya pak SBY terlalu dominan dan menonjol dibanding pak Prabowo, nah sinyal (peta baru) itu ketika Prabowo lemah," terang Pangi.
Namun Pangi menilai, Gerindra dan PKS sulit legowo bila memunculkan peta baru mengusung pasangan lain. Sebab keduanya tidak mendapatkan coat tail effect di Pemilu 2019 nanti. Kendati demikian, ia menilai kesepakatan baru ini bisa terbentuk.
"Tapi kalau petanya baru itu belum tentu (Geindra PKS tidak mau mengalah) karena ada equality, kesetaraan. Peta baru itu sepanjang Gerindra mengalah, Demokrat mengalah, PKS mengalah, PAN mengalah jadi. Tapi kalau enggak, gak bakal," ucapnya.
Pangi juga yakin dana logistik tidak masalah bila peta baru terjadi dan memasangkan kader non partai politik di Pilpres.
"Partai itu kan logistik nya udah banyak lah, mereka iuran kader partai aja besar sekali, kalau partai itu sebenarnya tidak bicara soal logistik," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PKS telah memberikan keputusan bahwa Anies akan dipasangkan dengan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Anies setelah menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Tim 8 KPP di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (24/8).
Baca SelengkapnyaPKB menilai apabila ada partai mengajukan kader sebagai syarat mutlak mendukung Anies bakal menghambat koalisi mengambil keputusan.
Baca SelengkapnyaPAN membuka peluang untuk mendukung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PKB, Lukmanul Khakim mengaku kaget mendapat kabar duet pasangan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah melemparkan wacana menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaPKS menilai apabila menduetkan Anies sebagai cawapres Ganjar aneh dan tidak sesuai keputusan Majelis Syuro.
Baca SelengkapnyaPKS tidak memaksakan cawapres Anies Baswedan harus dari partai Koalisi Perubahan. Namun sosok yang dipilih harus bisa menaikkan elektoral capres.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN Terang-Terangan Tolak Gabung Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaUntuk itu, PKS mendesak agar Anies segera mengumumkan cawapresnya.
Baca SelengkapnyaPengamat politik Ujang Komarudin menilai peluang Ganjar dan Anies berpasangan ada tetapi sangat kecil.
Baca SelengkapnyaReaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca Selengkapnya