Petinggi Demokrat yang dukung Ahok-Djarot harus siap terima risiko
Merdeka.com - Sejumlah petinggi dan kader Partai Demokrat telah memutuskan merapat mendukung pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat di putaran kedua Pilgub DKI. Padahal, Partai Demokrat belum menentukan sikap bakal mendukung Ahok-Djarot atau Anies-Sandi.
Mereka di antaranya, mantan jubir Demokrat Ruhut Sitompul, Mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman dan terbaru Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Ajeng Ratna Suminar. Kabarnya dukungan para kader ini karena telah diberi kebebasan oleh Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo membantah SBY telah memberikan kebebasan kepada para kader untuk memilih di Pilgub DKI 2017 putaran kedua. Hingga saat ini, belum ada sikap resmi dari DPP Partai Demokrat untuk mendukung salah satu pasangan calon. Dukungan para kader itu diklaim sebagai sikap pribadi tanpa membawa institusi Demokrat.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Kenapa PDI Perjuangan masih meninjau Anies dan Ahok untuk pilkada? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Apa yang sedang dipertimbangkan oleh PDIP untuk Pilgub DKI 2024? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Kenapa PDIP mempertimbangkan Anies untuk Pilgub Jakarta? 'Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua,' jelas dia.
"Belum sama sekali. Jadi yang tepat adalah sampai dengan sekarang Partai Demokrat memang belum menentukan sikap. Sehingga itu intepretasi pribadi masing-masing kader, selama tidak membawa institusi partai sah-sah saja, artinya sebagai sikap pribadi semata," kata Roy saat dihubungi merdeka.com, Selasa (14/3).
"Beliau (SBY) kan orang yang sangat demokratis dan menghormati hak-hak politik pribadi pilihan masing-masing, sepanjang tidak membawa-bawa institusi partai," imbuhnya.
Roy menyebut, SBY tidak mempermasalahkan dengan pilihan para kadernya itu. Sebab, menurutnya, Partai Demokrat sangat menjunjung tinggi hak demokrasi asalkan tidak membawa bendera partai.
"Bu Ajeng Ratna Suminar, bu Lucy Kurniasari ke Paslon nomor 2, itu adalah sikap pribadi masing-masing yang bersangkutan dan tidak masalah. Karena sebagai bagian dari hak demokrasi yang dijunjung tinggi oleh Partai Demokrat," terang dia.
Kendati demikian, dia menyindir bahwa Partai Demokrat memiliki etika politik dimana kader tidak boleh mendahului keputusan dan sikap resmi partai.
"Cuma memang ada fatsun partai yamg mengedepankan etika untuk tidak mendahului keputusan Partai secara terang-terangan terlebih dahulu," tegas Roy.
Mantan Menpora ini mengingatkan kepada para kader yang telah bersikap soal konsekuensi jika pilihan politiknya mendukung Ahok-Djarot itu berbeda dengan keputusan resmi dari DPP Partai Demokrat.
"Kecuali memang sudah siap dengan segala risiko dan konsekuensinya jika pilihannya tersebut ternyata berbeda. Kalau sama atau sinkron sih beruntung, alias tidak masalah," pungkas dia.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Ajeng Ratna Suminar. Ajeng mengatakan, pihaknya resmi dukung Ahok karena SBY membebaskan kadernya untuk memilih.
"Lho kita sudah dibebaskan (Pak SBY) kok untuk memilih, sudah, sudah dibebaskan," katanya di Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/3).
Dia mengungkapkan, sengaja memberikan dukungan kepada Basuki atau akrab disapa Ahok itu karena memiliki program jelas buat warga Jakarta. Terlihat dari program semisal Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), dibangunnya taman secara simultan, dan pelayanan warga yang sangat baik.
"Jadi sudah teruji, kenapa harus pilih yang lain," tegasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaPDIP masih belum mengambil keputusan perihal dukungan calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAhok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menantang Partai Keadilan Sejahtera untuk mengusung Ahok.
Baca SelengkapnyaKeputusan berkoalisi dengan partai pengusung Ganjar maupun Prabowo itu masih menunggu keputusan Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaDjarot menegaskan koalisi gemuk bukan jaminan menang.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, PDIP membuka peluang Ahok dan Djarot maju Pilgub Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaNamun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.
Baca SelengkapnyaPDIP membuka opsi mendukung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta
Baca SelengkapnyaDemokrat sedang berada di persimpangan menentukan langkah politik selanjutnya.
Baca SelengkapnyaPadahal, sempat muncul nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan diusung oleh PDIP.
Baca SelengkapnyaBasarah menyebut, sisa waktu tahapan pilkada serentak juga masih cukup lama.
Baca Selengkapnya