Pidato soal kisruh Golkar, Ical empat kali sebut pahitnya hidup
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali, Aburizal Bakrie menyampaikan pidato pembukaan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/1). Dalam pidatonya, Ical sapaan akrabnya, menyinggung soal tujuan Rapimnas sebagai pintu masuk konsolidasi untuk menyelesaikan konflik di internal partai.
Saat bicara konflik internal yang tak berujung, Ical berulang kali menyatakan kesedihannya dan pahitnya kondisi saat ini. Rasa sedih dan pahit disampaikan ketika Ical mengkritik campur tangan politik dan kekuasaan pemerintah yang justru mengalahkan supremasi hukum.
"Kita masih menunggu keputusan MA, selanjutnya keputusan Menkum HAM. Kita semua tahu supremasi hukum masih jadi cita-cita luhur yang belum sepenuhnya terwujud dalam realita. Selain proses hukum, faktor politik dan kekuasan berperan dan tidak bisa kita abaikan. Itulah kenyataan yang harus kita terima di republik tercinta. Memang pahit. Pahit. Itulah realitas kehidupan. Terhadap semua itu kita tak boleh kecil hati, kehilangan pegangan. Jangan kita mengutuk gelap malam tapi kita nyalakan pelita untuk terangi malam itu," ujar Ical.
-
Apa makna pahitnya perjuangan dalam hidup? Setiap momen pahit memiliki potensi untuk menghasilkan sesuatu yang manis.
-
Mengapa pahitnya perjuangan penting dalam hidup? Terimalah saat-saat pahit, karena itu membentuk siapa kita dan menjadi apa kita.
-
Bagaimana cara menghadapi pahitnya perjuangan? Hidup adalah campuran antara pahit dan manis, tapi terserah kita untuk menemukan kebahagiaan dalam keduanya.
-
Kapan kita merasakan pahitnya perjuangan? Saat-saat pahit memberi kita penghargaan yang lebih besar untuk yang manis.
-
Dimana kita bisa menemukan pahitnya perjuangan? Menerima yang pahit dan manis adalah yang membuat hidup lengkap.
-
Siapa yang pernah mengalami masa sulit? Momen 8 Artis Mengenang Masa Sulit, Ada yang Mau Makan 3.000 Mikir Panjang dan Bahkan Rela Menjadi Supir Artis.
Ical menyinggung soal rasa pahit yang harus diterima karena kondisi partai terpecah belah. Desakan penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) mencuat sebagai solusi menyelesaikan persoalan. Menurutnya, kondisi itu pahit.
"Rapimnas harus bersikap soal penyelenggaraan Munaslub. Dalam situasi normal barangkali Munaslub tidak diperlukan, tapi kondisi kita dan partai dibutuhkan penyelesaian di luar jalur normal. Diwadahi sah dan terlembaga lewat Munaslub. Sedih, pahit, tapi kita harus bisa pahami kondisi dan pandai baca situasi. Kita menerima ini untuk menyatukan kembali partai. Kita terima meskipun pahit," tegasnya.
Ical kembali menyinggung soal pahitnya hidup ketika menyinggung soal konsolidasi partai menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada). Dia mengingatkan, untuk bertarung dalam pilkada serentak, butuh persiapan panjang. Ical berharap akhir 2016, konflik dalam tubuh partai bisa selesai dan Golkar fokus mempersiapkan diri bertarung dalam Pilkada serentak 2017.
"Dari lubuk hati saya terdalam, secara jelas, ambilah keputusan tuntas dan jelas arahnya. Saya ketua umum akan patuh dan loyal pada keputusan tersebut. Saudara yang punya keputusan. Saya terdepan yang akan mengawal keputusan agar terlaksana dan paripurna. Akhir 2016 Golkar memulai era baru, langkah baru di mana kader dan pimpinan bergerak seirama, kebersamaan, saling bantu, saling dukung dan rebut kejayaan Golkar sebagai kekuatan yang disegani di penjuru nusantara. Ya memang kondisi sekarang pahit, itu lah hidup," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Caption dapat menjadi sarana pelampiasan banyak rasa, seperti rasa capek dan lelah dalam menjalani hidup.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata menerima kenyataan yang bisa dipakai untuk menerima takdir, legowo, dan lebih ikhlas.
Baca SelengkapnyaDia pun merasa heran kenapa saat Indonesia sudah merdeka justru banyak orang yang lebih stress
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Ganjar Pranowo menyindir terkait suguhan drama politik hingga kondisi demokrasi Indonesia yang belum baik.
Baca SelengkapnyaDia pun salah satu tokoh yang mendatangi MK saat gelombang aksi gencar menolak pengesahan RUU Pilkada di DPR
Baca SelengkapnyaDia mengkritisi isi pidato Jokowi perihal situasi Indonesia yang akan menghadapi banyak tantangan yang harus diselesaikan.
Baca Selengkapnya