Pilgub makin dekat, elektabilitas Ahok belum terbendung
Merdeka.com - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas para bakal calon gubernur DKI Jakarta 2017. Sejumlah nama yang sudah menyatakan diri siap bertarung disurvei kepada para calon pemilih. Hasilnya, incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih jauh mengungguli para lawannya.
"Meskipun sejumlah nama tokoh telah terkemuka, Ahok masih belum mendapatkan lawan seimbang," ujar Dirut Program SMRC Sirojudin Abbas di kantornya, Jalan Cisadane, Jakarta, Kamis (21/7).
Hingga survei SMRC dilakukan, belum ada satu pun parpol yang secara definitif mengajukan calonnya untuk menjadi penantang Ahok. Survei SMRC dilakukan kepada 24-29 Juni 2016. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di provinsi DKI Jakarta yang punya hak pilih dalam pilgub DKI, Februari mendatang.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Apa hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Hasil quick count Pilkada DKI 2017, siapa yang menang? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
Dalam survei ini, jumlah sampel yang diacak sebanyak 820 orang, dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error diperkirakan kurang lebih 3,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sirojudin menjelaskan, selisih elektabilitas antara Ahok dengan saingan terdekatnya masih sangat jauh yaitu di atas 30 persen. Saingan Ahok dalam survei ini yaitu Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault, Tri Rismaharini, Sjafrie Sjamsoeddin, Ridwan Kamil, Abraham Lunggana (Lulung), Yusuf Mansur, Ganjar Pranowo, Djarot Syaiful Hidayat, Ahmad Dhani, Rieke Diah Pitaloka, Nachrowi Ramli hingga Biem Triani Benjamin.
"Dalam simulasi terbuka, Ahok mendapat elektabilitas terbanyak 36,6 persen, cukup jauh di atas Yusril 2,8 persen, Sandiaga Uno 2,1 persen dan calon lain di bawah satu persen," terang Sirojudin.
Selain dalam simulasi semi terbuka, Ahok tetap paling tinggi dalam simulasi semi terbuka. Dengan suara mayoritas 53,4 persen, Yusril 10,4 persen, Risma 5,7 persen, Sandiaga Uno 5,1 persen, Yusuf Mansur 4,6 persen dan calon lain di bawah tiga persen.
"Tingginya elektabilitas Ahok juga tidak lepas dari penilaian warga atas kinerjanya sebagai gubernur petahana," ujarnya.
Yang menarik, Ahok diprediksi akan menang, tak peduli dia dicalonkan oleh partai atau maju melalui jalur perseorangan.
"Bila Ahok menjadi calon, siapapun yang mencalonkannya, peluang Ahok terpilih jauh lebih besar dibanding calon lainnya," jelasnya.
Dari hasil survei ini juga, warga DKI tak mempersoalkan Ahok berasal dari kalangan mana dan dari agama apa.
"Yang penting Ahok menjadi calon dan kemungkinan besar ia akan dipilih mayoritas ketika survei diadakan," tuturnya.
Menurut Sirojudin, survei kali ini, elektabilitas Ahok naik signifikan dibanding survei bulan Agustus 2015. "Dalam simulasi spontan, elektabilitasnya naik 12,2 persen. Dan dalam simulasi semi terbuka naik 16,2 persen," jelas Sirojudin.
Warga DKI bahkan menginginkan Ahok kembali memimpin DKI dengan presentase sebesar 59 persen, sedangkan dalam survei di bulan Agustus 2015 baru 49 persen.
Satu hal yang menjadi catatan dari hasil survei ini adalah isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Isu ini akan mencuat keras jika Ahok bertarung head to head dengan Yusril.
"Isu agama dan etnis ini paling terlihat terutama bila yang bersaing Ahok versus Yusril," kata Sirojudin.
Dari hasil survei, 46,4 persen pendukung Yusril mendukung jika calon nonmuslim dan etnis minoritas tidak boleh memimpin DKI. Terdapat 10 persen pendukung Ahok yang setuju calon nonmuslim dan etnis minoritas tidak boleh memimpin DKI.
"Yang cenderung percaya isu SARA cenderung mendukung Pak Yusril bukan berarti Pak Yusril yang memobilisasinya," tutur dia.
Berdasarkan hasil survei itu, Sirojudin mengingatkan agar Ahok jeli membaca isu SARA kendati masyarakat DKI dinilai masih menginginkan Ahok menjadi Gubernur.
"Kita mendeteksi ada orang yang pro ke kanan yang cukup ekstrem. Perlu lebih serius memikirkan itu. Ini merusak," tegasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta melampaui tokoh lainnya yakni mencapai 29,8 persen.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, hasil survei keluar sebelum para calon resmi mendaftar.
Baca SelengkapnyaAhok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaGolkar belum bisa memastikan Ridwan Kamil bakal ke Jakarta atau tetap di Jawa Barat
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan memperoleh suara tertinggi berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas
Baca SelengkapnyaPartai Kebangkitan Bangsa (PKB) meyakini tidak akan muncul lagi isu politik identitas di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan 41,7 persen. Disusul oleh Ahok 27,0 persen dan di posisi ketiga Ridwan Kamil 15,4 persen.
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaPilkada Jakarta bakal digelar November 2024. Tiga calon kuat digadang memiliki potensi menang jika maju sebagai cagub.
Baca SelengkapnyaJakarta ke depannya akan berhubungan dengan rezim Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaSurvei periodik Litbang Kompas dilakukan dengan wawancara tatap muka dan diselenggarakan pada 15-20 Juni 2024.
Baca Selengkapnya