Pilihan Megawati pada Ahok sudah pernah diprediksi Maruarar Sirait
Merdeka.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya memutuskan mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur dalam Pilgub DKI 2017. Pilihan prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu sebelumnya sudah pernah diprediksi politikus PDIP, Maruarar Sirait.
Bahkan dalam sebuah rilis hasil survei pada 14 Agustus 2016 lalu Maruarar sempat mengungkapkan keyakinannya itu kepada publik. Keyakinan itu disampaikan Ara justru di saat banyak politisi dan elite PDIP lain sedang gencar-gencarnya menyerang Ahok. Sebut saja Bambang DH, Andreas Pareira, Ahmad Basarah dan Masinton Pasaribu.
"Saya sangat yakin pada akhirnya Bu Mega akan memilih Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Saya juga yakin mayoritas konstituen PDIP di Jakarta dan Indonesia mendukung Ahok," ujar Ara, sapaan akrab Maruarar kala itu.
-
Apa yang dikatakan Maruarar tentang pendukung Jokowi? Maruarar juga menambahkan bahwa pendukung-pendukung Jokowi akan turun di berbagai partai lainnya, termasuk PDIP.
-
Siapa yang diyakini Maruarar Sirait bisa mengalahkan Pramono? Dia meyakini Ridwan Kamil bisa mengalahkan Pramono jika Pilkada Jakarta berlangsung dua putaran.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Apa kata Habiburokhman tentang Ahok dukung Ganjar? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
Ara menyampaikan, keyakinannya tersebut didasarkan oleh sejumlah fakta. Pertama, hubungan dan komunikasi Ahok dengan Mega sangat baik, meski banyak elite PDIP menyerang calon petahana itu.
Bahkan, ujar Ara, dalam beberapa kesempatan, Mega selalu memberikan perhatian kepada Ahok.
"Ibu Mega memberi 'first cake' kepada Ahok saat ulang tahunnya ke-69, pada 23 Januari lalu. Ibu Mega juga memberi buku pertama saat saat peluncuran buku di Arsip Nasional. Saat Haul 3 tahun almarhum Pak Taufiq Kiemas, Ibu Mega juga ngobrol panjang dengan Ahok didampingi Presiden Jokowi," ujar Ara.
Kedua, kata Ara, meskipun diterpa oleh berbagai isu, mulai dari isu korupsi, isu SARA, isu cara komunikasi yang dinilai kasar, elektabilitas Ahok tetap saja tinggi dibandingkan kandidat-kandidat lain.
"Belum dihantam saja, kandidat lain elektabilitasnya masih rendah," kata Ara yang mengakui cara komunikasi Ahok perlu diperbaiki dengan mencontoh Presiden Jokowi.
Ketiga, kata Ara, kinerja Ahok nyata sehingga elektabilitasnya tetap terjaga. "DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi-Ahok, dan kemudian diteruskan Ahok-Djarot telah banyak mengalami perubahan ke arah positif," kata Ara.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, tak ada kontrak politik secara khusus dalam pengusungan pasangan calon Ahok-Djarot di Pilgub DKI Jakarta. Dia menegaskan, segala sesuatu dalam pilihan pasangan Ahok-Djarot demi kepentingan rakyat.
"Kita berpolitik dengan integritas sehingga kontrak politik ini lebih kepada komitmen pasangan calon yang ditandatangani oleh para calon yang diusung PDIP," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/9).
Hasto menilai, komitmen yang dibangun PDIP merupakan wujud keberpihakan partai terhadap masyarakat. Utamanya pada wong cilik.
"Ini merupakan komitmen kerakyatan ini merupakan tugas yang harus dilakukan untuk mewujudkan keberpihakan politik kepada wong cilik untuk mewujudkan politik yang membangun peradaban," tutur Hasto.
Sementara itu, rencananya partai PDIP dan 3 partai pengusung Petahana Ahok secara bersama-sama akan mengantarkan pasangan calonnya untuk mendaftar ke KPU DKI Jakarta. Pendaftaran itu akan dilaksanakan pada hari Rabu (21/9) besok pukul 13.00 WIB.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Eks politikus PDIP Maruarar Sirait melalui jaringannya di berbagai daerah terus bergerak untuk memenangkan Prabowo-Gibran sekali putaran.
Baca SelengkapnyaAirlangga sendiri belum memberikan sinyal rencana mengajak Maruarar Sirait untuk bergabung dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMaruarar Sirait bertekad untuk mencetak sejarah memenangkan Prabowo-Gibran di Subang yang menjadi basis PDIP.
Baca SelengkapnyaMengikuti Jokowi jadi alasan langkah politik Maruarar keluar dari PDI Perjuangan
Baca SelengkapnyaWalaupun sempat gagal menjadi menteri di 2014, ternyata Maruarar tetap sejalan dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran dinilai bisa melanjutkan perjuangan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaYunarto juga mengomentari munculnya nama Pramono Anung, sosok yang dekat dengan Jokowi
Baca SelengkapnyaHasto mengingatkan menjadi anggota partai pada dasarnya disandarkan pada prinsip kesukarelaan.
Baca SelengkapnyaAra menegaskan, pilihan yang sudah ditentukan olehnya dalam mendukung salah satu paslon capres-cawapres bukan atas instruksi dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaMaruarar Sirait resmi mengundurkan diri dan pamit dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca Selengkapnya