Pilkada 2017 cuma ramai di Jakarta karena ada Ahok
Merdeka.com - Pilkada serentak akan digelar tahun depan, namun suhu politik di Jakarta sudah memanas sejak tahun lalu. Perlu diakui, gelaran pilkada 2017 hanya ramai di Jakarta, tidak terjadi di daerah lain.
Ketua Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Sebastian Salang menilai, sosok calon petahana Gubernur DKI jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok jadi salah satu faktornya.
"Aktivitas Pilkada 2017 ini hanya fenomena di Jakarta, jadi ramai karena ada Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) saja. Tapi di daerah lain tidak demikian," ujar Sebastian seperti dilansir Antara di Jakarta, Minggu sore.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Kenapa Pilkada 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Apa yang menjadi ciri utama Pilkada di Indonesia? Pilkada langsung memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin daerah mereka secara langsung, memperkuat partisipasi publik dalam proses demokrasi dan meningkatkan akuntabilitas pemimpin daerah terhadap konstituen mereka.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
Sebastian menuturkan, selain sosok Ahok, faktor lain yang membuat Pilgub DKI Jakarta menyita perhatian adalah fenomena calon independen yang berdampak hampir ke seluruh aspek politik dan pemerintahan. Bahkan, kemunculan calon independen ini membuat politisi di DPR sampai harus melakukan revisi UU Pilkada.
"Padahal Ahok hanya satu orang, kita lihat pengaruhnya nanti. Apakah di Pilkada 2017 nanti tren calon independen akan meningkat atau malah tidak ada sama sekali," katanya.
Dia tidak menampik, jika Ahok sukses melaju sebagai calon independen alias tanpa kendaraan partai politik maka dipastikan akan muncul tren baru dalam kehidupan berpolitik di tanah air.
"Tapi memang dampaknya tidak bisa dilihat sekarang atau Pilkada 2017, mungkin nanti di pilkada-pilkada selanjutnya. Meskipun (pilkada) 2017 masih ada cukup waktu untuk menyiapkan regulasi tapi tidak bisa sekarang," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ridwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi gemuk, kemudian Pramono Anung dan Rano Karno calon dari PDIP.
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku heran bakal pasangan calon jalur independen Pilkada Jakarta 2024 Dharma Pongrekun-Kun Wardana bisa dengan mudah lolos tahapan Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaBawaslu menyebut, menurunnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta harus menjadi refleksi bersama.
Baca SelengkapnyaMengumpulkan dukungan untuk maju sebagai calon independen bukan merupakan perkara mudah.
Baca SelengkapnyaOngku juga tidak mau menilai bahwa calon independen itu dikesankan sebagai boneka.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut hal tersebut merupakan kenyataan demokrasi yang terjadi di daerah.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen.
Baca SelengkapnyaAhok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaNasDem menilai sosoklah yang harus lebih menonjol dibanding partai di Pilkada.
Baca SelengkapnyaKotak kosong menang melawan calon tunggal terjadi di dua daerah, yakni Pilkada Pangkalpinang dan Bangka.
Baca SelengkapnyaDjarot menegaskan, PDIP tidak akan membiarkan Pilkada Jakarta terjadi hanya melawan kotak kosong.
Baca Selengkapnya