Pilkada DKI Jakarta banyak 'omong, iming, emeng'
Merdeka.com - Tiga pasangan Pilgub DKI semakin gencar mengumbar program maupun pelbagai janji demi kemenangan. Ada juga di antara mereka mengusulkan program dengan bagi-bagi duit dengan jumlah besar. Namun, apapun strategi dilakukan mereka tetap satu tujuan demi kemajuan ibu kota.
Kondisi ini juga dicermati Partai Gerindra. Sebagai pengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mereka mengakui banyak tawaran lewat berbagai cara demi menggaet minat masyarakat.
"Pilkada di Jakarta ada banyak omong-omong, iming-iming, emeng-emeng," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Itu disampaikan ketika melakukan konsolidasi dengan para tim sukses Anies-Sandi di markas PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (24/1) kemarin malam.
-
Apa yang Anies janjikan ke mahasiswa Jambi? 'Saya sudah berkomitmen untuk memberantas semua kegiatan ilegal, semua itu harus diberikan sanksi tegas dan dihukum,' tutupnya.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Apa yang dibahas Anies dan Sandiaga? Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno mengakui pernah membahas rencana mendirikan partai politik (parpol) bersama Anies Baswedan.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Kenapa PDIP mempertimbangkan Anies untuk Pilgub Jakarta? 'Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua,' jelas dia.
-
Kenapa Anies-Cak Imin gencar kampanye? Di waktu yang tersisa, tiap paslon kian gencar turun ke lapangan menemui ribuan relawan dan pendukungnya di tiap daerah.
Muzani mengaku Anies-Sandiaga juga memberikan banyak program maupun janji kepada masyarakat. Meski begitu, pihaknya meyakini semua itu bukan sekedar khayalan sulit diwujudkan. Sebab semua program bakal tercapai sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia dan sumber dana dimiliki Jakarta.
"Kita tidak menjanjikan muluk-muluk bagi masyarakat Jakarta, kita tak menjanjikan 'simsalabim', kita menjanjikan yang bisa dan mampu dikerjakan.itu yang diharapkan masyarakat Jakarta," ujarnya.
Majelis Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid juga mengakui ada banyak hal negatif terjadi selama berlangsung Pilgub DKI. Terutama banyak pergerakan politik uang mulai dilakukan, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.
Bukan hanya ti, kata dia, ada juga upaya melakukan manipulasi hingga intimidasi. Untuk itu pihaknya meminta Bawaslu maupun KPU DKI Jakarta segera melakukan pengawasan lebih ketat dalam masalah ini.
Menurut Hidayat, bila kondisi ini terus dibiarkan maka bakal berdampak panjang bagi DKI Jakarta. Bahkan dirinya meyakini keadaan ini mengganggu masa depan Indonesia. Untuk itu, diharapkan Pilgub DKI bisa berjalan tertib.
"Pilgub DKI bukan hanya sekedar pilgub rasa Pilpres. Tapi ini juga penting bagi masa depan indonesia. Kita harap Pilgub DKI lebih berkualitas dibanding wilayah lain agar mereka yakin bahwa ini masih ibu kota Indonesia," jelas Hidayat.
Sementara itu, Anies mengklaim banyak masyarakat semakin merindukan perubahan bagi wilayahnya. Kondisi ini lantaran sudah banyak di antara mereka merasakan banyak terjadi kejanggalan sehingga diperlukan sebuah hal baru diyakini mampu memberikan kemajuan bagi kotanya.
Sehingga, lanjut Anies, belakangan masyarakat DKI Jakarta tidak hanya diam melihat kesalahan tersebut. Mereka akhirnya sadar perlu ada sebuah gerakan untuk menuju sebuah perubahan.
"Mereka menginginkan ada perubahan, karena mereka melihat ada masalah, maka mereka bergerak bila tak ada perubahan maka kita akan kalah. Maka itu kita harus bergerak," tegas Anies.
Anies juga meyakini bahwa para pendukungnya di DKI Jakarta telah tergerak sendiri selama masa Pilgub DKI. Kondisi ini bisa terlihat dari langkah dilakukan para lawannya, yakni Agus Yudhoyono-Sylviana Murni maupun Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
"Memang beda bila dikerjakan dari pusat dan profesional, artinya berbayar. berbayar itu spanduknya bagus-bagus, pasangnya pun rapih tempat-tempatnya pun tertata seragam," terangnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies mengaku merealisasikan puluhan janji politiknya
Baca SelengkapnyaDharma Pongrekun-Kun Wardana merupakan pasangan yang pertama kali mengumbar janji kepada warga Jakarta.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyindir mantan Gubernur Jakarta yang hanya mengumbar janji membuat perumahan layak bagi warga.
Baca SelengkapnyaSoal kemampuannya bertutur kata, Anies menyebut hal itu anugerah dari Tuhan.
Baca SelengkapnyaMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut, pembangunan IKN sudah mencapai 26 persen.
Baca SelengkapnyaKalau janji politik itu tidak bersenyawa, maka akan tidak nyambung.
Baca SelengkapnyaAnies menganggap kencangnya isu politik Pilkada Jakarta saat ini sebagai gosip.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan tak lama lagi akan ada partai-partai baru mendukungnya.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku, dirinya berkomunikasi dengan berbagai partai politik termasuk dengan Gerindra.
Baca SelengkapnyaJuru bicara RK-Suswono, Mulya Amri menegaskan konsep perubahan yang diusung Anies juga digunakan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPolitikus PPP Sandiaga Uno menilai peluang Anies Baswedan di Pilkada Jakarta besar.
Baca SelengkapnyaSelama kampanye, para Capres-Cawapres banyak mengumbar janji agar masyarakat terpikat dan memberikan hak suara
Baca Selengkapnya