Pilkada serentak dinilai rawan konflik
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Ahmad R Patria menyatakan tidak setuju dengan Pilkada serentak. Menurut Ahmad, Pilkada serentak sangat berbahaya dan rawan konflik.
"Saya secara pribadi tidak setuju dengan Pilkada serentak. Pilkada serentak itu rawan konflik di tengah situasi masyarakat Indonesia yang gampang emosional," jelas Ahmad dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (26/3).
Lanjut politisi Partai Gerindra itu, salah satu hal berbahaya dalam Pilkada serentak adalah efek domino dari suatu figur. Jika figur tersebut itu kalah di suatu tempat, akan berpengaruh bagi tempat lainnya yang bisa mengundang kericuhan.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Kenapa Pilkada DIY rawan konflik? Di beberapa daerah, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) rawan terjadi konflik, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Apa arti Pilkada? Pilkada adalah singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada sangat penting dalam menjaga kestabilan dan keseimbangan kekuasaan di tingkat daerah.
-
Apa arti dari Pilkada? Pilkada artinya Pemilihan Kepala Daerah, Berikut Tahapannya Pilkada artinya proses pemilihan umum di Indonesia yang dilakukan untuk memilih kepala daerah.
-
Kenapa Tindak Pidana Pemilu bisa mengancam demokrasi? Pemilu adalah fondasi bagi negara demokratis, dan tindakan kriminal yang terkait dengan proses ini dapat mengancam kesejahteraan masyarakat dan stabilitas politik.
"Pilkada itu ada militansi pendukung. Ini sangat berbahaya. Jika di tempat ini si A kalah maka bisa berpengaruh bagi tempat lainnya," pukas Ahmad.
Sementara itu, anggota Komisioner KPU Ferry K Rizkiyansyah mengatakan dalam Pilkada serentak diperlukan transparansi dan keterbukaan.
"Soal keterbukaan ini yang penting bagi saya bukanlah datanya tapi keterbukaan. Tidak hanya bagaimana mengetahui data tapi prinsip kebebasan mendapatkan informasi mengenai data supaya publik tahu siapa calon yang bertarung," katanya.
Menurut Ferry, open data Pilkada itu nantinya meliputi data pemilih, data pasangan calon, data TPS, dan data penghitungan rekapitulasi suara yang bisa dibuka oleh semua orang melalui situs website. Lebih lanjut Ferry menjelaskan, untuk setiap calon dalam Pilkada rekam jejaknya juga bisa diketahui melalui open data tersebut.
"Kami akan ke depankan prinsip dapat diakses oleh siapa saja dan dapat digunakan kembali data-data tersebut," pukas Ferry.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengungkap potensi kerawanan konflik di daerah yang menggelar Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.
Baca SelengkapnyaIni terjadi karena pemilih dan peserta atau calon kepala daerah memiliki kedekatan yang lebih, bahkan diwarnai unsur kekeluargaan dalam kompetisi.
Baca SelengkapnyaPolri sudah melakukan pemetaan terhadap beberapa wilayah yang rawan akan terjadinya gangguan selama proses Pilkada.
Baca SelengkapnyaPesan itu disampaikan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto saat Rapat Koordinasi Penyelenggara Pilkada Serentak 2024.
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca Selengkapnya"Jangan mengambil rIsiko terlalu tinggi," kata Mendagri Tito.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah menjadi salah satu titik rawan Pilkada 2024, KPU beberkan sejumlah faktornya.
Baca SelengkapnyaSalah satu alasan DPR mewacana hal tersebut karena melihat pertarungan dalam Pilkades lebih keras bahkan banyak korban jiwa.
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan, setiap calon harus diberikan pengertian bahwa setiap pertandingan ada yang menang dan kalah.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah daerah tidak memasilitasi maka pilkada serentak pasti akan terganggu.
Baca SelengkapnyaSelain Papua, yang menjadi konsen TNI dalam pengamanan pada Pilkada nanti yakni di Aceh.
Baca Selengkapnya