Pilkada sunyi senyap, KPU dituding asal-asalan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo pernah mengutarakan keheranannya karena gaung dan kemeriahan jelang Pilkada serentak tidak terdengar. Anggota DPRD Jawa Timur Agatha Retnosari juga merasakan hal serupa.
"Ini terbukti di dua daerah, yaitu Sidoarjo dan Surabaya yang tidak nampak gebyarnya. Sunyi-sepi dan senyap. Itu gambaran pelaksanaan Pilkada serentak tahun ini," cetus Agatha, Kamis (26/11).
Legislator dari Dapil I Surabaya-Sidoarjo ini melihat, kondisi ini tidak lepas dari tak maksimalnya sosialisasi yang dilakukan KPU. Padahal dana yang disiapkan sangat besar. Dia mencontohkan di Surabaya-Sidoarjo dengan total Rp 100 miliar, menggunakan dana APBD.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Pilkada Serentak 2024 penting? Pilkada Serentak 2024 adalah salah satu momen penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Dilaksanakan serentak di berbagai daerah, Pilkada ini akan memilih kepala daerah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Pemilihan ini tidak hanya menentukan pemimpin yang akan mengarahkan pembangunan daerah, tetapi juga mencerminkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi.
-
Apa itu TPS dalam Pemilu? TPS dalam Pemilu merupakan singkatan dari Tempat Pemungutan Suara. TPS merupakan lokasi atau tempat dimana pemilih akan memberikan suaranya dalam pemilihan umum atau Pemilu.
-
Kapan Pilkada serentak dilaksanakan? Pilkada serentak dilaksanakan pada tahun 2024, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam peraturan tersebut.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
"Tapi gebyar-nya mana? KPU-Panwaslu masih terjebak pada sosialisasi model klasik," keluhnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga menyoroti penempatan baliho dan spanduk yang buruk serta rusaknya sejumlah alat peraga kampanye sebagai salah satu faktor yang membuat pelaksanaan Pilkada kurang meriah.
"Ini semakin menguatkan asumsi bahwa sosialisasi Pilkada, dilaksanakan asal-asalan. Padahal itu uang rakyat lho yang dipakai. Mbok yo jangan asal-asalan," sindirnya.
Kondisi ini dikhawatirkan berpengaruh pada kehadiran pemilih di TPS saat pelaksanaan Pilkada serentak pada 9 Desember 2015. Agatha menduga, sosialisasi dengan cara kuno, klasik dan asal-asalan, berpotensi besar mempengaruhi tingkat kehadiran pemilih di TPS.
"Bisa dipastikan, bila dalam dua minggu terakhir ini, KPU dan Panwaslu sebagai penyelenggara tidak memperbaiki diri, maka kehadiran pemilih di TPS akan turun drastis," analisanya.
Prediksi Agatha bukan tanpa alasan. Dari hasil survei yang dilakukan pihaknya, baru 67 persen masyarakat yang tahu tentang pelaksanaan pilkada serentak. Baru 54 persen masyarakat yang paham pentingnya Pilkada.
"Termasuk rendahnya pemahaman pemilih tentang visi-misi dan program yang diusung calon. Ini sudah benar-benar mengkhawatirkan," gerutunya.
Dia kembali menyalahkan KPU. Di era yang semakin modern, KPU seharusnya bisa melakukan sosialisasi secara lebih efektif dan kreatif.
"KPU Surabaya dan Sidoarjo, harus kreatif. Seharusnya sejak jauh hari memanfaatkan viral penyebaran lewat jalus sosial media atau media elektronik, yang tidak memakan banyak biaya, tapi efektif mendorong kehadiran pemilih, terutama pemilih pemula," tandasnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu mengatakan sempat ada kampanye di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur
Baca SelengkapnyaKPU Tetapkan Pencoblosan Ulang di 12 Daerah di Sumbar pada 24 Februari
Baca SelengkapnyaGangguan terjadi karena ada ketidakpuasan pemilih dengan layanan KPPSLN.
Baca SelengkapnyaDiketahui, wacana Pilkada serentak 2024 dipercepat terus bergulir. Ada usulan Pilkada dimajukan September dari semula digelar November 2024.
Baca SelengkapnyaPSU Kuala Lumpur dilakukan dalam satu hari dengan dua metode, yaitu kotak suara keliling (KSK) dan TPS.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menanggapi soal KPU tidak lagi menampilkan grafik perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024 di Sirekap.
Baca SelengkapnyaKetua KPU Hasyim Asy'ari menginginkan agar pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 lebih cepat dari jadwal.
Baca Selengkapnya“Kami menilai bahwa KPU tidak siap dan tidak cermat sehingga membuat perbedaan isi dan tulisan di amplop,” ujar Acep
Baca SelengkapnyaPoses kandidasi yang telah terjadi dalam Pilkada 2024 dinilai sangat jauh dari prinsip-prinsip demokrasi.
Baca SelengkapnyaMinat warga untuk hadir di TPS untuk memberikan suara menurun.
Baca SelengkapnyaKetua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud Aria Bima menyoroti banyaknya kecurangan pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBawaslu Kota Tangerang Selatan merekomendasikan pelaksanaan pencoblosan pada 16 TPS yang tertunda akibat banjir, dilaksanakan pada akhir pekan ini.
Baca Selengkapnya