Pilpres 2019 disebut hanya tinggal perebutan kursi Cawapres
Merdeka.com - Pilpres 2019 dinilai akan mengulang pertarungan pada 2014 lalu antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Kini yang menjadi perhatian adalah sosok cawapres yang akan mendampingi kedua calon tersebut.
Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Zaenal A Budiyono menilai, rematch 2014 terjadi karena peluang munculnya poros ketiga semakin kecil, terutama jika gugatan pasal 222 di UU Pemilu tentang ambang batas capres 20 persen kalah di MK. Selain itu tidak adanya nama kuat selevel Jokowi dan Prabowo mengakibatkan banyak parpol cenderung bermain aman agar tidak kalah.
Dosen FISIP Universitas Al Azhar Indonesia ini mengatakan, pertarungan sengit justru terjadi di posisi Cawapres. Dimana hingga kini sejumlah nama terus dibahas para elite kedua kubu.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Apa yang dituduhkan ke Prabowo terkait Pilpres 2014? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Siapa yang Golkar usung jadi cawapres Prabowo? Ia mengatakan, Golkar akan menyodorkan kader terbaiknya Airlangga Hartarto untuk mendampingi Prabowo.
"Salah satu nama yang disinyalir memiliki peluang, salah satunya Gatot Nurmantyo. Namanya kerap di posisi tiga besar tiga Capres, atau (merujuk sejumlah survei) berada di peringkat satu kalau untuk Cawapres Jokowi. Meski demikian, langkah Gatot tidak mudah," kata Zaenal dalam pesan singkatnya, Senin (25/6).
Dia menjelaskan, di internal Jokowi untuk nama-nama profesional, selain Gatot masih ada nama Moeldoko, Mahfud MD, Susi Pudjiastuti atau Sri Mulyani. Keempatnya bukan nama sembarangan, karena memiliki rekam jejak mentereng.
Moeldoko adalah mantan panglima TNI, dan sekarang ketua Kantor Staf Presiden (KSP). Mahfud MD memiliki pengalaman di birokrasi, selain akademisi. Susi dikenal sebagai menteri berprestasi, sementara Sri Mulyani terakhir meraih gelar sebagai menteri keuangan terbaik di dunia.
"Kedua, selain nama-nama dari internal Jokowi, koalisi parpol pendukung juga menyuguhkan nama-nama kuat. Mulai dari Muhaimin Iskandar, Romahurmuziy hingga Airlangga Hartarto. Bila pertimbangannya untuk perimbangan kekuatan politik dan memperkuat elektabilitas, Jokowi cenderung akan memilih calon dari parpol yang sudah memiliki basis," kata Zaenal lagi.
Lalu bagaimana dengan kandidat Cawapres di kubu Prabowo Subianto?
Zaenal menilai, sulit membayangkan jika Prabowo duet dengan Gatot Nurmantyo. Karena keduanya memiliki latar belakang yang sama, yaitu militer. Pengalaman 2014, Prabowo yang berpasangan dengan sipil (Hatta Rajasa) justru hanya kalah tipis dari Jokowi–JK.
Mempertahankan momentum 2014 menjadi penting bagi Prabowo, dan dalam upaya ke sana, kata Zaenal, Prabowo membutuhkan sosok sipil yang mumpuni.
Partner Gerindra, PKS sendiri sejauh ini belum secara terang mendorong Gatot. Mereka lebih fokus mendukung sembilan nama dari internal PKS yang juga untuk kepentingan Pileg mendatang.
"Satu-satunya peluang adalah mengharapkan poros ketiga mencalonkan Gatot sebagai Capres. Tapi sekali lagi peluangnya sangat kecil, karena Demokrat juga memiliki calon tak kalah menarik pada diri AHY," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika 2014 pun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan hal yang sama.
Baca SelengkapnyaPrabowo pertama kali mengikuti debat Pilpres pada 2009.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN memberikan dukungan kepada Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar menyiapkan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur bukan sebagai Cawapres Ganjar.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto kembali maju dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Baca SelengkapnyaPrabowo dianggap bisa melanjutkan program yang sudah digagas Jokowi.
Baca Selengkapnya"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"
Baca SelengkapnyaPrabowo berharap kontestasi Pemilu 2024 ini dijalani dengan fair dan terpenting setiap calon mengedepankan rasa cinta Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKoalisi pendukung berambisi untuk bisa menang dalam satu putaran di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) sempat bertarung di Pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaBelum adanya sikap dari bacapres membuat pergerakan koalisi terus dinamis. Hal itu menyusul, akan adanya pertemuan antara PKB dan PDIP.
Baca Selengkapnya