Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pilpres 2019 disebut hanya tinggal perebutan kursi Cawapres

Pilpres 2019 disebut hanya tinggal perebutan kursi Cawapres Ilustrasi Pemilu. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Pilpres 2019 dinilai akan mengulang pertarungan pada 2014 lalu antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Kini yang menjadi perhatian adalah sosok cawapres yang akan mendampingi kedua calon tersebut.

Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Zaenal A Budiyono menilai, rematch 2014 terjadi karena peluang munculnya poros ketiga semakin kecil, terutama jika gugatan pasal 222 di UU Pemilu tentang ambang batas capres 20 persen kalah di MK. Selain itu tidak adanya nama kuat selevel Jokowi dan Prabowo mengakibatkan banyak parpol cenderung bermain aman agar tidak kalah.

Dosen FISIP Universitas Al Azhar Indonesia ini mengatakan, pertarungan sengit justru terjadi di posisi Cawapres. Dimana hingga kini sejumlah nama terus dibahas para elite kedua kubu.

"Salah satu nama yang disinyalir memiliki peluang, salah satunya Gatot Nurmantyo. Namanya kerap di posisi tiga besar tiga Capres, atau (merujuk sejumlah survei) berada di peringkat satu kalau untuk Cawapres Jokowi. Meski demikian, langkah Gatot tidak mudah," kata Zaenal dalam pesan singkatnya, Senin (25/6).

Dia menjelaskan, di internal Jokowi untuk nama-nama profesional, selain Gatot masih ada nama Moeldoko, Mahfud MD, Susi Pudjiastuti atau Sri Mulyani. Keempatnya bukan nama sembarangan, karena memiliki rekam jejak mentereng.

Moeldoko adalah mantan panglima TNI, dan sekarang ketua Kantor Staf Presiden (KSP). Mahfud MD memiliki pengalaman di birokrasi, selain akademisi. Susi dikenal sebagai menteri berprestasi, sementara Sri Mulyani terakhir meraih gelar sebagai menteri keuangan terbaik di dunia.

"Kedua, selain nama-nama dari internal Jokowi, koalisi parpol pendukung juga menyuguhkan nama-nama kuat. Mulai dari Muhaimin Iskandar, Romahurmuziy hingga Airlangga Hartarto. Bila pertimbangannya untuk perimbangan kekuatan politik dan memperkuat elektabilitas, Jokowi cenderung akan memilih calon dari parpol yang sudah memiliki basis," kata Zaenal lagi.

Lalu bagaimana dengan kandidat Cawapres di kubu Prabowo Subianto?

Zaenal menilai, sulit membayangkan jika Prabowo duet dengan Gatot Nurmantyo. Karena keduanya memiliki latar belakang yang sama, yaitu militer. Pengalaman 2014, Prabowo yang berpasangan dengan sipil (Hatta Rajasa) justru hanya kalah tipis dari Jokowi–JK.

Mempertahankan momentum 2014 menjadi penting bagi Prabowo, dan dalam upaya ke sana, kata Zaenal, Prabowo membutuhkan sosok sipil yang mumpuni.

Partner Gerindra, PKS sendiri sejauh ini belum secara terang mendorong Gatot. Mereka lebih fokus mendukung sembilan nama dari internal PKS yang juga untuk kepentingan Pileg mendatang.

"Satu-satunya peluang adalah mengharapkan poros ketiga mencalonkan Gatot sebagai Capres. Tapi sekali lagi peluangnya sangat kecil, karena Demokrat juga memiliki calon tak kalah menarik pada diri AHY," tutupnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dejavu Pemilu 2014, PPP Yakin Jokowi Tak Terlibat Politik Praktis
Dejavu Pemilu 2014, PPP Yakin Jokowi Tak Terlibat Politik Praktis

Ketika 2014 pun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan hal yang sama.

Baca Selengkapnya
Panggung Debat Pilpres Keempat Prabowo
Panggung Debat Pilpres Keempat Prabowo

Prabowo pertama kali mengikuti debat Pilpres pada 2009.

Baca Selengkapnya
Berebut Kursi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Berebut Kursi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024

PKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.

Baca Selengkapnya
PAN dan Golkar Dukung Prabowo, Pengamat: Bisa Disinyalir Kode Jokowi
PAN dan Golkar Dukung Prabowo, Pengamat: Bisa Disinyalir Kode Jokowi

Golkar dan PAN memberikan dukungan kepada Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya
Koalisi Sepakat Bakal Cawapres Prabowo Digodok Bersama
Koalisi Sepakat Bakal Cawapres Prabowo Digodok Bersama

Partai Golkar menyiapkan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur bukan sebagai Cawapres Ganjar.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sudah Berapa Kali Nyalon di Pilpres? Kini Jadi Capres Bersama Putra Presiden RI
Prabowo Sudah Berapa Kali Nyalon di Pilpres? Kini Jadi Capres Bersama Putra Presiden RI

Prabowo Subianto kembali maju dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

Baca Selengkapnya
Indikator Politik Sebut Prabowo Diasosiasikan Sebagai Capres Bisa Lanjutkan Program Jokowi
Indikator Politik Sebut Prabowo Diasosiasikan Sebagai Capres Bisa Lanjutkan Program Jokowi

Prabowo dianggap bisa melanjutkan program yang sudah digagas Jokowi.

Baca Selengkapnya
Golkar dan PAN Dukung Prabowo, PPP: De Javu 2014 Jokowi 'Dikeroyok' Koalisi Partai Besar
Golkar dan PAN Dukung Prabowo, PPP: De Javu 2014 Jokowi 'Dikeroyok' Koalisi Partai Besar

"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"

Baca Selengkapnya
Prabowo: Kita Tidak Malu-Malu Bahwa Kita Tim Jokowi
Prabowo: Kita Tidak Malu-Malu Bahwa Kita Tim Jokowi

Prabowo berharap kontestasi Pemilu 2024 ini dijalani dengan fair dan terpenting setiap calon mengedepankan rasa cinta Tanah Air.

Baca Selengkapnya
PDIP Cari Cawapres yang Bisa Bikin Ganjar Menang Satu Putaran, Ini Kandidatnya
PDIP Cari Cawapres yang Bisa Bikin Ganjar Menang Satu Putaran, Ini Kandidatnya

Koalisi pendukung berambisi untuk bisa menang dalam satu putaran di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Sengit di 2019, Kini Jokowi 'Bantu' Elektabilitas Prabowo
Sengit di 2019, Kini Jokowi 'Bantu' Elektabilitas Prabowo

Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) sempat bertarung di Pilpres 2019.

Baca Selengkapnya
Lika-liku Perjodohan Capres dan Cawapres Jomblo
Lika-liku Perjodohan Capres dan Cawapres Jomblo

Belum adanya sikap dari bacapres membuat pergerakan koalisi terus dinamis. Hal itu menyusul, akan adanya pertemuan antara PKB dan PDIP.

Baca Selengkapnya