Pemred Obor Rakyat: Pertanyaan penyidik lebih sulit dari SNMPTN
Merdeka.com - Tim penyidik Bareskrim Polri selesai memeriksa Pimpinan Redaksi Obor Rakyat Setriyadi Boediono sebagai saksi. Setriyadi mengaku penyidik banyak memberikan pertanyaan dan lebih sulit dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Adalah itu rahasia, tanya penyidik. Pertanyaannya banyak, lebih sulit dari test SNPTN, lebih sulit dari UAN. Wartawan kan biasa ngasih pertanyaan sulit, juga siap dikasih pertanyaan sulit," ujar Setriyadi kepada wartawan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/6).
Setriyadi mengaku memberitakan calon legislatif dari PDI Perjuangan (PDIP) yang beragama non-muslim itu berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia mengklaim, jika pemberitaannya itu sudah memiliki unsur akurasi berita.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang membuat PKD pemilu? Di Indonesia terdapat lembaga khusus yang melakukan pengawasan pemilu, tidak lain adalah Bawaslu. Pengawasan tidak hanya bersifat nasional, namun juga terbagi dalam daerah-daerah yang lebih kecil. Tidak heran, jika Bawaslu membentuk PKD di setiap daerah.
-
Bagaimana PDI Perjuangan menyaring calon gubernur? Politisi asal Yogyakarta itu menjelaskan bahwa nama bakal calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan akan disaring melalui usulan dewan pimpinan cabang (DPC) dan dewan pimpinan daerah (DPD).
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang terlibat dalam Pemilu? Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu mekanisme fundamental dalam sistem demokrasi yang memungkinkan warga negara untuk secara langsung atau tidak langsung memilih para pemimpin dan wakilnya.
"Saya tunjukan, apa akurasi data. 184 Caleg non-muslim dari data laman KPU, terus sumber-sumber pemberitaan yang lain saya sebutkan," jelasnya.
Ketika salah satu wartawan MetroTV menanyakan, apakah ada motif politik untuk membuat Tabloid Obor Rakyat, dia pun menyindir kantor wartawan tersebut untuk tidak memberitakan miring terhadap capres Prabowo Subianto.
"Enggak ada. Anda dari MetroTV pertanyaannya ada motif politik enggak? Saya kira enggak ada yah. Anda tidak bermotif menyerang Prabowo kan?" jawab Setriyadi dengan nada tinggi.
Pantauan merdeka.com, Senin (23/6), Setriyadi yang ditemani pengacaranya Hinca Panjaitan diperiksa selama 7 jam oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri. Sekeluarnya dari gedung, dia langsung memamerkan cover tabloid itu kepada sejumlah wartawan.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dituduh Manipulasi Hasil Verifikasi PKN dan Partai Ummat, Komisioner KPU Pangkep Jalani Sidang Etik
Baca SelengkapnyaMaruarar menyampaikan bahwa sepertinya PDIP tidak hanya melihat calon dari elektabilitasnya saja
Baca SelengkapnyaMenurut dia, PKB bisa mengambil manfaat penuh dari peristiwa politik saat ini
Baca SelengkapnyaPada Pemilu yang pertama kali secara langsung baik itu untuk legislatif maupun presiden dan wakil presiden itu, PDIP kalah.
Baca SelengkapnyaSudirman mengatakan, perasaannya campur aduk terhadap hasil survei itu.
Baca SelengkapnyaMenurut Adian, pihaknya juga tidak peduli apapun pernyataan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaSentilan ini merespons sejumlah pernyataan Maruarar soal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Ribka, banyak calon Kepala daerah PDI Perjuangan ditinggalkan partai politik.
Baca SelengkapnyaSekretaris PPLN Kuala Lumpur berdalih ketika itu perwakilan parpol tidak setuju dengan angka sekitar 270 ribu pemilih DPT Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Baca SelengkapnyaPSI menilai tidak semua kader PDI Perjuangan memenangkan Pilkada di 14 provinsi tersebut.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan memiliki elektabilitas mencapai 16,4 persen. Partai Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas 14,6 persen.
Baca SelengkapnyaKepastian Partai Keadilan Sejahtera mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) menemukan jalan buntu.
Baca Selengkapnya