Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PKB Diprediksi Jadi Partai Islam yang Selamat di Pemilu 2019

PKB Diprediksi Jadi Partai Islam yang Selamat di Pemilu 2019 Kampanye PKB di Pulomas. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Politik kontemporer di Indonesia diwarnai dengan kebangkitan populisme Islam. Sejak gelombang reformasi, perda-perda syariah diberlakukan di berbagai daerah. Warna Islam semakin menguat dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Tetapi apakah partai-partai Islam berhasil menguasai perpolitikan dalam kontestasi dengan partai-partai nasionalis?

Pada Pemilu 2014 saja hanya PKB yang mampu menembus posisi lima besar. PDIP, Golkar, Gerindra dan Demokrat menjadi juara saat itu. Partai-partai berbasiskan Islam seperti PKS, PAN, dan PPP hanya mampu menempati posisi papan tengah. Terakhir PBB yang mengklaim sebagai pewaris semangat Masyumi gagal meraih kursi di parlemen.

"Partai-partai nasionalis cenderung mengalami peningkatan dibanding partai-partai berbasis Islam," kata Direktur Eksekutif Indometer (Barometer Politik Indonesia) Leonard seperti dilansir dari Antara, Sabtu (13/4).

Temuan survei Indometer menunjukkan elektabilitas PDIP naik (25,5 persen), demikian pula dengan Gerindra (14,8 persen). Hanya Demokrat yang turun elektabilitasnya (5,9 persen).

Di antara partai berbasis Islam, PKB mengalami kenaikan (9,2 persen) dan mempertahankan posisi di lima besar. Pada papan tengah, hanya PKS yang naik elektabilitasnya (3,9 persen). PAN turun elektabilitasnya (3,4 persen), begitu pula dengan PPP (3,3 persen). PBB tetap berada pada papan bawah (0,8 persen) dan diprediksi kembali gagal melenggang ke Senayan.

Partai-partai nasionalis lainnya menempati posisi papan tengah, seperti Nasdem (4,3 persen) dan Partai Solidaritas Indonesia (3,8 persen). Lalu ada Perindo (2,0 persen) dan Hanura (1,2 persen). Sisanya terlempar ke papan bawah, yaitu PKPI (0,7 persen), Berkarya (0,6 persen), dan Garuda (0,1 persen). Seperti halnya PBB, partai-partai ini pun sulit untuk dapat lolos ambang batas parlemen.

Dalam peta pemilihan presiden (Pilpres), tokoh-tokoh nasionalis menempati posisi kunci sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres). Hanya Jokowi yang didampingi oleh ulama NU Kyai Ma’ruf Amin, sedangkan Prabowo lebih memilih Sandiaga Uno dibanding tokoh-tokoh Islam yang pernah diusulkan dalam ijtima ulama.

"Pasangan calon (paslon) Jokowi-Ma’ruf sebagai kombinasi nasionalis dan relijius (Islam) unggul dengan elektabilitas 55,6 persen," kata Leonard.

Prabowo-Sandi tertinggal dengan raihan elektabilitas 32,9 persen. Menariknya, Jokowi justru kerap menjadi korban serangan hoaks anti-Islam. Sebaliknya dengan Prabowo yang dituduh mengakomodasi kepentingan kelompok-kelompok pengusung ideologi khilafah.

Karena itu, menurut Leonard, wajar jika mantan presiden SBY melancarkan kritik terhadap kampanye akbar Prabowo-Sandi yang dinilai eksklusif. Demokrat tampak menginginkan warna nasionalis tidak luntur oleh kuatnya label khilafah di kubu Prabowo-Sandi.

"Kubu petahana Jokowi-Ma'ruf lebih elegan dalam mengakomodasi representasi ideologi nasionalis dan Islam," pungkas Leonard.

Survei INDOMETER dilakukan pada 26 Maret–2 April 2019, dengan jumlah responden 1280 orang mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling), dengan margin of error ±2,98 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diendorse Jokowi, Elektabilitas Prabowo di Jatim Melesat
Diendorse Jokowi, Elektabilitas Prabowo di Jatim Melesat

Prabowo mendapatkan dukungan sebesar 33,7 persen di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Ini Kerugian Prabowo usai Ditinggal Cak Imin jadi Cawapres Anies Baswedan
Ini Kerugian Prabowo usai Ditinggal Cak Imin jadi Cawapres Anies Baswedan

Suara Prabowo Subianto diduga bisa gembos karena ditinggal PKB

Baca Selengkapnya
Survei Poltracking: PKB Pimpin Jawa Timur, PPP dan PKS Tak Lolos Ambang Batas Parlemen
Survei Poltracking: PKB Pimpin Jawa Timur, PPP dan PKS Tak Lolos Ambang Batas Parlemen

Sementara elektabilitas PDIP dan Gerindra berada di bawah PKB.

Baca Selengkapnya
Pemilih Jokowi di 2019 Beralih Dukung Prabowo
Pemilih Jokowi di 2019 Beralih Dukung Prabowo

Prabowo diasosiasikan sebagai bacapres yang paling direstui Jokowi.

Baca Selengkapnya
Prabowo-Gibran Unggul di Jatim, Tiga Faktor Ini Jadi Pendongkraknya!
Prabowo-Gibran Unggul di Jatim, Tiga Faktor Ini Jadi Pendongkraknya!

Setidaknya ada tiga faktor yang membuat elektabilitas Prabowo-Gibran mendominasi kota yang terkenal dengan kesenian reog tersebut.

Baca Selengkapnya
Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain
Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain

Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Populi Center: Prabowo-Gibran Naik di Semua Daerah Penting, Kecuali Pemilih Muhammadiyah
Survei Terbaru Populi Center: Prabowo-Gibran Naik di Semua Daerah Penting, Kecuali Pemilih Muhammadiyah

Dukungan Prabowo-Gibran dari pemilih berbasis agama ada peningkatan dari pemilih beragama Islam dari 43,2 persen menjadi 47,6 persen.

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Litbang Kompas: Efek Jokowi Angkat Elektabilitas Prabowo-Gibran, Jatuhkan Ganjar-Mahfud
Survei Terbaru Litbang Kompas: Efek Jokowi Angkat Elektabilitas Prabowo-Gibran, Jatuhkan Ganjar-Mahfud

Prabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Survei Indikator Politik: PDIP Turun Ditempel Gerindra, Jokowers Pindah ke Partai Lain
VIDEO: Survei Indikator Politik: PDIP Turun Ditempel Gerindra, Jokowers Pindah ke Partai Lain

Dari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023

Baca Selengkapnya
Partai Gelora Tolak PKS Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Gelora Tolak PKS Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menolak wacana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP: Pemilu 2024 Bukan Jokowi Effect, Tapi Bansos dan Intimidasi Effect
Hasto PDIP: Pemilu 2024 Bukan Jokowi Effect, Tapi Bansos dan Intimidasi Effect

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menilai pemilihan umum (Pemilu) 2024 bukan sekedar Jokowi effect.

Baca Selengkapnya
Jokowi Effect Dinilai jadi Faktor Utama Pemilih PDIP Alihkan Dukungan ke Prabowo
Jokowi Effect Dinilai jadi Faktor Utama Pemilih PDIP Alihkan Dukungan ke Prabowo

Prabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya